Analisis tebal perkerasan tegar rencana ruas Jalan Tol Nganjuk Kertosono

WIJAYA, Sucitra, Ir. Wardhani Sartono, M.Sc

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Suatu perencanaan tebal perkerasan jalan baru banyak digunakan metode dalam perhitungan salah satunya yang umum dipakai di indonesia yaitu metode Bina Marga dan AASHTO. Pada penelitian ini peneliti mencoba menggunakan metode AUSTROADS untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari metode AASHTO untuk menganalisis fatik dan erosi yang terjadi pada hasil desain tebal perkerasan masing – masing metode sehingga kerusakan yang terjadi dapat diketahui pada tiap tebal yang dianalisis dan mengetahui pada ketebalan berapa hasil desain dapat diterapkan dilapangan. Langkah awal pada penelitian ini yaitu menghitung tebal perkerasan dengan menghitung LHR awal dan LHR rencana dengan menentukan beban masing – masing kendaraan rencana. Setelah didapat hasil tebal perkerasan kemudian dianalisis dengan menetukan bahu jalan yang dipakai, mutu beton, CBR rencana dan perkirakan jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana, CBR efektif, Kuat tarik beton, Faktor keamanan beban, Tegangan ekivalen, Faktor erosi, Rasio tegangan, Hitung persentase fatik dan erosi terhadap jumlah repetisi ijin. Apabila hasil analisis fatik dan erosi telah ketahui > 100 % ulangi hitungan sampai didapat hasil hitungan analisis fatik dan analisis erosi ≤ 100 %. Penelitian ini didapatkan nilai hasil analisis fatique dan analisis erosi pada tebal 20 cm ( 341960 % > 100 % , 2788,8 > 100 %), 25 cm ( 2720 % > 100 %, 645,6 > 100 %), 26 cm ( 357,89 % > 100 %, 276,6 % > 100 %), 27 cm ( 97 % ≤ 100 %, 97,9 % > 100 %), 28 cm ( 68 ≤ 100 %, 62 % ≤ 100 % ), 29 cm ( 0 % ≤ 100 %, 0 % ≤ 100 % ). Dari hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa tebal perkerasan pada ketebalan 27 cm adalah tebal yang optimal dan sesuai dengan hasil perhitungan dengan metode AASHTO maka hasil perhitungan dengan tebal 27 cm dapat diterapkan atau dipakai untuk mendapatkan hasil desain yang sesuai dengan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama umur rencana.

Planning a bold new path pavement are widely used methods in the calculation of one commonly used in Indonesia is the method of Bina Marga and AASHTO. In this study the researchers tried to use AUSTROADS method to compare the results obtained from the AASHTO method to analyze fatigue and erosion that occurred in the thick pavement design each method so that the damage can be seen in every thick and learn to analyze how the design thickness can be applied in the field. Initial step in this research is calculated by counting the thick pavement early LHR and LHR plans to determine their weight - each vehicle plans. Having obtained the results of thick pavement determine then analyzed with the shoulder is used, the quality of concrete, CBR plans and estimate the number of commercial vehicle axis during the life of the plan, effective CBR, Strong tensile concrete, load safety factor, voltage equivalent, erosion factors, the voltage ratio, Calculate percentage of fatigue and erosion of the number of reps permission. If the results of fatigue analysis and the erosion has been known > 100% repeat the count until the count of the results obtained in fatigue analysis and the analysis of erosion ≤ 100%. This study analyzes the value obtained fatique and erosion analysis of 20 cm thick (341,960% > 100%, 2788.8 > 100%), 25 cm (2720% > 100% 645.6 > 100%), 26 cm (357 , 89% > 100%, 276.6% > 100%), 27 cm (97% ≤ 100%, 97.9% ≤ 100%), 28 cm (68 ≤ 100%, 62% ≤ 100%), 29 cm (0% ≤ 100%, 0% ≤ 100%). From the analysis above can be seen that the thicker the thickness of pavement is 27 cm thick, the optimum and calculated in accordance with AASHTO method is calculated with 27 cm thick can be applied or used to obtain results that match the design of safety and comfort of road users during age plan.

Kata Kunci : Analisis fatique,Analisis erosi, fatique analysis, Analysis of erosion