Perubahan pertunjukan wayang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta di zaman teknologi komunikasi informasi
ENDO, Yu, Prof. Dr. Soetarno, DEA
2009 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaTesis ini berjudul “Perubahan Pertunjukan Wayang Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta di Zaman Teknologi Komunikasi Informasiâ€. Dalam penelitian ini wayang kulit, baik yang klasik maupun gaya baru, yang muncul di beberapa dasawarsa ini, dianggap sebagai suatu fenomena budaya. Gejala dunia wayang dewasa ini diterima tanpa dinilai dari aspek mutu, nilai sosial, dan lain-lain, sehingga korelasi antara wayang kulit klasik dan wayang baru, ataupun hubungan antara wayang dan masyarakat terlihat jelas. Penelitian ini dapat memberi pandangan baru tentang wayang kulit. Permasalahan yang diangkat dengan penelitian ini diarahkan pada latar belakang perubahan apa yang terjadi pada bentuk wayang kulit selama ini. Selain itu juga pada apa dampak teknologi komunikasi informasi terhadap masyarakat dan pertunjukan wayang, serta gejala apa yang terjadi di dunia pewayangan dewasa ini. Tesis ini merupakan hasil penelitian pustaka dan penelitian lapangan yang dilaksanakan di beberapa daerah, yaitu daerah perkotaan, daerah pinggiran kota dan daerah pertanian di Yogyakarta. Objek kajian penelitian adalah pertunjukan wayang kulit, bukan sekadar wayang kulit klasik, tetapi juga wayang kulit baru. Fokus kajian diarahkan pada perubahan wayang kulit yang dipicu oleh kreasi para pelaku seni dan dorongan masyarakat yang mengalami perubahan sosial yang berlatar belakang perkembangan teknologi komunikasi informasi. Untuk membahas permasalahan ini, pendekatan ilmu-ilmu budaya dan teori fenomenologi digunakan sebagai pijakan analisis hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wayang kulit baru yang diciptakan berturut-turut mempengaruhi wayang kulit semalam suntuk, sehingga membawa suatu inovasi padanya. Dengan demikian, wayang kulit dapat memperbaharui dan mempertahankan diri sesuai dengan arus zaman sambil memenuhi tuntutan masyarakat. Wayang kulit tetap eksis sambil mencerminkan masyarakat di zamannya.
The present thesis entitles “The Change of Wayang Kulit Performance in The Province Yogyakarta in The Age of Information Communication Technologyâ€. In this research, wayang kulit, both classical and contemporary styles, emerging in several decades, have been considered as cultural phenomena. The recent phenomenon of wayang’s world is accepted without viewing from the aspects of quality, social values, etc.; hence, the correlation between classical and contemporary wayang kulit, or the relationship between wayang kulit and the society is clearly seen. This research can provide new paradigm on wayang kulit. Problem raised in the research focuses on the background of changes available in the form of recent wayang kulit performance. In addition, it is also highlights on the impacts of information communication technology on the society and wayang kulit, and the recent phenomena observed in the wayang’s world. This is the result of literature study and field study conducted in some areas, namely urban, suburb, and agricultural area of Yogyakarta. Research object involved wayang kulit performance, not only involving classical but also contemporary styles. Research was focused on the changes of wayang kulit stimulated by the creativity of arts player and support of publics undergoing social changes with information communication technology development. The cultural science and anthropological phenomenology were used in this research. Based on the results of the research, it is concluded that contemporary wayang kulit that is respectively created has influenced all night long wayang kulit performance; hence, it has brought innovation. Therefore, wayang kulit is able to perform its self-reformation and self-existence with the age while it also fulfils the demand of public. The wayang kulit performance keeps existence while it reflects the community of the contemporary age.
Kata Kunci : wayang kulit baru, teknologi komunikasi informasi, contemporary wayang kulit, information communication technology