Laporkan Masalah

Analisis manajemen konflik oleh polisi dalam penanganan unjuk rasa :: Studi kasus unjuk rasa mahasiswa di Kampus Unas, Mei 2008

MARGONO, Jodi Setyo, Dr. Nanang Pamuji Mugasejati

2009 | Tesis | S2 Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses intervensi Polisi dalam menangani unjuk rasa mahasiswa dalam menolak kenaikkan harga BBM di Kampus Unas. Latar belakang pemilihan judul ini adalah banyaknya unjuk rasa yang dilakukan oleh pengunjuk rasa terutama mahasiswa yang berujung terjadinya bentrokan dengan aparat Kepolisian. Dalam menghadapi unjuk rasa tersebut dibutuhkan peranan Polri guna melakukan intervensi sehingga bentrokan/ kekerasan yang sering terjadi selama ini dapat dicegah atau paling tidak bisa diminimalisir. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan cara pengamatan dan wawancara dengan pedoman serta kajian dokumen. Penelitian ini bersifat deskriptif analitic bersifat menjabarkan, menerangkan dan mendiskripsikan secara terperinci mengenai fenomena yang ada serta pandangan para pakar lainnya yang kompeten dengan topik ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadinya unjuk rasa yang berujung bentrokan/ kekerasan ini pada awalnya adalah adanya ketidakpuasan para pengunjuk rasa terhadap adanya kebijakan rencana kenaikkan harga BBM pada tanggal 24 Mei 2008. Beberapa hal yang mendorong terjadinya kekerasan tersebut yaitu: 1) Pada unjuk rasa ini terjadi adanya perbedaan pandangan antara polisi dan mahasiswa. Pengunjuk rasa mahasiswa beranggapan adalah pihak yang paling dominan menyuarakan aspirasi rakyat, walaupun aksi mereka terkadang menimbulkan gangguan ketertiban masyarakat. Sedangkan Polisi juga menganggap sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam menangani persoalan tersebut; 2) Faktor kepentingan yang memanfaatkan momen aksi unjuk rasa oleh aktor intelektual juga sangat berpengaruh terkait aksi unjuk rasa yang berujung kekerasan; 3) Secara internal Polri yang dinilai kurang peka dalam mencermati situasi dan kondisi terhadap anak buah di lapangan seperti faktor kejenuhan, kelelahan adalah sangat menentukan adanya kecenderungan perilaku negatip anggota yang berhadapan langsung dengan massa. Disamping itu pula peran negosiator terlatih yang telah dimiliki namun tidak diberdayakan, serta masih lemahnya komunikasi antar kedua lembaga tersebut. Selain itu penelitian juga menyimpulkan bahwa Polri telah mencoba melakukan beberapa upaya intervensi terhadap unjuk rasa yang bertujuan mencegah akan terjadinya bentrokan walaupun upaya tersebut gagal yaitu dengan upaya negosiasi oleh Kapolsektro, negosiasi oleh tokoh masyarakat dan Polisi masih berupaya untuk tidak segera melakukan tindakan represif.

Kata Kunci : Peran Polri,Intervensi konflik,Kekerasan,Eskalasi konflik


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.