Laporkan Masalah

Penggunaan kriteria mallampati, jarak tiromental dan gigit bibir atas sebagai prediktor kombinasi pada kesulitan intubasi endotrakea

WARDHANA, Yos Kresno, Dr.Med.dr. Untung Widodo, Sp.An-KIC

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar belakang dan tujuan: Kegagalan untuk mendiagnosa kesulitan intubasi dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal. Beberapa uji skrining pre operasi untuk mendiagnosis kesulitan intubasi endotrakea (klasifikasi Mallampati, jarak tiromental dan uji gigit bibir atas) masih mungkin ditingkatkan ketepatannya ketika digunakan dalam bentuk prediktor kombinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan sensitivitas dari prediktor kombinasi. Metoda: Sebanyak 358 pasien yang menjalani pembedahan non obstetri (165 pria dan 193 wanita) dengan anestesi umum menggunakan intubasi endotrakea, diperiksa pada waktu pre operasi. Semua prediktor kombinasi diperiksa oleh beberapa dokter yang telah menjalani uji kesepadanan dengan uji kappa (nilai kappa : 0,914). Beberapa residen senior, yang dibutakan dari pemeriksaan jalan nafas pre operasi, melakukan tindakan laringoskopi dan melakukan penilaian klasifikasi Cormarck Lehane, yang digunakan sebagai standar kesulitan intubasi endotrakea. Hasil: Sembilan belas intubasi endotrakea (9%) digolongkan sulit berdasarkan kriteria Cormarck dan Lehane tingkat 3 dan 4. Prediktor bila digunakan dalam bentuk tunggal memiliki sensitivitas yang rendah (klasifikasi Mallampati 89.5%, jarak tiromental 89.5% dan uji gigit bibir atas 21.1%). Prediktor kombinasi menunjukkan sensitivitas 94.7% (IK95%: 94.6%-94.8%) dan spesifisitas 99.1% (IK95%: 98.%-99.2%). Nilai prediksi positifnya adalah 85.7%, dan nilai prediksi negatifnya adalah 99.7%. Kesimpulan: Prediktor kombinasi menunjukkan sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi untuk memprediksi kesulitan intubasi endotrakea.

Background and objective: A failure to diagnose difficult intubation may lead to catastrophic events. Preoperative bedside screening tests for difficult tracheal intubation (Mallampati classification, thyromental distance and upper lip bite test) might be improved when used as a combined predictor. The aim of this study was to investigate the sensitivity and specificity of the combined predictor. Methods: The number of patients were 358 (165 male, 193 female), nonobstetric surgical patients, aged 18 - 65 years, undergoing general anesthesia procedure, requiring tracheal intubation. They were assessed preoperatively with respect to the combined predictor. The assessment were done by some physicians with a perfect agreement (kappa value: 0.914). Some qualified anesthesiologist candidates, blinded to the preoperative airway assessment, performed laryngoscopy and graded the view according to Cormack and Lehane’s classification as a standard of the tracheal intubation difficulty. Results: Nineteen tracheal intubations (9%) were difficult according to a Cormack and Lehane Grade 3 or 4. A predictor when used alone was associated with poor sensitivity (Mallampati classification 89.5%, thyromental distance 89.5% and upper lip bite test 21.1%). The combined predictor had 94.7% sensitivity (95%CI: 94.6%-94.8%) and 99.1% specificity (95%CI: 98.%-99.2%). Positive predictive value was 85.7%, and negative predictive value was 99.7%. Conclusion: The combined predictor had high sensitivity and specificity to predict tracheal intubation difficulty

Kata Kunci : Kesulitan intubasi,Cormarck dan Lehane,Prediktor kombinasi ; Difficult intubation, Cormarck and Lehane, combined predictor.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.