Perbandingan efikasi desfluran dan isofluran dengan dosis ekuipoten pada pemeliharaan anestesi inhalasi melalui laryngeal mask airway (LMA) untuk menekan respon batuk

WARDHANI, Susana Sitaresmi K, dr. Muhdar Abubakar, Sp.An-KIC

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar belakang. Batuk selama anestesi umum merugikan pasien dan operator bedah. Komplikasi ini dapat diminimalisasi menggunakan LMA dan agen inhalasi berkoefisien partisi gas/darah rendah. Akhir-akhir ini telah diketahui bahwa pemeliharaan anestesi umum menggunakan desfluran memiliki risiko iritasi jalan nafas minimal. Penelitian ini membandingkan respon batuk selama dan pasca anestesi umum melalui LMA Proseal dengan desfluran dan isofluran. Metode. Setelah mendapatkan persetujuan komite etik dan persetujuan tindakan medis penderita, 74 pasien (18-65 tahun, ASA I–II) yang menjalani pembedahan superfisial terencana selain prosedur daerah kepala dan leher dimasukkan dalam studi kontrol acak tersamar tunggal dan dibagi dalam kelompok isoflurane ≤1,8% (n=38) dan kelompok desflurane ≤9% (n=36). Keluaran primer adalah kejadian dan derajat batuk yang diamati sampai 1 jam di ruang pulih sadar (PACU), sedangkan keluaran sekunder berupa efek samping kardiovaskuler saat MAC 1,5. Hasil. Angka kejadian batuk (13,9% vs 31,6% pada kelompok isofluran) dan derajat batuk ringan (5,4% vs 16,2% pada kelompok isofluran) secara klinis lebih rendah pada kelompok desfluran. Efek samping kardiovaskuler saat MAC 1,5 tidak berbeda bermakna antara 2 kelompok. Kesimpulan. Respon batuk pada pasien yang menghirup desfluran melalui LMA Proseal lebih rendah dibandingkan isofluran.

Background. Coughing during general anaesthesia can occasionally be a detrimental problem. It was minimized by using LMA and low blood/gas partition coefficient of volatile agent. Recently, it has been shown that maintenance of general anaesthesia with desflurane has minimal evidence of airway irritation. In this study, the cough response during and after general anaesthesia via Proseal LMA with desflurane was compared with isoflurane. Methods. After obtaining approval by the local ethical committee and after written informed consent, patients were enrolled in this randomized, singleblinded, controlled study. Seventy-four patients (18-65 years old, ASA physical status I–II) undergoing an elective superficial surgery, except head and neck procedure were allocated to either the isoflurane ≤1,8% (n=38) or the desflurane ≤9% (n=36) anaesthesia group. The primary outcomes were the incidence and the severity of coughing and the patients were followed-up until 1 hour in postanesthesia care unit (PACU). Secondary outcomes were cardiovascular adverse effects at 1,5 MAC value. Results. The incidence of coughing (13,9% vs 31,6% isoflurane) and mild coughing (5,4% vs 16,2% isoflurane) were clinically lower in the desflurane group. At 1,5 MAC value, the occurence of cardiovascular adverse effects were simillar in both group. Conclusions. The cough response in patients breathing desflurane through an Proseal LMA was lower than isoflurane.

Kata Kunci : LMA Proseal, desfluran, isofluran, batuk, Proseal LMA, desflurane, isoflurane, cough