Laporkan Masalah

Dampak penjarangan genetik terhadap perolehan genetik pada uji keturunan Shorea leprosula, Miq. di PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah

RAHARJO, Pamuji, Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Uji keturunan adalah suatu cara untuk menduga susunan genetik suatu individu dengan meneliti sifat-sifat keturunannya. Pada uji keturunan ini famili-famili yang ingin diuji ditanam pada kondisi lingkungan yang seragam (homogen), sehingga memungkinkan famili yang lebih unggul akan tumbuh lebih cepat dari yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi famili terbaik pada 2 populasi uji keturunan S. leprosula dan mengetahui taksiran perolehan genetik sebelum dan setelah penjarangan pada karakter tinggi dan diameter tanaman. Penelitian penjarangan genetik ini dilakukan dengan menggunakan materi uji keturunan Shorea leprosula umur 4,5 tahun yang berasal dari 2 populasi yaitu populasi Gunung Bunga (31 famili) dan populasi Bukit Baka (50 famili) yang merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Kehutanan UGM, Departemen Kehutanan, PT. Sari Bumi Kusuma dan International Tropical Timber Organization (ITTO). Pertanaman menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan 3 treeplot dan ulangan sebanyak 4 blok, dengan jarak tanam 6 x 3 m. Parameter yang diamati adalah tinggi dan diameter tanaman. Pengukuran dilakukan secara periodik tiap 6 bulan yang dimulai sebelum penjarangan dilakukan sampai dengan 18 bulan setelah penjarangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penjarangan genetik memiliki hasil yang berbeda pada tiap populasi yang diujikan, yaitu pertumbuhan tanaman antar famili menjadi tidak berbeda nyata pada populasi Bukit Baka sedangkan pada populasi Gunung Bunga memiliki pertumbuhan antar famili yang berbeda nyata setelah dilakukan penjarangan. Ranking 7 famili terbaik berdasarkan konsistensi tumbuh sebelum kegiatan penjarangan dan sesudah penjarangan di lapangan adalah famili nomor 450, 420, 441, 448, 497, 493 dan 445 untuk populasi Bukit Baka. Sedangkan 7 famili terbaik pada populasi Gunung Bunga adalah 687, 659, 653, 661, 698, 664, dan 636. Nilai perolehan genetik yang didapatkan dari penggunaan 7 famili terbaik populasi Bukit Baka adalah 6,12% untuk karakter tinggi dan 12,10% untuk karakter diameter. Sedangkan pada populasi Gunung Bunga, nilai perolehan genetik yang didapatkan dari pemilihan 7 famili terbaik adalah 10,91% untuk karakter tinggi dan 12,44% untuk karakter diameter

Progeny test is a method to predict genetic structure of an individual by examining its progeny nature. In this progeny test, families that are going to be tested are planted in homogeny environment, so that it enables superior family will grow faster than other. The research is aimed to identify the best family on two populations of progeny test and to know the estimation of genetic gain before and after roguing on height and diameter of plant in order to support the improvement of timber forest with TPTII silviculture system. The material used for this research were progeny test plantation of Shorea leprosula, originated from two populations, namely population of Gunung Bunga (31 families) and population of Bukit Baka (50 families). These plantation have been established by joinly cooperation among Forestry Faculty of UGM, The Ministry of Forestry Republic of Indonesia, PT. Sari Bumi Kusuma and International Tropical Timber Organization (ITTO). Randomized Complete Block Design was applied with three treeplots and four blocks as replication. The meterial spacing is 6 x 3 meters. Height and diameter growth was observed periodically every six months untill 18 month after roguing. The plantation have been rogued at 4.5 years old. The result of this research showed that roguing has different response on each tested population. Bukit Baka population of plant growth among families becomes non significant, while Gunung Bunga population has significant growth response among families after roguing. The rank of the best 7 families based on growth before and after roguing were family number 450, 420, 441, 448, 497, 493 and 445 for Bukit Baka population. While, the best 7 families on Gunung Bunga population were 687, 659, 653, 661, 698, 664, and 636, respectively. The value of genetic gain resulted from the best 7 families of Bukit Baka population for height and diameter character were 6.12% and 12.10%. While Gunung Bunga population, the value of genetic gain resulted from the choosing of the best 7 families for height and diameter character were 10.91% and 12.44%.

Kata Kunci : Shorea leprosula,Uji keturunan,Penjarangan genetik,Perolehan genetik, Shorea leprosula, progeny test, roguing, genetic gain


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.