Laporkan Masalah

Model pertumbuhan dan hasil tegakan Acacia mangium Willd tanpa penjarangan di Pulau Laut Kalimantan Selatan

LAZUARDI, Dian, Dr. Ir. Ronggo Sadono

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Produksi kayu gergajian Acacia mangium di Kalmantan Selatan saat ini dihasilkan dan HTI yang sebelumnya dirancang hanya untuk tujuan kayu chip/pulp. Perbedaan produk yang dihasilkan mensyaratkan adanya perbedaan perlakuan manajemen yang berbeda, sehingga keberadaan suatu sistem prediksi dan proyeksi pertumbuhan dan hasil tegakan menjadi esensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu model pertumbuhan dan hasil tegakan secara simultan, yang selain mampu memrediksi dan memroyeksi hasil juga mampu memberikan gambaran mengenai dinamika struktur tegakannya. Data pertumbuhan berasal dan plot-plot permanen dan plot temporer digunakan untuk menyusun model-model pada level tegakan, yaitu: model kualitas tapak, model mortalitas alami, dan model sebaran diameter. Data individu pohon digunakan untuk pembuatan model hubungan tinggi dan diameter serta prediksi volume pohon. Berbagai bentuk fungsi (model) dan pendekatan pemulihan parameter sebaran beta diuji di dalam studi ini. Analisis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengevaluasi keselarasan dan pemilihan model yang paling sesuai untuk kondisi lokasi penelitian. Semua model terpilih selanjutnya digunakan sebagai penyusun model tegakan berbasis sebaran diameter. Chapman-Richard merupakan model terbaik bagi pemodelan kualitas tapak pada tegakan berjarak tanam awal 3x3m, dan Lunqdqvist—Korf untuk jarak tanam awal 4x2m. Kelas kualitas tapak yang dihasilkan adalah tiga kelas berdasarkan umur indeks 10 tahun. Fungsi mortalitas dan model prediksi kerapatan tegakan yang dihasilkan menunjukan bahwa faktor pengurangan alami individu pohon lebih banyak diakibatkan oleh adanya faktor kerusakan. Pendekatan pemulihan parameter sebaran beta. Model pertumbuhan dan hasil tegakan berbasis sebaran diameter yang dihasilkan sudah mampu memrediksi dan memproyeksi hasil tegakan dan menggambarkan struktur tegakan yang realistis. Masih kurangnya data untuk penyelarasan model merupakan sumber kelemahan performans model yang dihasilkan, sehingga model yang dihasilkan hams dipandang sebagai model awal dan bersifat sementara yang hams tents dilakukan upaya perbaikan.

Forest management decision-making requires stand-growth and dynamics information both for stands in current production and for stands that will exist in the future. As the intensity of management increases, the need for accurate growth and yield prediction also increases. The objectives of this study was to develop a simultaneous growth and yield model for Acacia mangium plantations in Pulau Laut, South Kalimantan. This model should be efficient to use and provide detailed information about stand structure. Growth data from permanent and temporary sample plots were used for model selection and parameterisation. Component models were developed at stand level for estimating dominant height, site index, and natural mortality, at tree level for estimating the relationships between tree height and diameter. Data from individual trees were used for estimating stem volume. Diameter distribution models were also developed for predicting the change of stand structure (size distribution) over time. In general, the developed models were found to be fit well with observed data and behave logically in describing the stand structure over time within a wide range of site quality, initial spacing and stand density. Stand yield prediction derived by combining all the component models in the growth and yield prediction system showed reasonable development and growth patterns for unthinned stands.

Kata Kunci : Acacia mangium, indeks tapak, mortalitas, volume pohon, sebaran beta, model pertumbuhan dan hasil, site index, mortality model, tree volume, beta distribution, whole stand model


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.