Perbandingan jumlah folikel, tebal endometrium, dan gambaran triple line endometrium pada induksi ovulasi dengan klomifen sitrat versus letrozole

NUGROHO, Susanto Rahmad, Dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K)

2009 | Tesis | S2 PPDS 1-Obstetri dan Ginekologi

Latar belakang: Disfungsi ovulasi merupakan penyebab terbanyak dalam kegagalan reproduksi pada pasangan subfertil atau infertil. Clomiphen citrat (CC) menjadi terapi utama dalam upaya induksi ovulasi lebih dari 40 tahun. Namun penggunaanya berhubungan dengan risiko terjadi kehamilan multipel dan ovarian hiperstimulation syndrome (OHSS). Klomifen sitrat juga memiliki efek antiestrogen ang tidak diinginkan seperti penurunan ketebalan endometrium. Akhir-akhir ini golongan bat aromatase inhibitor menjadi obat induksi ovulasi oleh karena memiliki efek samping yang sedikit. Tujuan Penelitian: Membandingkan jumlah folikel, ketebalan endometrium, dan gambaran triple line endometrium pada induksi ovulasi dengan klomifen sitrat vs. letrozole Rancangan penelitian: Kohort restrospektif Bahan dan Cara penelitian:. Letrozole 2,5 mg diberikan mulai hari ke 3 menstruasi selama 5 hari, dan sebagai kontrol adalah induksi ovulasi dengan klomifen sitrat 50-150 mg yang diberikan mulai hari ke 3 selama 5 hari Hasil: Terdapat 100 siklus yang dicatat terdiri dari 66 siklus klomifen sitrat dan 34 siklus letrozole . Pada hari ke 12 menstruasi , kelompok letrozole menunjukkan hasil folikel lebih sedikit dibanding klomifen sitat (1,79 vs, 2,65 p<0,05), tebal endometrium lebih tebal (0,8 cm vs. 1,02 cm p <0,05), dan menujukkan gambaran triple line lebih banyak 73,5% vs. 48,5% OR 1,52 (CI 1,09-4,01) Kesimpulan: Induksi ovulasi dengan letrozole menunjukkan jumlah folikel lebih sedikit, ketebalan endometrium lebih tebal, dan gambaran triple line lebih banyak dibanding kelompok klomifen sitrat.

Background: Ovulatory dysfunction is one of the most common causes of reproductive failure in sub fertile and infertile couples. Clomiphene citrate has been the mainstay for oral ovulation induction over the last 40 years, but its use is associated with multiple pregnancies and ovarian hyperstimulation. In addition, clomiphene citrate may lead to undesirable peripheral antiestrogenic effects such as decreased endometrial thickness. Recently, aromatase inhibitors have been touted as a new option for ovulation induction that may avoid potentially negative effects owing to a much shorter half-life and a different mechanism of action than clomiphene citrate. Objective: To compare the number of follicles, endometrial thickness, and endometrial triple line pattern Study Design: cohort restrospectif Methods: Women were receive either 2,5 mg letrozole (as exposure) or 50-150 mg clomiphene citrate (as control) for5 days (cycle days 3–7) Results: There were 100 cycles consisted of 66 clomiphene citrate cycles and 34 letrozole cycles. On cycle day 12, letrozole cycles were associated with fewer total follicles (1,79 vs, 2,65 p<0,05). Endometrial thickness thicker (0,8 cm vs. 1,02 cm p <0,05), and more triple line pattern (73,5% vs. 48,5% OR 1,52 (CI 1,02-2,2). Conclusions: Letrozole cycles result fewer number of follicles, thicker endometrial thickness, and more triple line pattern compared to clomiphene citrate

Kata Kunci : Induksi ovulasi,Letrozole,Klomifen sitrat, ovulation induction, aromatase inhibitor, letrozole, clomiphene citrate