Pemenuhan zat gizi ibu nifas dalam budaya sei pada masyarakat Suku Timor Dawan di Kecamatan Molo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan
BAUMALI, Albert M, Ir. I Made Alit Gunawan, M.Si
2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Budaya Se’i merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk merawat ibu selama masa nifas yang terdiri dari pantangan terhadap makanan, pemanggangan ibu dan Tatobi (Kompres) selama 40 hari. Ibu menyusui merupakan salah satu kelompok rawan gizi, karena saat menyusui ibu sedang mengalami pemulihan, menstruasi, menyusui bayi dan memenuhi kebutuhan tubuhnya. Disamping itu, pada ibu menyusui banyak kehilangan zat-zat gizi mikro maupun makro seperti zat besi dan kalsium yang dikeluarkan melalui ASI. Pantangan makanan, baik dalam jenis, jumlah dan frekuensi akan berdampak negatif pada pemenuhan zat gizi pada ibu nifas. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pemenuhan zat gizi ibu nifas dalam pelaksanaan budaya Se’I pada suku Timor. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan subjek penelitian ibu nifas pada suku Timor, untuk memperoleh gambaran pemenuhan zat gizi ibu nifas dengan cara wawancara mendalam, obsevasi dan Food Recall 24 jam. Analisa data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil Penelitian : Perawatan nifas yang dilakukan selama pelaksanaan budaya Se’i bertujuan menunjang proses pemulihan dan mengembalikan bentuk tubuh ibu pada keadaan sebelum hamil. Pemenuhan zat gizi ibu pada pelaksanaan budaya Se’i tidak memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Kesimpulan : Asupan zat gizi ibu dalam budaya Se’i, tidak mencukupi kebutuhan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatan jumlah zat gizi yang dikonsumsi dan mengonsumsi makanan lain yang mempunyai kandungan zat gizi yang sama apabila melakukan pantangan terhadap jenis makanan tertentu.
Background: Se'i culture is a series of activities aimed to take care of mother during puerperium that consisted of abstain from certain foods, warming of mothers and Tatobi (compress) within 40 days. Mothers during lactation period belong to age group that are susceptible to lack of nutrition because while breastfeeding the baby, they are undergoing recovery, menstruation and fulfilling their physical needs. Besides, during breastfeeding mothers lose micro and macro nutrients such as zinc and calcium exerted through breastmilk. Abstain from foods, either in types, amount or frequency, will bring negative impact to the fulfillment of nutrients of mothers during parturition period. Objective: The study aimed to get an overview of the nutrient fulfillment of mothers during puerperium in relation to the implementation of Sei culture among Timor tribe. Method: The study was qualitative that used phenomenological approach with mothers during puerperium period of Timor tribe as subject of the study. Data were obtained through indepth interview, observation and food recall 24 hours. Data analysis used Miles and Huberman Model. Result: Care that was carried out during the implementation of Se'i culture aimed to support the process of recovery and maintain the physical condition as it was before pregnancy. The fulfillment of nutrients of mothers during the practice of Se'i did not meet nutrition sufficiency as recommended. Conclusion: Intake of nutrients of mothers during the practice of Se'i did not fulfill the need for nutrition. Therefore it was suggested to increase the amount of nutrient and consume other foods that contained equal amount of nutrients when mothers were abstain from certain types of foods.
Kata Kunci : Budaya Se'i,Ibu nifas,Asupan zat gizi, Se'i culture, parturition, nutrient intake, puerperium