Dampak terorisme terhadap industri pariwisata dan upaya penanggulangannya di Indonesia :: Studi di wilayah Dinas Pariwisata Jakarta

INDIARTO, Wiwien, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2009 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Istilah terorisme muncul pertama kali pada abad ke 17 bersamaan dengan terjadinya revolusi Perancis, dibawah pemerintahan Regim of Terror. Di akhir abad 19, para analis taktik teror telah dimanfaatkan untuk membangkitkan revolusi dalam rangka menggulingkan pemerintah, fenomena serupa terulang kembali pada awal abad modern yaitu abad ke 20, misalnya teror yang dilakukan oleh Hitler terhadap Yahudi, atau Stalin terhadap rakyatnya sendiri yang berbeda pandangan politiknya Sejak tahun 1968 perkembangan teror beroperasi pada skala internasional yang bersifat ekstrim dengan derajat yang berbeda-beda. Globalisasi telah memunculkan fenomena baru yaitu adanya aksi terorisme internasional yang dilakukan oleh kelompok bukan pemerintah yang disebut Non State Actor. Berbagai latar belakang dan pemahaman yang mendasari aksi teror kelompok tersebut, salah satunya adalah Radikalisme Religius dengan Hate Actions atau aksi-aksi kekerasan dan kebencian. Selanjutnya perkembangan terorisme seiring dengan perkembangan masyarakat internasional, dimana aksi terorisme menggunakan cara-cara yang lebih modern dengan tujuan yang lebih kompleks, yang pada ahirnya terorisme telah menjelma dalam kehidupan kita sebagai moster yang menakutkan yang sewaktu-waktu tanpa diduga-duga dapat menimbulkan prahara baik nasional maupun global. Dalam perkembangannya terorisme telah membangun organisasi dan mempunyai jaringan global dimana kelompok-kepompok terorisme yang beropcrasi di berbagai negara telah terkoordinasi oleh suatu jaringan terorisme internasional serta mempunyai hubungan dan mekanisme kerjasama antara satu dan lainnya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih rinci dan mendalam tentang dampak aksi terortisme terhadap industri pariwisata di Indonesia dan bagaimana strategi penanggulangan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode dekskriptif kualitatif, dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi di lapangan, data-data dari lembaga Pemerintah dan internet serta telaah pustaka. Kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisis. Pengujiannya tidak dilakukan secara statistik, melainkan non statistic, yakni dengan suatu penejelasan argumentative yang memuat proses penalaran dan penafsiran logis. Setelah dilakukan analisis terhadap penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa strategi penanggulangan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia belum mampu menanggulangi/mencegah terjadinya tindak pidana terorisme, hal tersebut tentunya sebagai akibat dari belum terkoordinasinya secara menyeluruh aparatur negara yang menangani permasalahan aksi terorisme di Indonesia. Dari kondisi objektif, pembahasan tentang dampak terorisme terhadap industri pariwisata dan strategi penanggulangannya, yang mengacu pada kemungkinan timbulnya ancaman pada saat ini dan pada masa yang akan datang, maka diperlukan suatu pengkajian dan kerjasama antara aparatur negara yang membidangi kegiatan tersebut, karena aksi pemberantasan terorisme tidak dapat dilakukan oleh satu kelompok aparatur negara saja, melainkan memerlukan kerjasama yang erat diantara aparatur negara yang menanganinya serta memerlukan kerjasama internasional. Dengan adanya kerjasama antara aparatur negara dan kerjasama internasional dalam menangani aksi terorisme tentunya akan mempersepit ruang gerak para pelaku terorisme dalam melakukan aksinya atau sedapat mungkin meniadakannya.

In the 18th century, the first terrorism term was known along with the occurrence of the French revolution which was supervised by the government of the terrorism regime. At the end of the 19th, the terrorism tactics analysts were made to generate the revolution in order to overthrow the government. At the beginning of the 20th century as the modern age, the similar phenomenon has been conducted by Hitler against Jewish and Stalin against his people which was different the view of his politics. Since 1968, in the international environment the development of terrorism was operated extremely with the different level. The globalisation showed the new phenomenon by the existence of the international terrorism action which was carried out by non government group known as Non State Actor. Their backgrounds and understanding as basis for this action of the group's terrorism, one of them was Religious Radicalism with Hate Actions or violence actions and hatred. Furthermore, the growth of terrorism was in line with the development of the international community which the terrorism action was by using modern methods with complex aims. Hence, in the long run they would change as frightening monster and finally they could disrupt the national and global interest. Besides, the terrorist had developed the global network organization which interconnected with other terrorist group in other countries The Purpose of this research is to recognize in a specific and deep manner regarding the impact of the terrorist’s action on the hotel occupancy rate and what strategy should be taken to deter their action in Indonesia. This research also used the descriptive and qualitative methods and using the observation technique in field to obtain the data, besides the interview as well as the study of the book. Afterwards the data that was received was processed and analysed. all the obtained data is processed through argumentative description, logical interpretation and unstatistically analysis After being done by the analysis towards this research was received by the conclusion that the control strategy of the terrorism action that happened in Indonesia still could not deal with/prevented the occurrence of the criminal act of terrorism, this matter definitely as resulting from from not yet terkoordinasi him comprehensively the state apparatus that handled the problem of the terrorism action in Indonesia After completing such hypothesis testing and analysis, I conclude that how to apply the strategy in order to deter and mitigate terrorism action in Indonesia. As mentioned above, the terrorism action is the consequence of uncoordinated manner among the authorized agencies who handle the problem of terrorism action in Indonesia. From the discussion of objective condition about the impact of terrorism action on the occupancy rate of the hotel and the strategy how overcome its action based on the threat possibilities during the period and for the future. In order to achieve the mission accomplishment mentioned above, is required appropriate research and having well coordinated among the authorized agencies since it is impossible to discontinue terrorism action without any well manage.

Kata Kunci : Dampak terorisme,Kerjasama aparatur negara, Impact of terrorism action, Coordinated among the authorized agencies