Pengaruh metode pemanasan terhadap rendemen minyak buah nyamplung (Calophyllum inophyllum L) sebagai biokerosin
ULA, Shofiatul, Ir. Supranto, M.Sc., Ph.D
2009 | Tesis | S2 Magister Sistem TeknikPada saat ini cadangan bahan bakar fosil semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan kelangkaan dan meningkatnya harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM). Tanaman nyamplung merupakan tanaman liar yang tumbuh di daerah tropis, banyak dijumpai terutama di daerah dekat pantai. Biji nyamplung mempunyai kadar minyak yang tinggi, yaitu sekitar 50-70%. Minyak nyamplung dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak tanah atau biokerosin. Agar dapat digunakan sebagai biokerosin, minyak nyamplung perlu memiliki sifat-sifat seperti sifat-sifat yang dimiliki oleh minyak tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode pemanasan terhadap rendemen minyak buah nyamplung, mengetahui metode pemanasan yang dapat menghasilkan rendemen yang optimal pada proses pengambilan minyak buah nyamplung, dan untuk mengetahui apakah kualitas minyak nyamplung setara dengan minyak tanah. Bahan dalam penelitian ini adalah buah nyamplung yang sudah matang yang diambil dari kecamatan Beran, kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan rancangan yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah metode pemanasan yang terdiri dari metode kukus, sangrai, dan oven. Faktor kedua adalah lama pemanasan yang terdiri dari empat waktu yaitu 60, 80, 100, 120 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pemanasan berpengaruh terhadap rendemen minyak nyamplung yang dihasilkan. Rendemen minyak nyamplung tertinggi dihasilkan oleh metode sangrai dengan lama waktu pemanasan 120 menit, yaitu sebesar 27,41%, kemudian minyak nyamplung yang dihasilkan oleh metode pemanasan oven dengan lama waktu pemanasan 120 menit sebesar 27,23%, dan rendemen terendah dihasilkan oleh metode pemanasan kukus dengan lama waktu pemanasan 120 menit sebesar 6,67%. Metode pemanasan yang optimum adalah metode pemanasan yang menggunakan metode sangrai pada suhu 110-120o C dengan lama waktu pemanasan 120 menit. Minyak nyamplung yang dihasilkan dengan pemanasan menggunakan metode sangrai dan oven mempunyai kualitas yang dapat disetarakan dengan minyak tanah dari segi titik nyala, titik tuang, korosi lempeng tembaga dan kadar air. Sedangkan dari segi berat jenis, viskositas, nilai kalor, dan warna minyak nyamplung yang dihasilkan dengan pemanasan menggunakan metode kukus kualitasnya lebih rendah dari minyak tanah. Dari segi asap yang dihasilkan oleh pembakaran, pembakaran campuran minyak tanah dan minyak nyamplung menghasilkan asap yang lebih baik dari pembakaran minyak tanah karena asap yang dihasilkan lebih sedikit.
Recently, the supply of fossil fuel is steadily decreasing. This causes the scarcity of fuel and increases its price. Laurel nut is a wild tree occuring as a littoral species along the beach. Laurel nut seed has high oil content that is 50- 70%. Laurel nut oil can be an alternative energy as a substitute of kerosene/biokerosene. In order to be able to subtitute kerosene, Laurel nut oil must have the characteristic like kerosene. The Objectives of this reseach are to find out the influence of heating method toward laurel nut oil yield, to obtain heating method that can produce optimum yield in the laurel nut fruit oil withdrawing process, and to prove whether the quality of laurel nut oil is equal to kerosene quality. The material of the research is the ripe laurel nut fruit taken from Beran Sub-district, Sleman Regency. Design of this research consist of two factors. The first factor is heating method namely steaming, roasting, and using oven. The second factor is duration that are 60, 80, 100, 120 minutes. The result of this research shown that heating method had effected toward laurel nut oil yield. The highest laurel nut oil yield is obtained by roasting method with duration 120 minutes that is 27,23%, and then laurel nut oil yield which is obtained by using oven method with duration 120 minutes that is 27,23%, and the lowest yield is obtained by steaming with duration 120 minutes that is 6,67%. The optimum heating method is a roasting method at temperature 110-120o C with duration 120 menit. Laurel nut oil which is obtained by roasting and using oven method have the same quality with kerosene from flash point, pour point, copperstrip corrosion, and water content aspect. Whereas from the aspect of specific gravity, viscosity kinematic, caloric value and the colour of laurel nut oil yield wich is obtained by steaming, roasting, and using oven method have lower quality than the quality of kerosene. From the aspect of smoke which is produced by combustion, the combustion of the blending kerosene and laurel nut oil produced a lower smoke than the combustion of kerosene.
Kata Kunci : Nyamplung,Metode pemasaran,Rendemen,Biokerosin, Laurel nut, heating method, yield, biokerosene