Laporkan Masalah

Kajian musik Tifa Totobuang sebagai daya tarik wisata di Kota Ambon

LESILOLO, Natalia Christea, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, MA., M.Phil

2008 | Tesis | S2 Magister Kajian Pariwisata

Musik tradisional tifa totobuang sebagai kekayaan budaya masyarakat di Kota Ambon seharusnya dapat diberdayakan untuk tujuan pengembangan pariwisata daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui musik tifa totobuang sejak kehadirannya di Ambon sebagai musik tradisional hingga pemanfaatannya dalam tradisi kehidupan masyarakat saat ini, menggali potensi yang dimilikinya baik potensi secara fisik maupun nilai-nilai seni yang dikandungnya serta mengaktualisasikan potensipotensi tersebut dalam sebuah konsep yang tepat untuk tujuan pengembangan pariwisata di Kota Ambon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dimana seluruh proses penelitian hingga perolehan hasil penelitian akan diuraikan secara diskriptif. Analisa data yang dipakai adalah analisa data kualitatif menurut Spradley. Mengacu pada model analisa Spradley itulah, maka proses pengumpulan data baik melalui pengamatan maupun wawancara akan dilakukan secara bergantian dengan proses analisanya sampai masalah yang diteliti akan lebih terarah dan terfokus pada terjawabnya permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa musik tifa totobuang berasal dari beberapa alat musik tradisional dari luar Maluku yaitu gamelan dari tradisi Jawa dan Kendang dari Indocina Kuno. Pengaruh perilaku masyarakat akhirnya merubah musik gamelan dan kendang itu menjadi tifa dan totobuang sebagai musik tradisional Maluku yang berakar dan berkembang dalam kehidupan masyarakat di Ambon. Dengan memadukan potensi yang dimilikinya seperti nilainilai seni berupa ritme, melodi, harmoni, tempo, ekspresi, syair, nilai keunikan, nilai estetika, kostum yang dipakai pemain musik tifa totobuang dan nilai ilmiah dalam sebuah konsep pertunjukan wisata, maka musik tifa totobuang diharapkan dapat menjadi sebuah daya tarik wisata bagi pengembangan pariwisata di Kota Ambon. Sebagai sebuah atraksi wisata, maka pertunjukan musik tifa totobuang harus diselenggarakan pada lokasi dan waktu yang tepat. Lokasi yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan pertunjukan musik tifa totobuang adalah bandara, hotel, obyek wisata dan tempat-tempat khusus yang dianggap dapat menyelenggarakan pertunjukan musik tersebut. Waktu pelaksanaan pertunjukan harus dilakukan secara rutin dan berkala, khususnya pada obyek-obyek yang ramai dikunjungi wisatawan. Pengembangan potensi musik tradisional tifa totobuang sebagai atraksi wisata diharapkan dapat memotivasi wisatawan untuk menjadikan Kota Ambon sebagai salah satu destinasi andalan sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Ambon yang tentunya berdampak pula pada peningkatan pendapatan asli daerah, kesejahteraan masyarakat lokal dan seniman tradisional serta rasa cinta masyarakat khususnya generasi muda terhadap seni tradisional dan budaya daerah.

Tifa Totobuang traditional music as one of the cultural richness in Ambon city shall be empowered to support regional tourism development. Therefore, this research aims to know Tifa Totobuang music from its initial existence as traditional music up to its current development which lies within the people’s tradition, explore its physical potential and art entity and actualize it into a wellthought concept to support the regional tourism in Ambon City. This research used a qualitative research method which analyzed research findings descriptively. Qualitative analysis by Spradley was employed to analyze the collected data. Referring to the afore-mentioned data analysis, data collection through observations and interviews was done by turns for detailed analysis and well-solved problems. The research findings indicate that Tifa Totobuang originates from the traditional musical instruments beyond Mollucas such as gamelan from Javanese tradition and drum from ancient Chinese tradition. The local people’s attitude gradually changes the gamelan and drum musical instrument into tifa and totobuang as Mollucas traditional music, which is deeply rooted and well-grown in the daily life of Ambonese. By integrating its potentials in term of art values like rhythm, melody, harmony, tempo, expressions, lyrics, uniqueness values and esthetic values, costumes worn by the players and scientific values in tourist attractions, Tifa Totobuang music is expected to be a tourist attraction in developing tourism in Ambon City. As a tourist attraction, Tifa Totobuang music performance shall be held in the appropriate location and place. The possible locations for the performance include airports, hotels, tourist objects and other special places regarded as decent places for the performance. The performance shall be conducted on routine basis particularly in the most frequently visited tourist objects. Developing Tifa Totobuang which serves as the traditional music potential for tourist attractions is intended to help materialize Ambon City as one of the outstanding tourist destinations in Indonesia. The increasing number of tourists to the city will eventually increase the locally generated revenue of Ambon City, improve the prosperity of local people and artists and grow the interests of the young generation towards traditional art and locall cultures.

Kata Kunci : Tifa Totobuang,Daya tarik wisata,Pertunjukan wisata


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.