Laporkan Masalah

Kerjasama pembangunan daerah :: Studi kasus Kabupaten Ketapang dengan Kabupaten Sukamara

ASMARA, Chandra Fuji, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D

2008 | Tesis | S2 MPKD

Secara geografis, Kabupaten Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sukamara di Provinsi Kalimantan Tengah wilayahnya bertetangga dan dibatasi oleh Sungai Jelai. Daerah bertetangga biasanya mempunyai konflik tinggi, sekaligus memiliki potensi kepentingan bersama yang tinggi pula. Kerjasama antar daerah merupakan suatu upaya kedua belah pihak dalam rangka mensinergikan pelaksanaan program berbagai pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan Kerjasama Pembangunan Daerah Studi Kasus Kabupaten Ketapang dengan Kabupaten Sukamara guna memperoleh identifikasi sumber permasalahan kerjasama, menjelaskan proses dan pelaksanaan kerjasama, dan menjelaskan tentang peluang pelaksanaan kerjasama, tersebut berdasarkan tanggapan penyelenggara pemerintahan kedua daerah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan deduktif rasionalistik dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah Penyelenggara Pemerintahan pada SKPD/Instansi teknis pada masing-masing Kabupaten sebagai responden, dan sebagai Key informant adalah Bupati/Sekda Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sukamara serta unsur dari Pemerintah Provinsi. Ketercapaian pensinergian pelaksanaan program pembangunan kedua Daerah di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sukamara berdasarkan tanggapan Penyelenggara Pemerintahan ditinjau melalui komponen Regionalisasi, yaitu: Komunikasi, Kerjasama, dan Koordinasi. Sedangkan pelaksanaan kerjasama meliputi unsur dua pihak/lebih, unsur interaksi dan unsur tujuan akan ditinjau melalui tahapan perencanaan klasik (logical famework-planning) dan berdasarkan prinsip-prinsip good governance. Kerjasama Pembangunan Jembatan Jelai adalah awal mula lahirnya kerjasama pembangunan diberbagai bidang kedua daerah. Bermula dari satu pihak bertindak sebagai inisiator regional yang membentuk linkage atau jaringan yang merupakan karakter pola regionalisasi desentralistik. Kebutuhan kerjasama atas dasar kondisi Region yang sama, keterhubungan dan ketergantungan antar wilayah dan kekuatan budaya dan politik lokal. Faktor-faktor kekuatan kerjasama yang paling utama adanya kesadaran yang tinggi dari masing-masing daerah dengan ”ikatan budaya Melayu”. Ketercapaian implementasi kerjasama berdasarkan komunikasi, koordinasi dengan prinsip good governance memberikan indikasi efektivitas dan implementasi yang rendah dalam mewujudkan tujuan bersama mensinergikan pembangunan diberbagai sektor kerjasama. Karenanya diperlukan pemantapan pemberdayaan jejaring para penyelenggara pemerintahan sebagai aktor kerjasama.

Ketapang Regency (West Borneo Province) and Sukamara Regency (Central Borneo Province) are neighbor regencies separated by Jelai River. They are tend to have conflict as well as potentially to have collaborative regional development programs. Regional Development Cooperation is a mean to synergize their collective goals in regional development. This research has two specific aims. Firstly, to describe the regional development cooperation between Ketapang Regency and Sukamara Regency in order to discover sources of cooperation’s problems, explaining its process and implementation. Second, to explain the threats and opportunities to operate that cooperation based on both regencies’ government perception. The research uses deductive qualitative method based on rationalistic paradigm and presented in the way of descriptive qualitative. Observations and in-depth interviews used purposive sampling method were conducted to collect data and information. The key-informant was the regents / regency-secretaries and the staffs of both regencies. Synergic development programs’ achievement in both regencies are observed and analyzed with the theories of “regionalization” which are consisted of: communication, cooperation and coordination. Meanwhile, the models of cooperation, interactions and collective goals are analyzed based on the logical framework planning-process and good-governance principal. Jelai Bridge building was the beginning of both regencies cooperation, the interaction between these regencies should be flourished because of their need of cooperation, relationship, identical cultural background and also interdependency among them facing the same regional problems. The ultimate cooperation strengthening-factor is the identical cultural background called “Malay cultural bound”. The research indicated that cooperation achieved within communication and coordination to fulfill both regencies’ collective goals are severely low. Thus, in the future, we need to build better network, as the key actor of development, to ensure the betterment in communication and coordination between these regencies.

Kata Kunci : Regionalisasi,Kerjasama,Komunikasi,Koordinasi, regionalization, cooperation, communication, coordination


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.