A Study of regional cooperation for water supply :: the case of water share management regency and Magelang municipality
SUTANTYA, Bachtiar Hari, Hiroshi Murayama, B.L., M.A., Ph.D
2008 | Tesis | S2 MPKDManajemen pembagian air antar wilayah merupakan isu penting dalam kebijakan pengadaan air bersih. UUD 1945 mengamanatkan bahwa tanah, air dan seluruh kekayaan alam dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Ada dua hal penting dalam hal pengelolaan pembagian sumberdaya air. Pertama perbedaan kemampuan wilayah untuk menyediakan air bersih. Kedua adanya potensi konflik karena perbedaan kepentingan didalam pengelolaan sumberdaya air sejak diterbitkannya UU nomor 22/1999 tentang pemerintahan daerah. Salah satu contoh potensi konflik ini adalah pengelolaan pembagian air antara Pemerintah Kota Magelang dengan Pemerintah Kabupaten Magelang. Untuk mengatasi permasalahan ini kedua pemerintahan melaksanakan kerjasama mulai tahun 2001. Setelah 6 tahun berlangsungnya kerjasama, pelaksanaannya perlu diteliti khusunya yang berkaitan dengan dinamika dari komunikasi kerjasama diantara pihak yang bekerjasama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja dari interaksi diantara para pihak dalam mengelola kerjasama sebagai berikut: 1) untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap tahap perkembangan dari pelaksanaan kerjasama yang memerlukan peningkatan; 2) menilai peran dari masing masing pihak yang terlibat dalam interaksi yang dinamis dalam setiap tahapan kerjasama. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah: 1) bagaimana pelaksanaan komunikasi yang kooperatif selama perkembangan kerjasama regional pengadan air bersih? 2) bagaimana peran masing masoing pihak dalam mengembangkan komunikasi yang kooperatif untuk membentuk kebijakan pengadaan air bersih? Metodologi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang disajikan dengan in-depth interview dan teknik snowball. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mempertajam analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) komunikasi yang kooperatif selama periode pembentukan kerjasama memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil pelaksanaan kerjasama karena a) semua pihak terlibat aktif dalam pembahasan kerjasama. Sehingga semua pihak mantap dalam menerima kesepakatan sehingga berimbas pada tumbuhnya rasa saling percaya. dan, b) dampak negative daro hal ini adalah kurangnya monitoring dan evaluasi dalam tahap pelaksanaan kerjasama. 2) tidak ada pihak yang terlibat dalam kerjasama secara aktif mengembangan komunikasi yang kooperatif dalam tahap pelaksanaan kerjasama, 3) semua pihak merasa puas terhadap pelaksanaan kerjasama tersebut dan pelaksanaan prinsip prinsip kerjasama perlu ditingkatkan untuk mendukung keberlanjutan kerjasama tersebut.
Interregional water share management is an important issue for water supply policy. The Indonesian Constitution mandates that earth, water and all its properties are mastered by the state and used for the prosperity of the people. There are two important aspects in water share management. The first aspect is the difference in regional capability to supply clean water. Secondly there is a potential conflict among parties who have different interests with water management since the passing Law no 22/1999 on Local Government. One example of the potential conflict in regional cooperation in water supply management program is the regional cooperation between Magelang Municipality and Magelang Regency. To overcome this problem these two local governments arranged a regional cooperation in 2001. After six years of regional cooperation, the regional cooperation needs to be assessed especially for the dynamics of cooperative communication between both parties. This research aim is to evaluate the performance of the interaction between parties in managing regional cooperation, as follows: 1) To identify and describe each development step of regional cooperation implementation that needs to be improved; 2) To assess the role of cooperating parties involved in dynamic interaction of each step of regional cooperation development of the water supply. The research questions are 1) How is the implementation of cooperative communication during the growth of water supply regional cooperation? 2) How is the role of parties that bound in agreement in developing cooperative communication to form a water supply policy? The methodology used in this research is descriptive qualitative. It is presented by using the in-depth interviews and the snowball method. Secondary data has also been gathered to enhance further analysis. The conclusion is that 1) cooperative communication in the formation period provides significant impact on the outcome of regional cooperation because: a) all parties are actively involved in discussions concerning regional cooperation agreements so that there is stability in acceptance of agreement, and both parties trust each other and, b) the negative impact of this result is that there is a lack of monitoring and evaluation in the implementation process, 2) there are no parties actively develop cooperative communication during implementation step, 3) both parties are satisfied with the outcome of regional cooperation. In order to sustain and maintain cooperation, the implementation of the principles of cooperation need to be improved toward regional integration in water supply regional cooperation.
Kata Kunci : Pengadaan air bersih,Komunikasi yang kooperatif,Kerjasama regional, water Supply, regional cooperation, cooperative communication