Laporkan Masalah

Kajian kelembagaan pengelolaan kawasan cagar alam berbasis masyarakat adat di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat

WANANE, Andi Pieter, Prof. Dr. Ir. H.Chafid Fandeli

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan/MMKSDAL

Penelitian berjudul Kajian Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Berbasis Masyarakat Adat di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat bertujuan mengetahui bentuk pengelolaan kawasan oleh masyarakat adat, mengetahui kelembagaan formal dan kelembagaan masyarakat adat, dan peran masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan Cagar Alam Teluk Bintuni. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survai. Data yang dikumpulkan secara observasi dan wawancara semi struktural yang mengacu pada panduan pengamatan (observasion sheet) dan pedoman wawancara (interview guide). Hasil penelitian di analisis secara deskriptif kualitatif dan kuntitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Cagar Alam Teluk Bintuni berdasarkan kinerja pengelolaan hutan oleh masyarakat adat yang diukur melalui variabel kelestarian ekonomi, kelestarian ekologi, dan kelestarian sosial dapat menciptakan kesejahteraan sosial. Kelembagaan masyarakat adat dalam bentuk hak kepemilikan (property right) berupa hak bersama dan hak milik berdasarkan marga/klen serta adanya batas yurisdiksi yang, telah dapat menekan interdependensi antara anggota masyarakat adat dengan masyarakat luar. Kelembagaan pengelolaan Kawasan Cagar Alam Teluk Bintuni oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Papua II khususnya resort Bintuni sangat terbatas dalam jumlah tenaga yang berjumlah 1 orang dan fasilitas yang tidak memadai serta belum adanya surat keputusan dari pemerintah (departemen kehutanan) tentang perubahan status ”penunjukkan” menjadi ”penetapan” Kawasan Cagar Alam Teluk Bintuni.

The study of the institution of Ethnic Community-based Management of Nature Conservation Area in Teluk Bintuni Regency in West Papua aims at finding the management of the area by ethnic community, finding the formal institution and ethnic community institutional, and the role of ethnic community in the management of Teluk Bintuni Nature Conservation Area. The study uses descriptive method and survey technique. Data are collected from observation and semi- structural interviews, keeping in line with the observation sheet and interview guide. The result was then analyzed descriptive-qualitatively and quantitatively. Result indicates thet Teluk Bintuni Nature Conservation Area is operating based on the performance of forest management by ethnic community. The performance can be measure by variables of economic, ecological, and social sustainability. The institutionof ethnic community implemented in the form of property right based on common right and property right based on clan, and the limitation of jurisdiction have been able to suppress the interdependence between the members of ethniccommunity and members of other communities. The management institution of Teluk Bintuni Natural Conservation Area by the Bereau of Natural Resources and Papua Environment II Conservation, particularly Bintuni resort, is very limited in human resource, a mere one person, and insufficient facilities. All these add up to the as yet lack of letter of decision that would change the status from “appointment” to “decision” of Teluk Bintuni Nature Conservation Area.

Kata Kunci : Kajian,Kelembagaan,Pengelolaan kawasan cagar alam Teluk Bintuni berbasis masyarakat adat,Study, Institution, Ethnic Community-based Management of Teluk Bintuni Nature Conservation Area


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.