Laporkan Masalah

Analisis risiko kejadian gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) pada daerah pegunungan dan pantai di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah

AMILAH, ST, Toto Sudargo, SKM, M.Kes

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama yang masih dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada setiap tahap kehidupan, mulai dari masa prenatal sampai lansia. Defisiensi iodium sebelumnya dikenal dengan istilah Gondok (pembesaran kelenjar thyroid) yang merupakan salah satu gejala yang timbul akibat kekurangan zat gizi tersebut. Akibat defisiensi iodium saat ini diketahui tidak hanya pembesaran kelenjar thyroid, tetapi jauh lebih luas. Kabupaten Donggala terdiri dari 18 kecamatan, berdasarkan hasil pemetaan GAKI tahun 1998, 4 kecamatan dikategorikan sebagai daerah endemis GAKI berat dengan TGR sebesar 45,82%. Total Goiter Rate (TGR) berdasarkan survey pemetaan GAKI di Kabupaten Donggala tahun 1998 sebesar 19,58%. Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya GAKI pada daerah pegunungan dan daerah pantai di kabupaten Donggala Propinsi sulawesi Tengah. Desain Penelitian : Jenis penelitian observasional yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan case control. Metode Penelitian : Subyek penelitian adalah keluarga yang berada di kecamatan yang merupakan daerah endemik berat GAKI yang berada di daerah pantai dan pegunungan. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 396 WUS (Wanita Usia Subur). Penelitian ini menggunakan instrumen yaitu Food Frekuensi Questionnaire (FFQ) dan recall 24 jam. Hasil : Hasil analisis menunjukkan faktor risiko kejadian GAKI pada daerah pantai dan pegunungan tidak ada perbedaan yang bermakna. Tidak ada perbedaan jumlah asupan iodium pada penderita GAKI dan tidak GAKI pada daerah pegunungan, ada perbedaan jumlah asupan iodium pada penderita GAKI dan tidak GAKI didaerah pantai (OR=1,92), ada perbedaan pola Konsumsi Makanan Kaya Tiosianat (KMKT) pada penderita GAKI dan tidak GAKI di daerah pegunungan (OR=5,18), ada perbedaan pola Konsumsi Makanan Kaya Tiosianat (KMKY) pada penderita GAKI dan tidak GAKI di daerah pantai (OR=5,97). Kesimpulan : Tidak ada perbedaan pola konsumsi (jenis, frekuensi) sumber makanan kaya iodium (KMKY) antara kelompok kasus dan kelompok kontrol baik yang ada di daerah pegunungan maupun didaerah pantai. Ada perbedaan pola konsumsi jumlah asupan iodium antara kelompok kasus dan kontrol di daerah pantai. Ada perbedaan pola konsumsi makanan kaya tiosianat antara kelompok kasus dan kontrol di daerah pegunungan dan daerah pantai.

Background: Iodine Deficiency Disorder (IDD) is one of major nutrition problems of the Indonesian government. This deficiency may occur to people at all stages of their life from prenatal to elderly period. IDD was previously known as goiter (swelling of thyroid gland). It is a symptom caused by iodine deficiency. The deficiency may result not only in the swelling of thyroid gland but also other consequences. District of Donggala consists of 18 Subdistricts. According to the result of IDD mapping in 1998, 4 subdistricts were categorized as heavy IDD endemic areas with Total Goiter Rate (TGR) as much as 45.82%. The result of IDD mapping survey in 1998 TGR of District of Donggala was 19.58%. Objective: The study aimed to identify difference of food consumption pattern that caused the prevalence of IDD at mountain and coastal endemic areas of District of Donggala Province of Sulawesi Tengah. Method: The study was analytic descriptive observational with cross sectional design. The subject were families at heavy IDD endemic areas, both of mountain and coastal areas. There were as many as 396 samples of eligible women. Research instruments were food frequency questionnaire and recall 24 hours. Result: The result of the study showed that there was no significant difference in risk factor for IDD between mountain and coastal endemic areas. There was no difference in iodine intake between respondents with IDD and those without IDD at mountain region. The difference in iodine intake between respondents with IDD and those without IDD at coastal region was OR=1.92. There was difference in food consumption pattern of rich thiocyanate between respondents with IDD and those without IDD at mountain region (OR=5.18). There was difference in food consumption pattern of rich thiocyanate in respondents with IDD and those without IDD at coastal region (OR=5.97). Conclusion: There was no difference in consumption pattern (types, frequency) of food rich in iodine between the case group and the control group both in mountain and coastal region. There was difference in consumption pattern of iodine intake between the case group and the control group at coastal region. There was difference in consumption pattern of food rich in thiocyanate between the case group and the control group at mountain and control region.

Kata Kunci : GAKI,Pola makan,Goitrogrnik,Wanita usia subur_WUS,Iodium,defisiensi,iodine deficiency disorder, consumption pattern, goitrogenic, eligible women , coastal region, mountain region


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.