Evaluasi manajemen distribusi vitamin A dosis tinggi di Kota Pontianak
MURSETYO, Ari, Prof. dr. Hamam Hadi, MS, Sc.D
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak meyatakan bahwa Pemerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu tentang kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak. Seluruh komponen bangsa (pemerintah,legislative, swasta dan masyarakat) bertanggung jawab dalam pemenuhan hak-hak tersebut. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, adalah: Kasih sayang dan perlindungan; Makanan bergizi seimbang (sejak lahir sampai 6 bulan hanya ASI saja, sesudah 6 bulan sampai 2 tahun ASI ditambah Makanan Pendamping ASI) ; Imunisasi dasar dan suplementasi Vitamin A; Pendidikan dan pengasuhan dini; Perawatan kesehatan dan pencegahan kecacatan, cidera dan lingkungan yang sehat dan aman ; Orang tua berkeluarga berencana. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, Pemerintah telah melaksanakan program imunisasi dan pemberian vitamin A secara cuma-cuma dan terprogram sesuai dengan kelompok sasaran. Masalah kurang vitamin A subklinis masih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, karena dari hasil survey xheropthalmia tahun 1992 menunjukkan bahwa 50% anak balita mempunyai kadar serum vitamin A dibawah standar kecukupan yang ditentukan oleh WHO (< 20 μg/dl). Walaupun dari hasil survei tersebut Propinsi Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak tidak tergolong daerah rawan vitamin A, karena prevalensi Xeropthalmia golongan XIB sebesar 0,19 % dan angka tersebut jauh dibawah angka nasional sebesar 0,33 %, juga masih dibawah kriteria prevalensi yang ditetapkan oleh WHO sebesar 0,5 %. Akan tetapi untuk mewaspadai adanya defisiensi vitamin A di masyarakat maka melalui program perbaikan gizi masyarakat, pemerintah kota pontianak mempunyai komitmen terhadap kebijakan nasional yaitu distribusi vitamin A kepada semua sasaran vitamin A. Tujuan : Mengetahui gambaran manajemen distribusi vitamin A dosis tinggi pada Bayi dan Balita di Kota Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif dan ekploratorif. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dimulai bulan Juli Tahun 2007 sampai dengan bulan Desember Tahun 2007, dengan tempat penelitian di Kota Pontianak. Populasi pada penelitian ini adalah Lembaga pemerintah (Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan 22 Puskesmas di Kota Pontianak) dan lembaga non pemerintah (216 posyandu). Subyek penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dan 14 puskesmas, serta 14 posyandu yang diambil dengan cara pencuplikan sistematis / sistematis random sampling. Hasil dan Kesimpulan : Puskesmas yang diteliti sudah tersedia komponen input dengan baik. Penantuan sasaran dengan menggunakan data riil puskesmas lebih baik dari penentuan sasaran proyeksi. Belum ada monitoring dan evaluasi terhadap distribusi vitamin A baik oleh Dinas Kesehatan maupun oleh Puskesmas. Selisih cakupan distribusi vitamin A untuk bayi pada bulan Pebruari dengan sasaran proyeksi, lebih besar 38.2% dari sasaran riil demikian juga untuk bulan Agustus cakupan bayi menurut proyeksi lebih besar 22.2% dari sasaran riil. Akan tetapi untuk cakupan balita bulan Pebruari lebih besar sasaran riil 5.2% dari sasaran proyeksi dan pada bulan Agustus lebih besar sasaran riil 16.1 % dari sasaran proyeksi. Sehingga belum menghasilkan output yang baik.
Background: Act No. 23/2002 on child protection states that the government is responsible for the fulfillment of the rights of children, comprising survival, growth and development and protection for the sake of the children. All nation components (government, legislative, private and community) are responsible for the fulfillment of those rights. In the health sector, the government has to provide facilities and make comprehensive efforts for children through promotive, preventive, curative and rehabilitative approaches to care for their health since they are in the womb. Basic needs of children for growth and development are love and protection, balanced nutritious foods (exclusive breastfeeding from childbirth until 6 months old, breastfeeding from 6 months to 2 years old plus complementary breastfeeding); basic immunization and vitamin A supplement; early education and rearing; healthcare and prevention from deformity & injury and healthy and safe environment; parents practice family planning. In the fulfillment of basic needs of children, the government has implemented immunization and vitamin A distribution program for free according to target group. The problem of subclinical vitamin A deficiency is still a major nutrition program in Indonesia. The result of xeropthalmia survey 1992 indicated that 50% of children under five had vitamin A serum level below the standard of sufficiency specified by WHO (<20μg/dl). Although from the result of the survey the Province of Kalimantan Barat, particularly Pontianak Municipality does not belong to an area susceptible to vitamin A deficiency, it is necessary to be alert from the presence of vitamin A deficiency through the program of nutrition improvement of the community. Pontianak municipal government has a commitment to national policy in the distribution of vitamin A to all vitamin A target. At present the prevalence of xeropthalmia of group IX B at Pontianak Municipality is 0.19%. This figure is far below the national figure of 0.33%. It is also still below the criteria of prevalence specified by WHO as much as 0.5%. Objective: To get an overview on the management of high dosage vitamin A distribution to infants and children under five at Pontianak Municipality. Method: This was a qualitative study with descriptive and explorative approaches. The study was carried out for 6 months since July 2007 to December 2007 at Pontianak Municipality. Population of the study were government institutions (Pontianak Municipal Health Office and 22 health centers at Pontianak Municipality) and non government institutions (216 integrated service posts). Subject of the study were Pontianak Municipal Health Office, 14 health centers and 14 integrated service posts taken with systematic random sampling technique. Result and Conclusion: The health centers observed had good components of input. The specification of target using actual data of the health center was better than using projection. There was no monitoring and evaluation on distribution of vitamin A both by the health office and the health center. The gap of vitamin A distribution coverage for infants in February using projection target was 38.2% greater than the actual target. In August the coverage of distribution using projection target was also 22.2% greater than the actual target. However the coverage in February for children under five was 5.7% greater in actual target than in projection target and in August the coverage was 16.1% greater in actual target than in projection target. Therefore good output had not been achieved.
Kata Kunci : Manajemen,Distribusi vitamin A,Defisiensi vitamin A,Bayi dan anak balita,vitamin A, distribution, deficiency, infants, children under five