Faktor Risiko Kejadian Penyakit Skabies pada Pondok Pesantren di Kabupaten Kulon Progo (Studi Ekologi)
WAHJOEDI, Imam, dr. Agnes Sri Siswati, SpKK
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabie varian hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung. Di negara berkembang merupakan kelompok masyarakat yang paling banyak menderita penyakit skabies. Prevalensi penyakit skabies di Indonesia adalah 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak usia sekolah dan remaja. Di pondok pesantren prevalensi yang tinggi terdapat pada anak berusia 11-15 tahun. Tujuan : Untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan prevalensi kejadian penyakit skabies pada pondok pesantren di Kabupaten Kulon Progo. Metode : Metode yang digunakan adalah studi ekologi dengan penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini terdiri dari 44 pondok pesantren, terdapat 36 pondok pesantren dengan santri yang bermukim (menetap) dan 8 pondok pesantren dengan santri kalong (tidak menetap). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pondok pesantren yang mempunyai santri menetap. Hasil : Dari lima variabel yang diduga sebagai faktor risiko penularan penyakit skabies pada pondok pesantren di Kabupaten Kulon Progo, terdapat dua variabel yang paling dominan terhadap peningkatan prevalensi penyakit skabies yaitu tingkat sosial ekonomi (p=0,000) dan sanitasi lingkungan (p=0,000) yang bermakna secara statistik. Kesimpulan : Prevalensi skabies yang tinggi pada pondok pesantren, yaitu Al Manar Brosot, Al Barokah Putri, Nurul Amin dan Assalafiah. terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi semakin rendah, kepadatan hunian semakin tinggi dan sanitasi lingkungan semakin buruk meningkatkan prevalensi skabies. Faktor yang dominan meningkatkan prevalensi skabies adalah tingkat sosial ekonomi buruk dan sanitasi lingkungan yang buruk.
Background: Scabies is contigious disease causes by Sarcoptes scabies varian hominis and spreaded by direct contact. In developing countries most people are affected by this disease. Prevalence of scabies in Indonesia was 6% - 27% and the trend was higher at preschool and young adult groups. At “pondok pesantren†the higher prevalence was at age of 11-15 years old. Objective : To determine the risk factors related to scabies incidents at Ponpeses in Kulon Progo Regency. Method : Cross sectional ecological study design with analytical observational was used. Forty four “pondok pesantren†was included in this study which consist 30 “pondok pesantren†where the student live in and 8 pondok pesantren where the student did not live in. Subject of this study was pondok pesantren where the student live in. Result : Of five variables estimated as the risk factors of scabies disease transmission at Ponpeses in Kulon Progo Regency, there is two dominated factors related with higher scabies incidents. Prevalence is socioeconomics status (p=0,000) and enviromental sanitation (p=0,000) are statiscally significant. Conclusion : High prevalence of scabies were found at Pondok Pesantren Al Manar Brosot, Al Barokah Putri, Nurul Amin and Salaffiah. Significant relationship was found between social economic level and sanitation with prevalence of scabies. High house density increase prevalence of scabies. Low socio economic level and bad environment sanitation were factors that increase prevalence of scabies.
Kata Kunci : Skabies,Resiko,Pondok Pesantren,Sarcoptis Scabie,Ekonomi Buruk,Sanitasi Lingkungan, Risk factor, Scabies, Pondok Pesantren, Kulon Progo Regency