Laporkan Masalah

Pemanfaatan air lindi TPA Piyungan sebagai bahan granulasi pupuk N,P,K dan kompos

NUGROHO, Karyadi, Rahman Sudiyo, ST., MT., Ph.D

2008 | Tesis | S2 Sistem Teknik

Salah satu limbah yang dihasilkan oleh tempat pembuangan akhir sampah adalah air lindi. Aras rumen adalah salah satu limbah yang dihasilkan dari rumah pemotongan hewan. Kedua jenis limbah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk granuler. Lignin, adalah salah satu komponen yang terdapat di dalam lindi yang dapat dimanfaatkan sebagai pengikat (binder). Selain itu lindi juga mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Untuk mendegradasi lindi digunakan aras rumen sapi, yang mengandung bakteri yang mampu melakukan proses degradasi/dekomposisi lindi. Selain terjadinya kelangkaan pupuk dipasaran, efisiensi pemakaian pupuk dilapangan juga kecil. Pupuk urea yang berbentuk prill mengalami kehilangan 70 – 80 % nitrogennya, saat pengaplikasiannya di lahan. Dengan diubahnya menjadi berbentuk granul, kehilangan unsur hara dapat berkurang hingga mencapai 39 % saja. Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh komposisi (pupuk anorganik N,P,K, kompos, zeolit dan lindi) serta perbedaan kondisi operasi (metode pengeringan) selama granulasi terhadap kualitas pupuk granuler (kandungan N, P2O5, kekuatan pupuk granuler dan distribusi ukuran). Untuk itu dilakukan percobaan dengan 20 perlakuan, yang terdiri dari atas variasi gabungan antara dua perlakuan jenis binder, yakni air dan lindi, lima perlakuan komposisi pupuk, yakni berurutan dengan perbandingan pupuk anorganik : zeolit : kompos ; B1 = 100 : 400 : 0 ; B2 = 100 : 300 : 100 ; B3 = 100 : 200 : 200 ; B4 = 100 : 100 : 300 ; dan B 5 = 100 : 0 : 400, serta dua perlakuan pengeringan, yakni tanpa pemanas dan dengan pemanas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk tiap perlakuan antara jenis binder, komposisi pupuk dan cara pengeringan terjadi interaksi. Untuk hasil kandungan nitrogen yang tertinggi adalah pupuk granuler dengan perlakuan A2B5C2, yakni, jenis binder lindi, komposisi pupuk 100 : 0 : 400, dan jenis pengeringan dengan pemanas. Sedangkan untuk kandungan P2O5 yang tirtinggi diperoleh pada perlakuan A2B5C1, yakni, jenis binder lindi, komposisi pupuk 100 : 0 : 400, dan jenis pengeringan tanpa pemanas. Lindi mampu meningkatkan kekuatan pupuk granulasi yang diperoleh. Distribusi ukuran pada ukuran Ø 8,00 mm dicapai pada komposisi pupuk B5 sedangkan ukuran Ø 9,50 mm dicapai maksimal pada komposisi B2. Berdasar aspek ekonomis, penggunaan pupuk granuler dapat menurunkan biaya pemupukan sebesar Rp. 4.903.577,- / Ha untuk tanaman cabe. Selain dapat meningkatkan efisiensi ekonomis, penggunaan pupuk granuler dapat mengurangi terjadinya kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik. Untuk aplikasi lebih lanjut di tingkat petani, perlu sosialisasi tentang manfaat penggunaan pupuk granuler dan cara memproduksi pupuk granuler. Produksi pupuk granuler dapat dilakukan mulai tingkat komunitas, kelompok tani, sampai pada tingkat industri besar

One of wastes produced by landfill is leachate. Solid rumen is also one of wastes which produced by cattle slaughtered house. Both types of these wastes can be exploited as component for making granule fertilizer. Lignin is a component which is in leachate and can be exploited as binder. The other side of leachate also contains nutrient element required by crop. For degradation of leachate, solid rumen of cow is applied, which contains capable bacterium for decomposing the leachate. Besides the depleting of fertilizer in the market, efficiency of fertilizer is low. Urea which is the form of prilled fertilizer losss 70 - 80 % of the nitrogen, while applied in the farm. By changing it into granule, losing of nutrient element can be decreased up to 39 %. This present research has aims to study the composition influences (inorganic fertilizer N,P,K, compost, leachate, zeolite) and kinds of binder (water and leachate) and also the differences of operating condition ( drying method) during the granulation toward the quality of granulated fertilizer ( contents of N, P2O5, strength of granulated fertilizer and size distribution ). It was attempted by 20 treatments, which consistes of joined variety between two kinds of binder,i.e.water and leachate, five compositions of fertilizer treatment and two methods of drying. The order of comparison of inorganic fertilizer : zeolite : compost are B1 = 100 : 400 : 0 ; B2 = 100 : 300 : 100 ; B3 = 100 : 200 : 200 ; B4 = 100 : 100 : 300 ; and B 5 = 100 : 0 : 400 , and also two treatments of drying, namely with and without heater. The result of this experiment indicated that interactions occurred in each treatment of binders, fertilizer composition and drying method. The highest nitrogen content from this experiment was granule fertilizer with A2B5C2 treatment. It was leachate binder type which fertilizer composition was 100 : 0 : 400, and it was drying method using heater. Whereas the highest content of P2O5 was obtained at A2B5C1 treatment. It was leachate binder type which fertilizer composition was 100 : 0 : 400, and drying method without heater. It was indicated that leachate binder could increase the strength of granule fertilizer which show in A2B3 treatment. The size of distribution were Ø 8,00 mm for fertilizer composition of B5, and Ø 9,50 mm for composition of B2. Based on economic aspect, granule fertilizer use was able to decrease fertilizing cost up to Rp. 4.903.577,-/ Ha for chilly. Besides increasing economic efficiency, usage of granule fertilizer could decrease the soil damage as the result of inorganic fertilizer usage. Socialization of benefit for usage of granule fertilizer and method of producing granule fertilizer are required in farmer society. Granule fertilizer can be produced either by farmer community or industry.

Kata Kunci : Air lindi,Granulasi,Pupuk Granular,Rumen, Leachate, Rumen, Granulation, Granule Fertilizer


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.