Analisis perbandingan biaya pasien operasi kolesistektomi Laparoskopi dan Laparotomi di rumah sakit swasta PMA Tangerang pada bulan Januari-Desember 2005

WIRADISURIA, Errawan R, dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH.,DrPH

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Manaj. Rumah Sakit)

Latar Belakang : Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan sangat pesat. Hal ini terbukti dengan dikembangkannya alat-alat kesehatan berteknologi tinggi sebagai penunjang pemeriksaan diagnostik, maupun sebagai alat terapi untuk penyakit tertentu. Penggunaan alat-alat berteknologi tinggi dalam bidang kesehatan seringkali dapat meningkatkan biaya kesehatan. Teknik operasi yang relatif baru dalam pembedahan pengangkatan kantung empedu adalah secara laparoskopi. Belum diketahui tindakan yang paling ’cost effective’ dalam pengangkatan kantung empedu antara tindakan laparoskopi (minimal invasive), dengan tindakan laparotomi sebagai tindakan konvensional. Metode : Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian adalah deskriptif, dengan menggunakan data sekunder. Variabel independent penelitian ini adalah jenis kolesistektomi (laparotomi dan laparoskopi). Variabel dependent pada penelitian ini adalah biaya akomodasi, length of stay, biaya obat/farmasi, biaya laboratorium, biaya alat kesehatan/medis, jasa medis, yang dilakukan pembayaran oleh pasien. Pada penelitian ini yang dicari adalah biaya satuan (unit cost) untuk operasi laparotomi dan laparoskopi. Untuk mengetahui efektivitas biaya kedua tindakan ini, dilakukan dengan membandingkan biaya satuan (unit cost) dari keduanya. Hasil : Rata-rata lama hari rawat, total biaya perawatan, kamar perawatan, sewa kamar operasi, honor dokter spesialis, honor kunjungan dokter, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya obat-obat anestesi, obat antibiotikaa, obat non antibiotika dan biaya cairan infus secara uji statistik disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara hal-hal tersebut di atas dengan pilihan prosedur kolesistektomi. Hasil uji statistik biaya kelas perawatan dan biaya alat kesehatan/medis disimpulkan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pilihan prosedur kolesistektomi. Setelah menghitung total biaya dalam penelitian ini dengan memperhatikan semua komponen yang mempengaruhi prosedur operasi, setiap komponen yang mempengaruhi biaya tindakan laparaskopi maupun laparotomi, dilakukan analisis, maka didapat hasil unit cost, dan rasio cost effectiveness. Unit cost untuk prosedur laparotomi kolesistektomi pada penelitian adalah 9,47, sedangkan laparaskopi kolesistektomi mempunyai unit cost 2,14, sehingga rasio cost effectiveness antara prosedur operasi kolesistektomi dengan teknik laparaskopi dibandingkan dengan teknik laparotomi adalah 4,42 kali, sehingga dari 56 responden operasi kolesistektomi yang diteliti (11 orang dengan prosedur laparotomi dan 45 pasien dengan prosedur laparaskopi), menunjukkan prosedur laparaskopi lebih efektif dibandingkan dengan laparotomi. Kesimpulan : Prosedur operasi kolesistektomi dengan teknik laparaskopi lebih cost effective dibandingkan dengan teknik laparotomi.

Background : Progress of technology in the field of health is very fast. This matter proven by the developing of health high technology appliances as facilitation of diagnostic examination, and as a means of therapy for selected disease. Usage of high technological appliances in the field of health frequently can improve the expenses of medical services. Operation technique which relative newly in surgery of removing the gall blader is by laparoscopic (minimal invasive surgery). Not yet been known the most 'effective cost' in removing the gall blader between laparoscopic and laparotomy as a conventional procedures. Methods : Research type was analytic research with case study design. Research method is descriptive, by using secondary data. Independent variable of this research was type of cholecystectomy (laparotomy and laparoscopy). Dependent variables in this research were accommodation cost, length of stay, expenses of drugs/pharmacy, expenses of laboratory examination, expenses of medical appliances/instruments, doctors cost. In this research the searched is unit cost for the laparotomy and laparoscopy procedures. To know cost effectivity of both procedures, is compared from each unit cost procedures. Results : Average length of stay, total cost treatment, ward expenses, operating theatre cost, surgeon and anesthetist cost, doctors visit cost, laboratory cost, expense of anesthetic drugs, antibiotics, non antibiotics and infuse liquid expenses with statistically tested is concluded that the things above correlates significantly with the procedures choice of cholecystectomy. Statistical test result of ward type class expenses and medical appliances/instruments expenses concluded no correlation significantly with the choice of cholecystectomy procedures. After total cost calculation in this research with attention of all components influencing operating procedures, every component influencing the expenses of laparascopy and laparatomy analysed, hence got result of unit cost, and ratio of cost effectiveness. Unit cost for the laparotomy cholecystectomy procedures are 9.47 while laparascopy cholecystectomy have unit cost of 2.14, so that ratio of cost effectiveness between laparoscopy cholecystectomy compared to laparotomy cholecystectomy are 4.42 times, so that from 56 responder of research for cholecystectomy procedures (11 patients with procedure of laparatomy and 45 patients with procedure of laparascopiy), showing procedures of laparascopy cholecystectomy more cost effective compared to laparotomy cholecystectomy. Conclusions : laparoscopic cholecystectomy more cost effective than laparotomy cholecystectomy.

Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Biaya Perawatan Operasi, cholecystitis, cholelithiasis, laparoscopic cholecystectomy, laparotomy cholecystectomy, cost effevtiveness.