Pemulihan pasca gempa :: Studi tentang rehabilitasi dan rekonstruksi pemukiman penduduk di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
PANJAITAN, Salomo, Drs. S. Djuni Prihatin, M.Si
2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Hari saat bumi bergerak. Hari itu tanggal 27 Mei 2006 pada pukul 05.55 wib, hari Sabtu. Bumi menggoncang dahsyat secara tiba-tiba. Rumah-rumah pun roboh. Terjadi gempa bumi berukuran 5,9 skala richter. Kehidupan jadi terhenti, perekonomian hancur. Gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya tidak hanya menyebarkan kematian dan kehancuran dalam skala besar, tetapi juga mengirimkan sebuah signal kepada negeri ini kehadapan sebuah bencana alam yang besar. Peringatan lain: Yogyakarta dan kejelasan bahwa akan selalu ditakutkan karena mereka berada dalam lokasi garis patahan. Rakyat Yogyakarta, yang mana lebih dari 5.500 orang tewas dan 125.000 rumah hancur akibat gempa yang meluluhlantakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi pembangunan pemukiman, deskripsi sistem penanganan korban, sistem membangun, motivasi membangun, modal sosial yang dimiliki serta dampak kerusakan terhadap kehidupan sosial masyarakat pasca gempa dalam upaya pemulihan bencana Yogyakarta di Desa Kebun Agung. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa ucapan orang-orang serta fenomena yang diamati. Tehnik pengumpulan data, melalui wawancara yang mendalam terhadap beberapa informan meliputi para anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan pokok sebagai petani, tokoh masyarakat dan lurah yang menerima bantuan dana secara bertahap bagi upaya pemulihan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 1) Konsep sistem penanganan korban bencana dengan membentuk posko. Posko-posko masyarakat dapat mempercepat penanganan korban, koordinasi dan pendistribusian bantuan kepada masyarakat yang efektif dan tepat sasaran. 2) Upaya rekonstruksi dan rehabilitasi berorientasi pada proses penyiapan dan pengorganisasian masyarakat melalui pembentukan kelompok masyarakat (Pokmas) sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan rumah. 3) Adanya Pokmas terbukti secara baik mengorganisasi, menggerakkan, dan mensinergikan penduduk setempat dalam menyusun rencana rekonstruksi dan rehabilitasi rumah dan melaksanakan kegiatan pembangunan rumah berbasis komunitas di daerah ini. 4) Komunitas membangun perumahan dipererat melalui gotong royong, senasib sepenanggungan, kekerabatan dan kebersamaan. Pemerintah Indonesia bertanggung jawab penuh terhadap bencana alam untuk area proses rehabilitasi dan rekonstruksi. 5) Bahwa banyaknya kehancuran gempa terjadi disepanjang patahan Kali Opak yang menunjukkan patahan berskala besar.
The day when the earth moved. Its 27 May 2006 at 05.55 WIB, Saturday. The earth shook in sudden fury. Houses collapsed. The earthquake, measuring 5,9 on the Richter Scale. Life came to standstill; the economy ruined. The earthquake in Yogyakarta and surrounding areas did not only spread death and destruction on massive scale, but also sent a warning of this country’s ineptitude in facing a great natural disaster. Another warning: Yogyakarta and its envious will always be threatened because they are located on geological fault lines. The people of Yogyakarta, where more than 5.500 people died and 125.000 homes were destroyed by devastating earthquake. The purpose of this reseach is to know realizations of housing building and describing concepts of victim handling system, developing system, development motivation, social capital, and impact of such destruction on the post disaster community social life, in effort of Jogja disaster recovery in Countryside Kebun Agung. This research is executed by using descriptive qualitative approach method its was the research procedure yielding descriptive data, in the form of people utterance and also phenomenon perceived. Technique data collecting through deep interview by some informan family member with productive primary work as farming, society program and the head of the countryside community who fund aid of periodically for recovery program. Result of research is showing that 1) Concept of victims handling is conducted by establishing some coordination post for social and health matters. Community post is generated from inhabitants idea. They accelerate victim handling making coordination and aid distribution effective and efficient. 2) The community developed their housing cultivated through cooperation, kindship, harmony and togetherness. The accomplishment of conflict was good 3) The program focuses on the community base through local community group (Pokmas) that have the responsibility in contructing the house. 4) The existance of local community groups (Pokmas) are important and efektif ini order to organized, to moved and to combined local resouces ini order to built the house. The Indonesia government is full resposibilty for this natural disaster to rehabilition and reconstruction the area. 5) The measure of destruction earthquake occurred along Opak River Fault was a factor of local site effect such as due to intensifying the destructive energy.
Kata Kunci : Bencana Alam,Rekonstruksi Pemukiman,Realisasi Pembangunan,Earthquake, Community Group, Housing