Laporkan Masalah

Fenomena penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap masyarakat miskin di Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

RIDUANSYAH, Akhmad, Drs. Soetomo, M.Si

2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)

Pembangunan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat bawah yang jumlahnya sangat besar, membutuhkan pembiayaan yang meningkat setiap tahun dalam alokasi APBN. Namun demikian, kendala pembiayaan yang dihadapi saat ini adalah membengkaknya subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai akibat dari meningkatnya haraga minyak mentah di pasar Internasional. Jika subsidi tersebut tidak dapat dikendalikan, maka akan menggangu pelaksanaan program pembangunan ke depan khususnya yang menyangkut kehidupan sebagian besar penduduk di Indonesia. Kenaikan harga BBM disadari atau tidak, pasti akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang pokok sehari-hari sehingga akan berpengaruh pada penurunan daya beli sebagian besar masyarakat khususnya rumah tangga dengan pendapatan rendah atau rumah tangga miskin. Penelitan ini adalah penelitian kualitatif, dimana prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perlaku yang diamati. Penelitian ini berdasarkan pada penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, yang berarti lebih banyak melakukan pengkajian data primer dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian.Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat keluarga miskin dalam aplikasinya di lapangan dan menjelaskan peranan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap kehidupan keluarga miskin di Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kecamatan Arut Selatan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari kesiapan dan solidnya kerjasama aparat Pemerintah Kecamatan, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, maupun masyarakat setempat, mulai dari seleksi terhadap penduduk miskin, sampai penyuluhan terhadap masyarakat. Namun realitas yang terjadi di lapangan adalah pendistribusian BLT yang seharusnya dibagikan langsung kepada individu/keluarga miskin, tetapi dibagikan kepada individu yang bukan masuk kategori miskin. Dengan kata lain pendistribusian BLT tersebut tidak tepat sasaran. Hal ini dibuktikan dari daftar penerima BLT di lapangan yaitu di antaranya adalah keluarga yang masuk kategori mampu di desanya, misalnya oarang tua /keluarga yang sudah menunaikan ibadah haji, kemudian orang tua yang anakanaknya dianggap sudah mapan atau anak-anaknya sudah pegawai negeri, bahkan sampai para veteran/pensiunan ABRI pun mendapatkan bantuan tersebut. Oleh karena pendisribusian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut masih belum tepat sasaran, maka dana BLT itu sendiri tidak banyak membantu atau berperan dalam memperbaiki kehidupan keluarga miskin di Kecamatan Arut Selatan. Dari realita yang terjadi, individu/keluarga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut di atas (veteran, dan lain sebagainya) di Kecamatan Arut Selatan, bantuan tersebut mereka gunakan untuk sebagai penambah modal usaha mereka yang sebelumnya memang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Tetapi bagi keluarga yang masuk kategori miskin yang seharusnya menerima dana tersebut, tidak menerima apa-apa. Bagi yang menerima pun, dana tersebut langsung habis sebagai konsumtif mereka sehari-hari.

The Development oriented to under the poverty community level is big number, need to increase financing in APBN allocation. But the problem now is puffing up refined fuel oil (BBM) subsidy as influence from increasing crude oil price in International market. If that subsidy is not to be controlled, so it will disturb application of future development plan, especially related most of community in Indonesia. Increasing of BBM price, awareness or not, must be influenced to increase daily goods and less of buying most of Indonesian people, especially the household with under income level or poor household. This research is qualitative, where the research procedure results the descriptive data in the form of written or verbal materials collected from the people and agents observed. The research conducted library research and field research, which means doing more study on primary and secondary data obtained from the research. The aims of this research are explain about application of BLT distribution for poor community and explain the role of BLT distribution for poor community in Arut Selatan. The result of research indicated that the distribution of BLT in Arut Selatan is well. It can be seen readiness and solid corporate between the government, community organization, community figure, and that area community, start from selection of poor people to community extension. In the fact, BLT distribution should be given to poor people, but not given to poor people. The other word, BLT distribution is not efficient. To proof, in the list of BLT receiver are the have people in the village, people has been gone a pilgrim (as a one of indicator rich people in the village), their child has been civil servant, and the veteran can receive the fund oh BLT. So, BLT distribution is not efficient and not much help to repairing life of poor people in Arut Selatan. The others fact proof a receiver BLT fund from have people, use BLT fund to increase their working modals to be well and well. But the poor people, as a true receiver, in the fact they are not receive anything. Although they are receiving, the BLT fund has been lost to consumption of their needing today.

Kata Kunci : Masyarakat Miskin,Kesejahteraan,Bantuan Langsung Tunai, Arut Selatan, human resources, poor community, the populace welfare, community development


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.