Laporkan Masalah

Pola kemitraan petani ternak sapi potong di Desa Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali :: Studi tentang pemberdayaan masyarakat petani ternak di Kecamatan Kintamani Kabupaten bangli, Provinsi Bali

BAWA, I Wayan, Drs. Djoko Suseno, SU

2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)

Kabupaten Bangli, Provinsi Bali dengan wilayah pegunungan dan kondisi lahan kering umumnya dapat ditanami sekali setahun serta hasil panen hanya cukup untuk konsumsi petani dan keluarganya. Keberadaan petani di daerah ini sangat akrab dengan suasana “kemiskinan”. Selama ini telah dilakukan pemberdayaan oleh pemerintah, dengan melibatkan peran swasta melalui Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong sejak tahun 2002 namun belum pernah dilakukan pengkajian atas keberhasilan atau kegagalan program tersebut. Oleh karena itu penelitian ini memfokuskan pada “Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong“ (Studi Tentang : Pemberdayaan Masyarakat Petani Ternak di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali). Permasalahan yang diangkat adalah “ Bagaimana Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong di Desa Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dapat memberdayakan petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga petani ternak?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong dalam pemberdayaan petani, kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan keluarga petani ternak di Desa Belanga Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau desktipsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Tehnik pengambilan sampel adalah sampel bertujuan (Purposive Sampling), dan sampel dipilih secara cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik wawancara, observasi, dan dokumentasi serta dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan peternakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sektor pertanian, karena kegiatan peternakan merupakan kegiatan sambilan yang diharapkan sebagai sumber penghasilan alternatif, dan ternak sapi diposisikan sebagai tabungan untuk pembiayaan kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan lainnya. Kegiatan pemberdayaaan yang dilakukan pemerintah daerah terhadap masyarakat petani ternak antara lain : peningkatan kesadaran, pengetahuan, inovasi tehnologi terapan dan ketrampilan petani ternak, serta pemberian bantuan permodalan. Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah dalam memberikan bantuan permodalan, pemerintah telah menggandeng perusahaan melalui Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong. Pola Kemitraan Petani Ternak Sapi Potong terbukti meningkatkan pendapatan petani. Sumber pendapatan ini menjadi jaminan pembiayaan kebutuhan sosial ekonomi petani dan keluarga, sehingga kesejahteraan petani ternak menjadi meningkat. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar kebijakan pemberdayaan dilakukan secara sinergis antar instansi, berkesinambungan, dan melibatkan berbagai pihak, dan kalau memungkinkan peran perusahaan dapat digantikan oleh pemerintah daerah, sehingga kesejahteraan petani dapat lebih ditingkatkan, dan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Bangli Regency in the Province of Bali covers an area of majority highlands with dry nature of soil in general can only be planted once a year that yields can fulfill only the farmer’s family basic needs. The living of farmers in this area is very much close to “poverty” atmosphere. So far, empowerment has been carried out by the government involving private party through Commodity Cow Partnership Scheme since 2002, however, a study whether the program succeed or otherwise has not yet been conducted. Based on the above fact, this research focused on “Partnership Scheme of Commodity Cattle Farmer” (A Study About Cattle Farmer Society Empowerment in the District of Kintamani, Bangli Regency, Bali). Matter aroused was “How the cooperative scheme of cattle farmer in Belanga Village, District of Kintamani, Bangli is able to empower farmers in order to uplift the welfare of their family? The objective of this research is to find out the role of cattle farmer partnership scheme on empowerment of the farmer and its relationship with the upgrade of the farmer’s family welfare at the Belanga Village, District of Kintamani, Bangli Regency. Research method used on this occasion was qualitative method, descriptive type that is a research aimed to objectively draw an outline or description about certain condition. Sampling technique was purposive sampling and the samples are accurately collected in order that they are relevant to the design of the research. Data gathering was carried out using interview technique, observation as well as documentation and they were analyzed qualitatively. Result of the research has shown that livestock activity is an indivisible part of farming field activity, due to livestock activity is a part time activity expected to be an alternative income resource and bovine is positioned as deposit to respond the expenses of other economy and other society social activities. Empowerment actions applied by the local government toward livestock farmer society are among others: development of awareness, knowledge, implemented technology and skill innovations of livestock farmer as well as providing of capital assistance. The limitation of local government’s ability in providing capital assistance has had it attracting private company to work hand in hand through Cattle Farmer Partnership Scheme. This Cattle Farmer Partnership Scheme proved to increased farmer’s income. This income generator became a guarantee to bear social-economics expenses of the farmers and their family so that the prosperity of the livestock farmers increases. From result of the research, author recommends that the empowerment policy is performed synergistically among institutions, continuous involving various parties, and also if the possibility gives, private company’s role is substituted by the government in order that the farmer’s welfare is able to be upgraded which in turn will be capable of giving contribution for the local administration’s actual income.

Kata Kunci : Pemberdayaan Petani Ternak, Pola Kemitraan, Sapi Potong


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.