Gerakan penegakan Syariat Islam :: Studi tentang gerakan sosial Hizbut Tahrir Indonesia di DIY
MUHSIN, Ilyya, Dr. Suharko
2007 | Tesis | S2 SosiologiPenelitian ini membahas gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam mewujudkan syariat Islam. Gerakan penegakan syariat Islam di Indonesia muncul kembali bak jamur di musim hujan setelah sekian lama tiarap akibat represivitas rezim ORBA. Di antara berbagai gerakan tersebut, HTI merupakan salah satu aktor gerakan penegak syariat yang paling solid, rapi, dan memiliki jaringan internasional. Bahkan di antara yang lainnya, HTI juga yang paling radikal, dalam arti, tidak hanya berjuang menegakkan syariat Islam tapi lebih dari itu juga mendirikan khilafah Islam karena menurut HTI, syariat Islam kaffah (total) tidak bisa diterapkan kecuali dalam kerangka negara khilafah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis secara etnografis. Etnografi di sini dimaksudkan untuk memperoleh data yang kaya dan lengkap secara langsung dari partisipan atau informan dalam dunia sosial yang diteliti. Teknik penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Adapun lokasi penelitian adalah DIY, yaitu gerakan HTI di DIY karena 2 alasan; 1) posisi DIY sebagai kota pelajar yang memiliki ribuan mahasiswa dan HTI tumbuh subur di kalangan ini, 2) penulis saat ini sedang tinggal di Yogyakarta. Sebagai sebuah gerakan yang bertujuan mewujudkan tegaknya syariat Islam dalam sistem negara khilafah, aktivitas HTI bisa dianalisis dengan menggunakan teori gerakan sosial yang dikembangkan oleh Dough McAdam dkk. yakni: pertama, memanfaatkan peluang politik, yaitu peluang reformasi untuk mengakhiri gerakan bawah tanah menjadi gerakan legal sehingga dapat bergerak dengan leluasa. Kedua, memobilisasi struktur, yang terdiri dari mobilisasi internal dengan melakukan pengkaderan secara intensif dan mobilisasi eksternal dengan melakukan penyadaran tentang wajib dan mendesaknya penegakan syariat Islam dan khilafah kepada semua elemen di luar HTI dengan berbagai kegiatan seperti audiensi ke kalangan militer, kampus, pemda dll. HTI DIY juga berhasil memprakarsai berdirinya Forum Umat Islam yang terdiri dari beberapa organisasi Islam di DIY. Ketiga, penyusunan proses gerakan, yakni dengan cara melakukan pergolakan pemikiran dengan menentang segala pemikiran dan sistem dari Barat, seperti demokrasi, nasionalisme dan HAM dengan diikuti sikap menolak menggunakan hak pilih dalam pemilu, menolak menggunakan simbol-simbol kebesaran negara Indonesia dan melakukan aksi turun jalan untuk mengegolkan UU APP serta menolak kunjungan Bush ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dalam melakukan penyusunan proses gerakan HTI menggunakan media sebagai sarana utamanya. Dengan demikian, HT adalah gerakan sosial politik keagamaan bersifat revolusioner yang merupakan sintesis dari gerakan redemptif, alternatif, dan reformatif. HTI berupaya melakukan penyelamatan dan pembebasan umat dari sistem yang rusak dan kufur yang sudah mengakar dalam kehidupan di Indonesia. Upaya penyelamatan ini disertai kritik sosial terhadap berbagai penyakit sosial yang menimbulkan krisis dalam kehidupan umat. Oleh karena itu, HTI akan tumbuh subur dalam tatanan kehidupan yang amburadul.
This research tends to analyze the movement of Hizbut Tahrir Indonesian Board (HTI) in implementing Islamic Law. The movements of Islamic Law enforcement in Indonesia have appeared like mushrooms in the rainy season after it had been dismissed and oppressed by regime of New Era. HTI becomes one of the most well spaced and tied actors because of its international relation. On the other hand, it is the most radical in term of their desire to establish Islamic Caliphate and to struggle Islamic Law enforcement. One of their opinions is totally Islamic Law “kaffah†can not be implemented otherwise in the frame of Islamic Caliphate. This research uses qualitative method by descriptive ethnographic-analytical approach. Ethnographic is used to get direct comprehensive data from respondent and participant in the field. Observation, documentation, and in depth interview are data collection techniques used. While the location of research is Special District of Yogyakarta (DIY). Two reasons which becomes the main reasons are (1) the position of DIY as the city of student which has thousands of students and HTI has grown rapidly in this area and (2) the writer is now living in DIY. As the movement which wants to bring their aim into reality, the activity of HTI can be analyzed by using social movement theory proposed by Dough Mc Adam et all. Based on this, social movement will use political chance, means reformation chance to end underground movement become legal movement until they can move unhampered. Furthermore, structural mobilization which consist of internal mobilization by undertaking intensive regeneration and external mobility by doing awareness on the compulsory and urgently Islamic Law enforcement and Islamic Caliphate for outsider. One of the ways is doing presentation in military campus and local government. HTI DIY has also succeeded to initiate Islamic forum which consists of some Islamic organizations in DIY. In addition, the consolidation process of movement by means proposing discourses on thought and doing resistance on western system and thought such as democracy, nationalism, and human rights. The next step is refuse to use their vote in general election and Indonesia state’s symbols, do action to implement anti pornography bills (UU APP) and reject Bush’s visiting in Indonesia last time. HTI uses media as their main tools to support their movement consolidation process. This means that HTI is revolutionary socio-religious and political movement which becomes a synthesis of redemptive alternative and reformative movement. HTI tries to save and free congregation from broken and infidel system which has long been engaging against the life of Indonesia. This effort is supported by social critic against social disease which cause crisis in the life of congregation. Therefore, HTI will grow more rapidly in scramble social planning
Kata Kunci : Gerakan Sosial,Hizbut Tahrir Indonesia,Khilafah Islamiyah,Syariat Islam,social movement, HTI, Islamic Caliphate, and Islamic Law