Laporkan Masalah

Pergeseran sistem kekerabatan Minangkabau dalam Novel Tamu karya Wisran Hadi

FATIMAH, Siti, Prof.Dr. C. Soebakdi Soemanto, SU

2007 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian yang mengambil obyek novel Tamu ini berbicara tentang perubahan sistem nilai di Sumatra Barat khususnya tentang berubahnya relasi mamak kemenakan dalam sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau. Perubahan ini terlihat pada pergeseran hak dan kewajiban yang dimiliki masing-masing pihak yaitu antara mamak dan kemenakan pada masyarakat Minangkabau. Seiring dengan itu fungsi rumah gadang juga mengalami perubahan. Rumah gadang tidak lagi berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga luas tetapi sudah ditinggalkan para penghuninya dan tinggal di luar kelompok sanak kerabat matrilokalnya. Di situ ada perubahan adat menetap dari adat menetap matrilokal ke adat menetap neolokal. Selain itu perubahan juga terjadi dalam memandang tanah ulayat. Tanah ulayat tidak lagi dipandang sebagai tanah milik bersama, tetapi dipandang sebagai harta yang dapat dijadikan milik individu dan dapat diperjualbelikan. Secara teoretis tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengungkap perubahan sistem nilai sosial dan budaya masyarakat Minangkabau yang dihadirkan Wisran dalam Tamu dan cara yang ditawarkan pengarang untuk tetap mempertahankan sistem nilai yang dianggap baik oleh masyarakat. Tujuan teoretis lainnya adalah untuk memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu sastra dengan menerapkan teori sosiologi dan menambah hasil penelitian dengan pendekatan sosiologi sastra yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan praktis penelitian ini adalah memberi sumbangan kepada pembaca untuk memahami Tamu secara sosiologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Novel Tamu karya Wisran Hadi menjadi sumber data primer, dan didukung oleh sumber data sekunder. Cara mengumpulkan data dengan teknik baca dan catat. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesejajaran antara novel Tamu dengan keadaan masyarakat Minangkabau yang sedang mengalami proses pergeseran sistem nilai, khususnya peran mamak, yang berlangsung di Minangkabau. Pergeseran itu telah menggoncangkan tatanan sistem nilai yang sudah lama berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Novel Tamu berlatar waktu pada masa pemerintahan Orde Baru sekitar tahun 1990-an. Faktor politik Orde Baru mempunyai andil terhadap pergeseran sistem nilai tersebut dengan kebijakankebijakan pembangunan yang dicanangkannya. Untuk mengatasi kegoncangan sosial yang diakibatkan oleh pergeseran sisitem nilai itu, pengarang menawarkan beberapa pandangan. Wisran menganjurkan untuk mematuhi ajaran agama dan rajin bersembahyang untuk mengatasi permasalahan moral, selain itu ia juga menunjukkan bahwa kebodohan itu telah menyebabkan orang mudah diadu domba dan tidak dapat berpikir panjang sampai terjadi pembunuhan seperti yang dialami kaumnya.

This study, which takes the novel Tamu as the object, discusses about the change of value system in West Sumatera, especially the change in the relationship between mamak and nephew in the matrilineal kinship system of the Minangkabau people. The change can be seen in the shift of the right and the duty owned by each party, mamak and nephew, in the Minangkabau society. Along with that change, the function of gadang house is also changing. Gadang house is no longer inhabited by extended family since most of them left the house and live outside their matrilocal family. Therefore, there is a change in the residential custom, from the matrilocal custom to neolocal custom. In addition, change is also happened in the way of viewing tanah ulayat (community land). Tanah ulayat is no longer considered as common land, instead it is considered as a property which belongs to individual and is tradable. Theoretically, the goal of this study is to reveal the changes in the social and cultural value system of the Minangkabau people which is described by Wisran in the novel Tamu and the ways in which the writer proposes to maintain the value system which the people consider to be good. It also aims to provide a contribution to the development of literature study by using sociological theories and adding to literature research based on a sociological perspective. The practical aim of this research is to share the sociological perspective of Tamu to readers. This study was conducted by using a qualitative descriptive method. The novel Tamu by Wisran Hadi is used as the source of primary data, supported by various secondary data. The data was collected by using a reading and note taking method. The qualitative descriptive method was used to analyze data by using a sociological perspective to literature studies. The findings of this research show that there are parallel occurrences between Tamu and the condition of the Minangkabau people who are experiencing change in the value system, especially in terms of the role of mamak in West Sumatera. This change has affected the value system that has had long roots in the lives of the people living in West Sumatera. The setting of Tamu is during the New Order around the 1990s. Political factors during the New Order have had its affect in contributing to the change in the value system mentioned above due to its development policies. To overcome the social chaos due to the change in the value system, the writer offers a number of views. Changes related to morality should be solved by obeying religious teaching and praying. In this novel, the writer shows that the ignorance of his people has made them easily provoked to fight among each other and not think wisely so that murder occurred, as happened with his people.

Kata Kunci : Sastra Indonesia,Novel Tamu,Sistem Kekerabatan Minangkabau, change, value system, matrilineal, parallel occurrences


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.