Laporkan Masalah

Theology of Solidarity In Times of Disaster and Suffering :: Theological Reflections Based on the Experiences of a Post-Disaster Christian Community in Kintelan, Bantul, Yogyakarta

RAHARDJO, Albertus Kristiadji, Dr. Zainal Abidin Bagir

2007 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama

Fokus dari tesis ini adalah pengalaman religius komunitas Kristen di Kintelan, Bantul selama dan sesudah gempa berkekuatan 5,9 Richter yang terjadi di Yogyakarta, pada tanggal 27 Mei 2006. Penduduk Kintelan adalah bagian dari masyarakat Yogyakarta yang religius dan memandang gempa dan penderitaan sebagai bagian tak terpisahkan dari pengalaman religius mereka. Pengalaman itu membawa mereka pada pergumulan iman dalam memahami Tuhan dan relasi-Nya dengan manusia dan alam semesta. Mereka memberikan makna kepada pengalaman bencana dan penderitaan dalam terang iman dan dalam dialog dengan perspektif budaya, ilmiah dan sosial-ekonomi. Pertanyaan yang diajukan dalam tesis ini adalah ”Apa pengalaman orang Kristen Kintelan tentang bencana alam dan penderitaan dalam terang iman yang hidup dan konteks aktual mereka? Mengapa Orang Kristen Kintelan memiliki pengalaman religius itu dan bagaimana pengalaman itu dapat dianalisis dalam perspektif teodisi Kristen dan teologi kontekstual, serta dalam dialog dengan perspektif budaya, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi? Dan, bagaimana suatu teologi kontekstual dapat dikonstruksi untuk membantu orang Kristen Kintelan dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah bencana alam dan penderitaan? Untuk menjawab masalah itu, tesis ini menggunakan riset kepustakaan dan riset lapangan. Riset kepustakaan digunakan utuk menemukan kerangka teoretis bagi riset dan analisis data. Riset lapangan digunakan untuk menelusuri pengalaman Orang Kristen Kintelan ketika menghadapi bencana alam dan penderitaan, dan mengumpulkan semua data yang terkait dengan rumusan masalah melalui wawancara mendalam (dan personal) dan observasi partisipatif. Akhirnya tesis ini menggunakan pendekatan teologis dari bawah (atau berbasis pada pengalaman) dan perspektif teodisi serta teologi kontekstual dalam menganalisis dan merefleksikan data, dalam suatu proses spiral. Dalam riset, saya menemukan bahwa pergumulan iman orang Kristen Kintelan untuk menjawab masalah bencana dan penderitaan (masalah teodisi) dipengaruhi pada level yang berbeda-beda oleh tiga kerangka teodisi, yakni harmoni, kebaikan (privatio boni) dan dosa asal. Namun beberapa bagian dari kerangka teodisi itu tidak relevan lagi dan telah ditinggalkan karena tidak dapat memberikan jawaban yang memadai terhadap masalah teodisi. Orang Kristen Kintelan, sebagai orang Jawa, berjuang untuk mengonstruksi suatu pengertian unik dan kontekstual tentang Tuhan, alam semesta, kehidupan dan penderitaan yang didasarkan pada dialog antara Kitab Suci, tradisi religius dan konteks aktual. Solidaritas – sebagai kearifan lokal dan keutamaan biblis – menjadi suatu nilai penting dalam pengalaman pengalaman mereka akan bencana dan penderitaan. Mereka mengalami solidaritas Allah yang diwujudkan dalam penderitaan Yesus (sebagai kenosis= pengosongan diri) dan yang memberdayakan mereka untuk menghadapi penderitaan dengan penuh harapan dan menemukan maknanya bagi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagian besar orang Kristen di Kintelan percaya bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam atau tidur (Gusti Ora Sare), tetapi mendengarkan kerinduan mereka, dan terlibat dalam pergumulan hidup mereka. Solidaritas Allah juga dialami dalam solidaritas dan bantuan dari berbagai pihak. Bagian terakhir dari tesis ini mengusulkan suatu Teology Solidaritas sebagai suatu model berteologi kontekstual berdasarkan pada pengalaman bencana dan penderitaan (pendekatan teologis dari bawah) dan dialog antara Kitab Suci, tradisi Kristiani, dan konteks budaya, ilmu pengetahuan dan sosial-ekonomi.

This thesis focuses on the religious experiences of the Christian community in Kintelan, Bantul during and after the 5, 9 Richter earthquake in Yogyakarta on May 27th, 2006. The villagers are part of Yogyakarta’s people who are religious and who considered the disaster and suffering as an integrated part of their religious experiences. It brings them to the faith struggle in understanding God and the relation to the universe and human’s life. They gave meaning to the experience of disaster and suffering in the light of their living faith and in the dialogues with the cultural, scientific, and socialeconomic perspectives. The questions this thesis poses are “What is the Kintelan Christian’s experience of the natural disaster and suffering in the light of their living faith and their actual context? Why do the Kintelan Christians have that religious experiences and how can it be analyzed in the perspective of Christian theodicy and contextual theology, and in dialog with cultural, scientific and social-economic perspectives? And, how can the contextual theology be constructed to help the Christian in Kintelan and Indonesia in facing the problem of natural disaster and suffering? In answering those problems, this research uses library and field research. Library research was used to find a theoretical framework for the research and for analyzing the collected data. The field research was used to trace the religious experience of Kintelan Christian in times of disaster and suffering and to collect data related to the research problems through in-depth interview and participant observation. Finally, this thesis uses bottom-up theological approach (or based on the experience) and perspectives of theodicy and contextual theology in analyzing and reflecting the data, that happens in spiral process. From my research, I found that people’s faith struggle to answer the problem of disaster and suffering (theodicy) has been influenced in different levels by three frameworks of theodicy: harmony, goodness (privatio boni) and original sin. But some part of the view is regarded as not relevant anymore and some have discarded it, because it cannot give a satisfying answer to the problem. Kintelan Christians, as Javanese, struggle to construct an unique and contextual notion of God, universe, life and suffering based on dialog between the Bible, religious tradition and the actual contexts. Solidarity (as local wisdom and biblical value) becomes an important value in their experience of disaster and suffering. They experienced God’s solidarity that is expressed in Jesus’ suffering (as kenosis) and empowered them in facing the suffering by full of hope and to find the meaning of the suffering for the better life in the future. Most Christians in Kintelan believe that God never sleeps (“Gusti Ora Sare”), but hears their longing, and is involved in their life struggle. God’s solidarity is also experienced in the solidarities and assistances from many parties. The final part of the thesis proposes a theology of solidarity as a model of contextual theology based on the experience of disaster and suffering (bottom-up theological approach) and dialog between Bible, Christian tradition and the cultural, scientific and social-economics context.

Kata Kunci : Komunitas kristen,Bencana alam,Pergumulan iman, religious experience, natural disaster, suffering, faith struggle, solidarity, contextual theology


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.