Distribusi dan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Ngawi :: Kajian data potensi desa tahun 2005
KRISTIANTI, Paulina, Anis Fuad, S.Ked.,DEA
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. PeLatar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan. Tingginya angka kematian diantaranya karena 3 terlambat yang salah satunya adalah terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan. Data kegiatan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Ngawi tahun 2005 menunjukkan cakupan program KIA beberapa puskesmas dibawah SPM. Di sisi lain, distribusi SDM dan sarana kesehatan mungkin berpengaruh pada cakupan program. Dari kondisi tersebut perlu penelitian untuk mendeskripsikan pola distribusi SDM kesehatan dan sarana KIA.. Tujuan Penelitian. (1) Menjelaskan pola distribusi,dan akses terhadap sarana dan tenaga kesehatan dan pemanfaatan program pelayanan kesehatan ibu dan anak;(2) Menggambarkan daerah-daerah kantong yang tidak tersentuh pelayanan kesehatan ibu dan anak;(3) Menggambarkan pelayanan lintas batas (cross border) karena faktor geografis di Kabupaten Ngawi. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus melalui pendekatan kuantitatif. Unit analisis penelitian desa menggunakan data sekunder dalam data Potensi Desa (Podes) tahun 2005. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Tahapan analisis meliputi entry data Podes dan PWS KIA ke software epiinfo, analisis deskripsi dilanjutkan penyajian data dalam bentuk peta rupa bumi. Hasil. Distribusi sarana dan tenaga kesehatan merata hampir di semua desa di Kabupaten Ngawi. Tersedianya sarana dan tenaga kesehatan tersebut tidak terkait dengan tingginya cakupan pelayanan. Desa-desa dengan cakupan program KIA yang rendah tersebar di daerah perkotaan (Kecamatan Ngawi), daerah perbatasan, pegunungan , dan sekitar hutan. Namun demikiaan, daerah dengan kesulitan akses sarana kesehatan justru memiliki cakupan cukup tinggi. Kondisi ini menggambarkan bahwa jarak, kemudahan, ketersediaan sarana dan tenaga tidak berkaitan dengan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesimpulan dan saran. Tersedianya sarana dan tenaga kesehatan tidak selalu diikuti dengan akses yang tinggi dari masyarakat. Jarak tempuh dan kemudahan ke sarana kesehatan tidak selalu berkaitan dengan pemanfaatan program kesehatan ibu dan anak.Pada daerah perkotaan, pemerintah lebih baik melakukan kemitraan dengan pihak swasta. Data PODES dapat digunakan sebagai alat pemantau pelaksanaan Desa Siaga. Penelitian kesehatan tentang data PODES perlu ditindak lanjuti dengan variabel yang berbeda.
Background: Mother and child health in Indonesia is still a challenge due to high infant and maternal mortality rate. The high of infant and maternal mortality rate is caused by the 3 late. Some of the 3 late are late to reach health facility and late to get help. The data of mother and children activities in District Ngawi on 2005 indicated some health facilities center performed under minimal service standard in mother and child health. In regard to this situation, it is necessary to study on distribution pattern of health facility and health human resource. Objectives: (1) To explain the distribution and access pattern toward the health facility and health staff, and the utility of mother and children health service.(2) To describe the enclaves that aren’t touched by mother and children health service.(3)To describe the cross border service because of geographies factor in District Ngawi. Method: This is a case study research using quantitative approach. It used secondary data of PODES (Potensi Desa Survey) on 2005. Analyses were descriptive. The result is presented in world map form. Results: The distribution of health facilities and health staffs is spread evenly almost in all villages in District Ngawi. However, the availability of health facilities and health staffs are not followed by the high coverage of service. In urban area, the coverage of mother and child health is low. The villages with the low scope are also found in border area, mountain range and forest area. The areas that are difficult to access the health facilities shows the high coverage. Conclusion and Suggestion: Access to health facility as well as distribution of health staffs does not influence the coverage of mother and child health program. It is suggested that the government should do different policy toward this issue, i.e. doing partnership with the private enterprise in urban area, increasing the official skill and number of health facilities at border area and optimizing Desa Siaga strategy for other areas with low coverage of mother and child health program. Health research about data of PODES need to be continued with different variable.
Kata Kunci : Layanan Kesehatan Ibu dan Anak,Pola Distribusi dan Akses, Distribution, Access, Distance, Health Means, Health Staff, SIG Mapping