Laporkan Masalah

Kajian kestabilan produktivitas cabai keriting di daerah endemis virus kuing dengan optimalisasi nutrisi tanaman

ARIYANTI, Nur Aeni, Dr.Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc

2007 | Tesis | S2 Agronomi

Produksi cabai keriting di Indonesia menurun karena penyakit kuning cabai. Sebelum tahun 2000 produktivitas tanaman cabai keriting dapat mencapai 12-13 ton/ha. Namun produksi tersebut menurun akibat infeksi virus kuning cabai sehingga hanya mampu menghasilkan 5-6 ton/ha. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Pepper yellow leaf curl virus. Virus ini termasuk ke dalam kelompok Geminivirus dan ditularkan oleh serangga vektor yang disebut kutu kebul (Bemisia tabaci). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menstabilkan dan meningkatkan produksi cabai keriting adalah dengan meningkatkan ketahanan tubuh tanaman terhadap infeksi virus. Untuk meningkatkan ketahanan tubuhnya tanaman perlu didukung dengan manajemen nutrisi yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun dan pupuk anorganik terhadap tingkat serangan penyakit kuning cabai dan mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman cabai Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dari bulan April hingga September 2006. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah split plot dengan perlakuan pupuk daun sebagai main plot dan perlakuan pupuk anorganik sebagai sub plot. Percobaan ini diulang sebanyak tiga blok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang terinfeksi virus kuning cabai akan memiliki indeks luas daun yang kecil, jumlah klorofil b rendah dan ratio klorofil a/b yang lebih tinggi. Pemberiann pupuk dengan dosis yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan dosis yang umum dipakai oleh petani belum dapat mengurangi tingkat serangan virus kuning cabai di daerah endemis. Pemberian pupuk dengan dosis tertinggi belum mampu menstabilkan produktivitas cabai keriting di daerah endemis virus kuning (5,5 ton/ha). Infeksi yang terjadi setelah tanaman memasuki fase generatif masih dapat menurunkan hasil hingga 50%. Metode aplikasi pupuk yang umum dilakukan oleh petani belum efektif dalam mengurangi persentase tanaman terinfeksi virus kuning dan mempertahankan produktivitas.

Production of red pepper in Indonesia decreased from 12-13 t/ha to 5-6 t/ha because of Pepper yellow leaf curl disease. The disease is caused by virus which is called Pepper yellow leaf curl virus (PYLCV). This virus belongs to Geminivirus group and is transmitted by an insect vector called Bemisia tabaci. One of possibility methods in stabilizing and increasing of red pepper production is increment of plant body defend to the virus infection. Developing plant body defend can be supported by nutrition management optimally. The aims of this research are to study the effect of foliar and inorganic fertilizer on percentage of plant infected by PYLCV and the effect of infection this disease on productivity of red pepper plants. The research was conducted in red pepper plantation in Magelang district, Central Java province from April to September 2006. The experimental design was split plot which foliar fertilizer treatment as a main plot and dosages of inorganic fertilizers treatments as a sub plot. These treatments were replicated in three blocks. The results showed that infection by PYLCV could reduce lamina length, chlorophyll b content and increased chlorophyll a/b ratio. Aplication of inorganic fertilizer recomended by Agriculture Department of Magelang District and dosage used by farmers could not reduce percentage of plants infected by PYLCV. The highest dosage of inorganic fertilizer could not stabilize pepper plants productivity in the endemic area (5.5 t/ha). Pepper plants infected in generative phase could reduce productivity up to 50%. Methods of aplication inorganic fertilizers used by farmers could not hinder plants from virus infection and could not stabilize productivity of red pepper fruit in endemic area.

Kata Kunci : Tanaman cabai,Infeksi Virus,Nutrisi,Pupuk Organik, virus, plant nutrition, productivity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.