Anomali perkembangan wilayah di Kabupaten Flores Timur
TUKAN, Johanes Brechmans Suban, Dr. R. Rijanta, M.Sc
2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahAdanya Fenomena perkembangan wilayah yang unik di Kabupaten Flores Timur bahwa terdapat beberapa wilayah yang memiliki potensi untuk lebih cepat berkembang tenyata justru tertinggal atau sebaliknya. Penyimpangan perkembangan wilayah ini menjadi menarik untuk diteliti. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui anomali perkembangan wilayah dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah di Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan metode deduksi kuantitatif statistik, metode deskriptif kualitatif, dan metode tumpang susun peta. Data utama analisis ini adalah data sekunder yang didukung dengan data primer. Penelitian ini menemukan bahwa ketidaknormalan atau anomaly perkembangan wilayah terjadi di Kecamatan Ilemandiri dan Adonara Timur yang memiliki potensi untuk berkembang tetapi ternyata terbelakang. Kedua wilayah ini merupakan wilayah yang maju karena eksistensi Kota Larantuka sebagai pusat pemerintahan dan pusat pelayanan masyarakat yang memberikan dampak terhadap perkembangan ke wilayah terdekatnya yaitu Kecamatan Ilemandiri. Disamping itu, eksistensi Kota Waiwerang yang sejak dulu menjadi simpul ikat pelayanan masyarakat di wilayah Pulau Adonara memberikan dampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Adonara Timur. Disisi yang lain kedua wilayah ini terbelakang karena sistim sosial yang mengatur kepemilikan tanah berdasarkan hak ulayat yang meyebabkan produktivitas masyarakat menjadi rendah. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah adalah ketersediaan sarana transportasi, produktivitas sumber daya perikanan laut, ketersediaan sarana air bersih, keberadaan lembaga keuangan non Bank dan lembaga keuangan Bank serta investasi dibidang sosial.
The regional development in East Flores District shows a inique phenomena. Several regions which are considered to have better the potential to be developed are infact become disanvataged regions. Such phenomena is interesting to be examined. This research intends to understand such unique and to explain factors determining it’s pattern. The research applies rationalistic approach in which statistical deduction of quantitative method, descriptive qualitative method, and map-overlay method were employed. The main data utilized in this analysis are secondary data supported by the primary data. The research found that two sub-district are considered under-developed which are Ilemandiri and East Adonara, such founding is interesting despite the potensials of these two sub-district. Those two regions are well-developed because of the existence of Larantuka City as the center of regional government and public services that spread effects upon the development of the nearest region of Ilemandiri Sub District. In addition, the existence of Waiwerang City which has been the public services node in the regions of Adonara Island contributes to the level of welfare of the people in East Adonara Sub District. On the other hand, the two regions are underdeveloped due to the underlying social system that regulates land ownership. Taking ulayat rights as the base, the system prevents people's productivity. The research also demonstrates the factors affecting regional development, i.e. the availability of transportation, networks productivity of the utilitation of the marine fishery resources, availability of clean water, existence of bank and non-bank financial institutions as well as investments in social domain.
Kata Kunci : Perkembangan Wilayah,Anomali Perkembangan, Regional development, developmental anomalies