Laporkan Masalah

Perkembangan pola dan struktur ruang kota Pontianak :: 1771-1950

APRIANI, Kanti, Dr.Ir. Bondan Hermanislamet, M.Sc

2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pola dan struktur ruang Kota Pontianak tahun 1771-1950. Kesultanan Pontianak merupakan cikal bakal berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771. Penelitian ini menekankan kajian perkembangan Kota Pontianak dari aspek Diacronic yaitu melihat perkembangan kota dari unsur–unsur yang melatarbelakanginya melalui interpretasi kesejarahan di setiap tahap pembentukkan kota. Penelitian ini menganalisa perkembangan Kota Pontianak dalam 3 (tiga) periode kesejarahan yaitu: (1) periode 1771-1799 yaitu periode dimana awal berdirinya Kota Pontianak, masuknya VOC sampai dengan akhir abad 18 di tahun 1799 ketika VOC sebagai kekuatan ekonomi dan politik telah mengalami kebangkrutan; (2) periode 1800-1899 yaitu periode masuknya Pemerintah Belanda ke Pontianak dan menguasai Pontianak; dan (3). periode 1900-1950 yaitu periode dimana Pemerintah Belanda menerapkan konsep ”politik ethis”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur ruang Kota Pontianak dapat dijelaskan dengan teori struktur ruang inti berganda (multiple nuclei theory) yang memiliki 2 (dua) inti perkembangan dari 2 (dua) kawasan utama : pertama, kawasan Kesultanan Pontianak di wilayah bagian Timur yang cenderung berperan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perekonomian, permukiman, pertahanan, pendidikan, dan keagamaan; kedua, kawasan Pemerintahan Belanda yang letaknya di wilayah bagian Selatan yang didominasi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perekonomian, pelabuhan, kesehatan, pertahanan, keagamaan, permukiman, dan pendidikan. Dua kawasan utama ini menyebabkan Kota Pontianak mempunyai karekteristik fisik yang terbelah (split cities) dengan perkembangan morfologi kota mirip seperti bintang atau gurita. Proses perkembangan kawasan terbangun Kota Pontianak yang terjadi tahun 1771-1950 mengikuti pola ruang dengan perembetan yang berbentuk memanjang (ribbon) mengikuti jalur sungai dan mengalami perkembangan mengikuti pola konsentris. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ruang di Kota Pontianak adalah faktor kekuasaan, letak geografis yang strategis, kependudukan dan sosial ekonomi, fungsi sungai sebagai jalur transportasi, dan kebijakan penataan kota.

This research aims at understanding the spatial pattern and structure development of Pontianak Municipality from 1771 to 1950. Kesultanan Pontianak is the locus of Pontianak city which was initially built in 1771. This study utilized Diacronic approach. This approach is aimed to study city development and the elements through historical interpretation and based on city growth stages. The analysis on Pontianak city’s is development could be divided into 3 (three) historical periods : The first is the 1771-1779 period, the initial development of Pontianak city until 1799. This is the year when VOC went bankrupt; the second is the 1800-1899 period. This is the time of Dutch Government intervention to Pontianak; the third is the 1900-1950 period. The Dutch ethical politics marked this period. The research found that the spatial pattern of the city could be categorized as identic with the theory of multiple nuclei theory. Two core areas formed the growth of the city. The first is the Kesultanan Pontianak area in the East. It functioned as the centre of administration, economic activities, housing, military, education and religion. The second is the Dutch Government compound in the South. It served as the centre of administration, economy, harbour, health, military, religious, housing and education. The spatial pattern of the city of Pontianak could be described as a split city. Its city development morphology formed like star or octopus. The built up-area development process in 1771-1950 followed a pattern of ribbon along the river and also the pattern of concentric. Meanwhile, several factors influencing the spatial development in Pontianak are including : authority, strategical geographic location, demography, economy, social, the transportation function of river, and the city building policy.

Kata Kunci : Perkembangan Kota,Pola dan Struktur Ruang, spatial pattern development, spatial structure development, development factors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.