Laporkan Masalah

Kajian kebijakan pengembangan kawasan industri di Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut

AMARULLAH, Akhmad, Dr.Ir. Bondan Hermanislamet, M.Sc

2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan komparatif mengenai kajian kebijakan pengembanagan kawsan industri di kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Setelah di tetapkannya kawasan industri di Kabupaten Tanah Laut sejak tahun 1990 sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian secara mendalam. Sehingga artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kawasan industri di kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut; mengidentifikasi kebijkan pengembangan kawasan apa saja yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat; mengidentifikasi laju perkembangan jumlah industri dan hubungannya dengan jumlah tenaga kerja, nilai investasi dan penggunaan lahan, produksi bahan baku dan pasar; mengidentifkasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan pengembangan kawasan industri; menguji keefektifan implementasi kebijakan tersebut; dan mengidentifikasi faktor-faktor yang di duga memiliki efek dan tidak memiliki efek terhadap kebijakan pemerintah. Metode penelitian dilakukan dengan studi literatur,survei di lapangan dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini adalah luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35 km. Kabupaten ini terdiri atas 172 desa dan 9 kecamatan. Jumlah penduduk pada tahun 2003 sebanyak 235.910 jiwa. Kawasan industri yang telah dibangun oleh pemerintah adalah seluas 4.072,17 ha, kawasan tersebut didukung oleh para stakeholder yang menyatakan sebesar 95,24 % kawasan tersebut antara sangat strategis dan cukup strategis. Kebijakan dan pengembangan industri di bagi pada dua periode yaitu 1989-1994 dan 1993-2005. Tahun 1989 fokus pada pola dasar pembangunan sedangkan tahun 1994 diarahkan pada pengembangan industri kecil untuk perluasan kesempatan kerja. Perkembangan industri dalam hubungannya dengan jumlah tenaga kerja, nilai investasi selama tahun 1990-2004 rata-rata 21,79 % per tahun dan pertumbuhan tenaga kerja kumulatif sebesar 53,42 % per tahun. Perkembangan jumlah industri pada kawasan industri relatif kecil yaitu sebesar 21,00 % per tahun dengan jumlah lahan yang telah dikembangkan seluas 281,46 ha. Pada tahun 2004 telah terjadi perubahan guna lahan yang ternyata pada tahun 2004 berkembang zona kawasan industri di desa Liang Anggang,Nusa indah dan Ujung Baru. Sampai pada tahun 2004 jumlah industri tumbuh menjadi 21 buah, sementara jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 4.290 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan adalah tempat berusaha,aksesibilitas,foot loose,energi,tenaga kerja,bahan baku air, dan perijinan lokasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan adalah kebijakan pemerintah yang tidak konsisten yang belum memiliki arahan pengembangan,sehingga berbagai infrastruktur seperti jaringan jalan,telekomunikasi,dan listrik serta lainnya belum cukup. Implementasi kebijakan pengembangan kawasan industri efektif jika dilihat dari perkembangan jumlah industri dan dampak yang ditimbulkan. Faktor yang diduga memiliki efek terhadap implementasi kebijakan adalah R&D, SDM,Pasar,akses terhadap ketersediaan infrastruktur,modal,dan bahan baku,iklim usaha,komitmen stakeholder,dukungan peraturan,dan kejelasan rencana dan sasaran. Sedangkan faktor yang diduga tidak memiliki efek adalah linkages.

The research represents descriptive and comparative research of industrial Area Development Policy in Subdistrict of Bati-Bati, of Tanah Laut regency Sout Kalimantan. After industrial area was developed at Tanah Laut start from 1990 until this research conduct there is no detail research about This field. Therefore the aims of this research are to describes industrial area at subsdistrict Bati-Bati of Tanah Laut regency; identify the policy of industrial area development conducted by the government; identify the growth of total industri and its relates to labors, invesment value, and land usage, material production and market; identify factors affects affectiveness and ineffectiveness the implementation; and identify effect factor and non effect factors toward government policy. Research methods used in this research are literature studies, survey, and in depth interview. Research findings show that regional Tanah Laut was 3.631,35 km. This region has 172 villages and 9 subdistricts. Resident total was 235.910 people in 2003. Industrial area built by the governmentwas 4.072,17 ha. Stakeholder states 95,24 % of the area were very strategic area and average. Industry policy and development separates in to periods of time year 1989-1994 and 1993-2005. Year 1989 focussed on basic pattern of government building while year 2004 focussed small industry development. Industry growth relates with labor, invesment value, and land usage,material production and market year 1990-2004 was 21,79 % per year and cumulative growth of labor is 53,42 % per year. In Year 2004 there was land usage change to become industrial area zone at Liang Anggang, Nusa Indah, and Ujung Baru. At 2004 total industry growth was 21 industries with 4.290 labors. Factor affecting Successfulness development were ,accessability,foot loose,energy,labors,water and location permission. Factor affecting unsuccessfulness development were inconsistency government policy, lack of infrastructures likes roads networks, telecommunication, and electricity. The implementation of development industrial area policy effectives if evaluated from industrial improvement and the impact. The factors are R&D, human resources management,market,access of the availibility infrasructures,capital and raw material,business climate,stakeholders commitments,regulation,and clarity of planning and goals. Factor non-efect to the implementation of development industrial area policy effectives was linkages

Kata Kunci : Kawasan Industri,Kebijakan Pengembangan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.