Laporkan Masalah

Interaksi masyarakat di kawasan perbatasan Kalimantan Timur-Serawak (Malaysia) :: Studi kasus Desa Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau Propinsi Kalimantan Timur

PASIAKAN, Fery Ruruk, Ir. Sudaryono, M.Eng.,Ph.D

2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh interaksi masyarakat di kawasan perbatasan terhadap aspek sosial, ekonomi dan fisik spasial serta mengungkapkan konsep-konsep apa saja yang melatarbelakanginya. Desa Long Nawang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan wilayah Sarawak yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sehingga pengumpulan data primer hasil temuan di lapangan menjadi bahan pokok analisis dalam penelitian ini, selain juga didukung beberapa data sekunder. Dari data primer dilapangan menunjukkan bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan kawasan perbatasan yang mengakibatkan minimnya sarana dan prasarana serta infrastruktur pendukung lainnya dan ini berdampak pula terhadap pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih berinteraksi ekonomi kenegara tetangga Malaysia. Seperti masyarakat Desa Long Nawang yang telah lama memanfaatkan Kantin Perusahaan Kayu Tapak Megah di Sarawak untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan ini dipengaruhi oleh faktor jarak yang lebih dekat untuk mengaksesnya. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan di kawasan perbatasan sangat tergantung pada perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah pusat dan seharusnya kebijakan pemerintah lebih memperhatikan kondisi riil sosial-ekonomi masyarakat dari pada menekankan aspek pendekatan keamanan. Adanya hubungan kekerabatan antara dua Negara, tidak dapat menghapuskan kenyataan sosial yang ada sebelumnya. Diawali oleh pola bermukim masyarakat selalu berpindah-pindah yang menyebabkan telah terjadinya penyebaran penduduk dalam satu komunitas dikedua Negara. Seperti masyarakat Desa Sungai Busang dan Desa Long Jawe di Sarawak, mereka asal mulanya merupakan migrasi orang-orang dari salah satu desa di Kecamatan Kayan Hulu. Dahulu waktu mereka migrasi ke wilayah Sarawak dilandasi oleh faktor kesulitan ekonomi serta tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Dengan adanya modal kekerabatan ini, maka saling kunjungmengunjungi antara kedua masyarakat wilayah ini semakin hari semakin meningkat pula. Keterhubungan sosial antar dua wilayah di kawasan perbatasan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan pembangunan wilayah perbatasan sebagai kawasan pertumbuhan baru, karena dengan adanya keterpaduan sosial, faktor-faktor yang akan menimbulkan konflik dapat dikurangi.

The present research aimed to observe as how far the community interaction in the border area toward social, economy and spatial physic aspects and expresses any concepts that becomes its background. Long Nawang Village is one of village located at Kayan Hulu, Malinau Regency, which have direct border with Sarawak area made as the research location. The research method used is qualitative inductive method with phenomenology approach, so that the primary data collection as finding result in the field to be main material of analysis in this research, as well as supported by some secondary data. The primary data on the field indicates that the lack of government attention to development of border region caused its minimum of another supporting means and infrastructures and this has impact also to community consumption pattern that more choose to have economic interaction with neighbor state Malaysia. Like the community of Long Nawang Village which have used for long time the canteen of Perusahaan Kayu Tapak Megah in Sarawak for just fulfilling daily necessity of life and it is influenced by distance factor that more close to access it. The success of development which was performed in the border region is most depended on serious attention from the central government and the government policy should give more attention to the real condition of community’s social economy than pressures the security approach aspect. The kinship relationship between two states, can not remove the existing social fact before. It was initiated by the community residence pattern that always moving and has caused population distribution in one community on the two states. Like Sungai Busang and Long Jawe village communities in Sarawak, they firstly were immigrant from one of village in Subsdistrict of Kayan Hulu. Formerly at time they toke migration to Sarawak region were based by the economic difficulty factors and the highest level of land fertile. With this kinship modality, the mutual visitation among the two communities of this region more days more increase as well. The social inter relationship between the two area in the border region was a determinant factor for development progress of the border area region as the new growth region, since with the social integration, the factors that will raise the conflict can be minimized.

Kata Kunci : Pembangunan Kawasan Perbatasan,Interaksi Masyarakat,Border region, social economy interaction, impact


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.