Analisis proses Hulu Hilir komoditas Jambu Mete di Kecamatan Bayan dan Sekotong Kabupaten Lombok Barat
MULYADI, Lalu Rusnan, Ir. Kawik Sugiana, M.Eng.,Ph.D
2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahUsaha perkebunan di Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berskala kecil dan bersifat perkebunan rakyat, dimana untuk Kabupaten Lombok Barat didominasi oleh sub sektor perkebunan khususnya jambu mete. Dalam tahun 2000 luas areal perkebunan mete yang ada tecatat yaitu sekitar 50.006,11 hektar dengan jumlah produksi mencapai 6.183 ton biji mete gelondongan, sekitar 75% tanaman jambu mete yang belum berproduksi saat ini akan memberikan sumbangan produksi yang cukup tinggi. Wilayah penghasil utama Jambu Mete adalah Kecamatan Bayan dan Sekotong dimana hasil produksi diolah menjadi kacang mete kualitas ekspor, data produksi tahun 2002 tercatat sekitar 3.973 ton. Keterkaitan hulu dan hilir sektor perkebunan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan wilayah dalam lingkup makro maupun mikro wilayah (forward and backward linkages) yang ditunjuk dalam perbedaan pendapatan petani pada wilayah bagian utara dan selatan kedua sentra produksi. Atas dasar uraian diatas tulisan ini bertujuan untuk 1) menjelaskan keterkaitan hulu hilir kegiatan pertanian komoditas jambu mete dan distribusi manfaat di kecamatan Bayan dan Sekotong, 2) menemukan dan menjelaskan faktorâ€faktor yang mempengaruhi keterkaitan hulu hilir dan distribusi manfaat kegiatan pertanian komoditas jambu mete di kecamatan Bayan dan Sekotong. Metode analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan ada 5 (lima) aspek yang terkait dengan keterkaitan hulu hilir perdagangan mete meliputi 1) pola spasial, terbentuk pola aliran orang/pelaku ,barang, modal dan informasi, 2) moda transportasi menunjukkan layanan pada moda darat, laut dan udara, 3) kapasitas menunjukkan produktifitas dan permintaan pasar, 4) aktor yang terlibat terdiri dari petani, pengumpul, pedagang, pabrik pengolah dan eksportir, 5) profit margin yang diterima oleh masingâ€masing aktor. Distribusi manfaat menunjukkan adanya eksploitasi pelaku usaha terhadap petani yang ditunjukkan oleh perbedaan margin pemasaran yang besar pada tingkat petani sampai dengan eksportir. Hal ini dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang terdiri dari struktur pasar, keragaman pasar dan tingkah laku pasar.
Most of the plantation estates in the West Lombok Regency are smallscaled estates which can be falling into smallholders estate with cashew plantation dominates this region. In 2000, the areas of the cashew plantation covered about 50,006.11 hectares, producing 6,183 tons of cashew nuts. Around 75% of the unproductive plants will contribute substantial amount of yields in the future. Bayan and Sekotong are the districts with the most exportâ€quality cashew product amounting to about 3,973 tons in the year 2002. The forward and backward linkages of plantation sector is affeeting the regional development in both macro and micro sectors. This can be seen from different income between the planters in the north part and the south part of the two production centers. Based on the above descriptions, this study is intended 1) to explain the forward and backward linkages of the cashew commodity planting activities and the distribution of benefits in the Bayan and Sekotong districts; 2) to find out and to describe the factors influencing the forward linkages and the benefit distribution of the cashew planting activities in the Bayan and Sekotong districts. Analysis is performed using quantitative and qualitative methods. The results identify 5 (five) aspects concerning the forward and backward linkages of cashew trade, including 1) spatial pattern, the formation of the flow patterns of people/agents, goods, capital and information; 2) transportation mode, showing the services in land, sea, and air modes; 3) capacity, explaning the productivity and market demand; 4) actor, involving planters, collectors, traders, processing factories and exporters; 5) profit margin of each actors. The distributions of benefit desribes that there is exploitation by business actors toward the planters, as explained by the large disparity of marketing margin from planters to exporter’s levels. This is influenced by the market mechanism, including market structure, market diversity and market behavior.
Kata Kunci : Perkebunan Jambu Mete,Budidaya Komoditas, forward and backward linkages, distribution and benefits