Pengaruh letusan Gunung Merapi tahun 1994 dan 2006 terhadap pemanfaatan ruang di wilayah sekitarnya :: Kasus Kabupaten Sleman
BOTJI, Ridwan, Prof.Ir. A. Djunaedi, MUP.,Ph.D
2007 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahGunung Merapi merupakan gunung api aktif yang sulit diketahui kapan meletus, Dalam kondisi ini, banyak kegiatan penduduk yang telah lama membentuk permukiman di lereng Merapi. Pertanyaan penelitian ini adalah “seperti apa pengaruh letusan gunung Merapi terhadap pemanfaatan ruang di wilayah sekitarnyaâ€. Penelitian ini menggunakan metode deduktif, yang mana di gunakan sebagai bimbingan di lapangan, dengan berbagai bidang pengamatan. Sepanjang letusan Merapi dari tahun 1994 hingga 2006, arah letusan khususnya pada arah tertentu tergantung kubah lava baru yang terbentuk. Letusan tahun 1994 mengenai permukiman di dusun Turgo yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang selanjutnya penduduknya direlokasi dengan disiapkan permukiman baru yang sebelunya merupakan lahan pertanian sawah di Sudimoro. Seiring dengan berjalannya waktu permukiman lama menjadi wisata alam dan pertanian. Pada letusan Merapi tahun 2006 menerjang kawasan wisata Kaliadem dengan segala sarana kegiatan di dalamnnya menjadi hancur oleh awan panas dan lava panas yang menimbulkan korban jiwa dalam bunker perlindungan. Pasca letusan tersebut kawasan ini menjadi wisata lava yang menggambarkan keganasan bahaya letusan merapi menjadi obyek wisata menarik. Penelitian ini menemukan beberapa kesimpulan yaitu : terjadinya perubahan fungsi ruang, pergeseran fungsi ruang, hambatan pergerakan dalam ruang, peningkatan aktivitas dalam ruang dan peningkatan kualitas ruang. Penelitian ini merekomendasikan diantaranya pada permukiman jaringan jalan ditingkatkan, perlu bunker yang sesuai dengan kawasan bahaya, alat peringatan dini, permukiman yang berada rawan bahaya lahar dingin seperti cekungan lembah perlu direlokasi. Kemudian penambahan jalur evakuasi perlu diperlebar di atas standar normal dengan pola dan arah gerakan timur-barat mengikuti sisi lereng.
Merapi mountain constitutes active volcano. It is diffcult to know when it will explode. Nowadays, many people build settlements at slope of Merapi. This rise a question of “what such as implication of Merapi volcano eruption towards space use in its surroundings area†The Research use deductive method which utility theory as a guidance for field observation. During the eruption in from 1994 to 2006, the direction of eruption was always to special direction depending on dome position formed. The eruption in 1994 came into contact with Dusun Turgo, Pakem district and destroy settlement. Futrher more, people was relocated at Sudimoro in a new settlement built on a formerly rice field area. The eruption on 2006 came into contact with Kaliadem Eco Tourism area. This area and all infrastructurs have been buried by lava material. After the eruption, Kaliadem Eco Tourism area became a touris attract. Lava become the attractive point of view for visitor. The research found some conclusions : (1) land use change, (2) space use shift, (3) obstruct the mobile in space, (4) enhancement of activity in space, (5) enhancement of space quality. This research recommended that traffic network is improved to access settlement with evacuation lane, required bunker according to restricted zone, required early warning system. Future the settlement in valley must be relocated to anticipate the danger of volcano mudflow. In addition, traffic network must be improved with direction of moving must be east-west follow side of land sloping.
Kata Kunci : Pola Pemanfaatan Ruang,Letusan Gunung Merapi, Merapi volcano eruption, space use