Laporkan Masalah

Fungsi dan makna tanda pada Tato di tubuh para narapidana dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta

HANDOKO, Cons. Tri, Dr. Sumartono, MA

2007 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penjelajahan orang Eropa dalam rangka ekspansi imperialismenya pada pertengahan abad ke XVIII, menguak adanya sebuah tradisi yang sangat eksotis, tato. Mereka kemudian membawa pengetahuan tentang tato-menato ke peradabannya sebagai oleh-oleh perjalanan. Hasilnya tato saat ini dikenal luas sebagai bagian dari gaya hidup baik di Barat serta juga di berbagai tempat lainnya di dunia, sebagai akibat dari globalisasi. Pemakai tato tidak hanya orang-orang yang hidupnya di dunia seni, fashion, dan hiburan saja, orang-orang pada umumnya juga memakainya dengan berbagai alasan, diantaranya adalah para pelanggar hukum yang kita kenal sebagai narapidana (napi) dan tahanan di berbagai Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Indonesia, khususnya dalam penelitian ini adalah LP Klas IIA Yogyakarta. Secara umum, fungsi tato dan kegiatan menato di dalam LP Klas IIA Yogyakarta terdiri dari dua kelompok besar fungsi, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial. Fungsi pribadi meliputi: Tato sebagai sebuah karya seni. Dalam batasan ini tato berfungsi sebagai ekspresi pengalaman hidup, yang berfungsi juga sebagai reminder dan hiasan tubuh. Fungsi lainnya adalah sebagai ekspresi religiusitas, terapi dan relaksasi, pekerjaan bagi sang seniman, jimat, daya tarik seks, keamanan diri, dan sebagai cover up. Dalam hubungannya dengan fungsi sosial, tato berfungsi sebagai lambang kelompok baik di dalam maupun di luar LP Klas IIA Yogyakarta. Fungsi lainnya sebagai sarana sosialisasi dan menumbuhkan rasa percaya diri (pede) individu dalam kelompok di dalam maupun di luar LP Klas IIA Yogyakarta. Makna tanda pada setiap tato yang dipakai oleh para napi dan tahanan memiliki arti yang pada umumnya berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan seperti cinta, ketulusan, pengorbanan, kebenaran, kejahatan, dan nafsu. Ada juga penggambaran dunia sesudah kematian pada tato yang terdapat pada tubuh para napi dan tahanan di LP Klas IIA Yogyakarta. Hanya sebagian kecil saja tato memiliki korelasi makna dengan kejahatan yang dibuat oleh pemakainya. Pada umumnya, ilustrasi tato pada tubuh para napi dan tahanan menggambarkan kesukaan mereka, peristiwa hidup, ide, cita-cita atau obsesi tertentu. Kata kunci:

European exploration to expand their imperialism in the middle of XVIII century revealed the tradition that was so exotic, tattoo. Then, they brought the knowledge of tattoing to their civilization as a traveling gift. The result, tattoo nowadays is wellknown part of a life style in the Western countries and in every part of the world as well, as a globalization effect. Tattoo users are not just people who live in the world of the arts, fashion, and entertainments; common people usually use it in some purpose as well, among them are people who break the law as convicts and detainees in some prisons or Socialization Institution (LP) in Indonesia, in particular in the LP Klas IIA Yogyakarta. In general, tattoo and tattooing activities in the LP Klas IIA Yogyakarta consist of two major functions, individual and social functions. Individual function consists of: Tattoo as an artwork. In this term tattoo has a function as the expression of experience, included as a reminder and body decoration. Others as a religious expression, therapy and relaxation, tattoo artist’s job, talisman, sex appeal, protection, and as a cover up. Related to the social function, tattoo has a function as a group symbol either inside or outside the LP Klas IIA Yogyakarta. It is also a medium of socialization and enhancing the convicts’ self-confidence in the group either inside or outside the LP Klas IIA Yogyakarta. Generally, the meaning of the signs in the tattoos which are used by the convicts and detainees are related to the life aspects of love, sincerity, sacrificing, fidelity, felony, and desire. There is a world after the death depiction as well in the bodies of the convicts and detainees in the LP Klas IIA Yogyakarta. Just a few tattoo has a correlation of meaning with their crimes activities. In general, tattoo illustrations on their bodies depict their hobbies, life affairs, ideas, hope or particular obsessions.

Kata Kunci : Seni Tato,Motif/Gaya,Lembaga Pemasyarakatan, Tattoo, convict, detainee, prison, semiotic


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.