Laporkan Masalah

Kanker payudara dengan mutasi BRCA1 dan BRCA2 di Yogyakarta :: Hubungannya dengan karakteristik klinikopatologis, riwayat keluarga dan ketahanan hidup

WAHYONO, R. Artanto, Dr.dr. Teguh Aryandono, SpB(K).Onk

2007 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan kanker terbanyak setelah kanker kulit non melanoma dan merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru. Etiologi kanker payudara masih belum dimengerti Berbagai faktor telah diungkapkan sebagai faktor risiko kanker payudara. Salah satu yang berhubungan kuat adalah faktor risiko riwayat keluarga positif, terutama keluarga dengan mutasi germline BRCA1 dan BRCA2. Wanita dengan mutasi tersebut memiliki risiko 50-80% untuk mendapatkan kanker payudara dalam periode kehidupannya. Karena frekuensi alel yang rendah dalam populasi umum, hanya terdapat 5 hingga 10% dari seluruh penderita kanker dengan mutasi spesifik tersebut. Karakteristik dan perjalanan penyakit penderita kanker payudara dengan mutasi BRCA1 dan BRCA2 belum banyak dimengerti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mutasi BRCA1 dan BRCA2 dengan karakteristik tumor, status reseptor hormonal, overekspresi her2/neu, riwayat keluarga dan ketahanan hidup. Bahan dan cara : Dari tahun 1998 hingga 2005 dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 pada penderita kanker payudara dengan kecenderungan herediter. Kriteria pemilihan subyek adalah penderita kanker payudara usia lebih muda atau sama dengan 40 tahun, terdapat dua atau lebih penderita kanker payudara dan kanker ovarium dalam keluarga, penderita kanker payudara dan kanker ovarium dan penderita kanker payudara laki-laki. Pemeriksaan mutasi gen BRCA1 dan BRCA dilakukan di laboratorium biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Laboratorium Diagnostik Molekuler, Departemen Genetika Klinis, VU Medical Centre, Amsterdam, Belanda dengan metode DGGE dan sekuensing. Karakteristik tumor meliputi stadium klinis, ukuran tumor, status limfonodi aksila, tipe histopatologi, derajat diferensiasi histologi. Status reseptor hormonal, overekspresi HER-2/neu diperiksa dengan pemeriksaaan imunohistokimia. Riwayat keluarga diperoleh dengan wawancara mendalam penderita dan atau keluarga . Ketahanan hidup diketahui dengan melakukan survei. Dilakukan analisis kekuatan hubungan antar variabel dengan kai kuadrat atau fisher’s exact test. Dilakukan analisis ketahanan hidup dengan Kaplan–Meier untuk melihat pengaruh mutasi BRCA1 dan BRCA2. Hasil : Pada penelitian ini penderita kanker payudara dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA 2 dibandingkan dengan non mutasi terdapat perbedaan yang secara statistik tidak bermakna pada stadium, ukuran, status limfonodi, histopatologi, grade, status hormonal, overekspresi HER-2/neu, riwayat keluarga (p>0,05) dan ketahanan hidup (log rank=3,68, p=0,056) Kesimpulan : Pada populasi penderita kanker payudara dengan kecenderungan herediter, faktor risiko mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 tidak menunjukkan perbedaan karakteristik klinikopatologik, riwayat keluarga dan ketahanan hidup.

Background: Breast cancer is the most cancer found after non melanoma skin cancer and second cause of death after lung cancer. Breast cancer etiology is poorly understood. Many factors have been proposed as breast cancer risk factors. The strongest is positive family history, especially in in those with germline BRCA1 and BRCA2. Woman with these mutations have 50-80% lifetime risk of breast cancer. Because of low frequency of these allels, only 5-10% of breast cancer population with these specific mutation. Characteristic s and natural history of breast cancer patient with germline BRCA1 and BRCA2 mutation is poorly undrstood. This research try to find correlation between germline BRCA1 and BRCA2 mutation with tumor characteristics, hormonal receptor status, HER-2/neu over-expression, family history and survival. Material and methods: Since 1998 to 2005 blood sample from hereditary susceptible breast cancer patients obtainde to BRCA1 and BRCA2 gen mutations examination. Subjects selection based on these criteria : berast cancer with age below or equal to 40 years old, two or more family member with breast cancer or ovarial cancer, patient with breast and ovarian cancer, and male breast cancer patient. Genetic examination performed in Molecular Biology Laboratoriy, faculty of Medicine, Gadjah Mada University and Molecular Diagnostics Laborator, Clinical Genetics Department, VU Medical Centre, Amsterdam by DGGE and sequencing. Tumor characteristics including clinical stage, tumor size, lympnode status, histopathological type, histological grade. Hormonal receptor status, HER-2/neu over-expression examined with immunohistochemistry. Family history obtained by indepth interview with patinets or patients family. Survivak obtained by surveillance. Correlation between varibles measured by χ2 or fisher’s exact test. Survival analysis with Kaplan-meier method to assess influences of BRCA1 and BRCA2 mutations. Results: In this research breast cancer patients with bRCA1 and BRCA2 mutations compared to non mutations showing no statistically significant difference in stage, size, lymphnode status, histopathology, grade, hormonal status, HER-2/ney over-expression, family history (p>0,05) and survival (log rank=3,68, p=0,056). Conclusion: In hereditary susceptible breast cancer patients, BRCA1 and BRCA2 as risk factor did not show significant difference in clinicopathologival characteristics, family history and survival.

Kata Kunci : Kanker Payudara,BRCA1 dan BRCA2,Ketahanan Hidup,Hereditary susceptible breast cancer,BRCA1, BRCA2,Clinicopathological characteristics,Survival


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.