Konflik antar etnik :: Tinjauan terhadap penanganan perang suku di Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika, Timika
WAKERKWA, Yohn, Dra. Agnes Sunartiningsih, MS
2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Perang antar suku dan kelompok yang terjadi di Distrik Mimika Baru merupakan salah satu masalah sosial yang sangat serius yang dihadapi oleh sukusuku yang ada di daerah tersebut diantaranya; Suku Dani, Suku Damal, Suku Amungme, Suku Nduga, Suku Moni dan Suku Me. Akibat dari perang antar suku dan kelompok tersebut puluhan orang meninggal dunia, banyak orang korban luka karena terkena anak panah dan kerugian harta benda. Upaya penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Lembaga Kemasyarakatan/Adat dan pihak Gereja tidak memberikan hasil yang positif, namun penanganan yang dilakukannya lebih mengedepankan pada adat dan budaya bagi suku-suku yang terlibat, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan secara tuntas dan permanen tetapi setiap tahun terjadi perang suku dan kelompok di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan aparat pemerintah daerah, Lembaga Kemasyarakatan/Adat dan pihak Gereja terlibat dalam penanganan perang suku dan kelompok di Distrik Mimika Baru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analisis. Cara pungumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah instrument documenter, daftar pertanyaan dan wawancara (interview) terbuka terhadap nara sumber dari unsur yang ada, Pemerintah Daerah, tokoh gereja atau agama, tokoh adat, pemuda dan LSM serta orang pendatang yang ada di daerah tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data dengan model analisis data kualitatif. Penanganan perang antar suku merupakan salah satu upaya untuk mengatasi dan menghentikan perang suku yang terjadi. Di dalam upaya mengatasi dan menghentikan perang suku dan kelompok, tentu tidak semudah yang dibayangkan, karena perang suku yang terjadi hampir setiap tahun dan melibatkan suku-suku yang ada. Perang suku dan kelompok yang terjadi sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh suku-suku tersebut. Apalagi perang suku tersebut sudah dilakukan sejak lama sampai dewasa ini, sehingga untuk menghapuskan atau menghilangkannya membutuhkan waktu yang lama. Penanganan perang suku yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, lembaga kemasyarakatan/Adat dan pihak Gereja tidak membuahkan hasil, namun yang dilakukannya bersifat sementara, tidak permanen dan tidak baku serta hanya untuk menghindari konflik atau perang suku tersebut. Tidak adanya kerja sama, pihak gereja menjalankannya karena jemaatnya saling membunuh dan itu sangat bertentangan dengan alkitab. Lembaga kamasyarakatan atau LSM tidak bertindak dan sering menghindari dan pemerintah daerah tidak responsif, tindakannya lamban, tidak membuat aturan yang baku, tidak mengambil kebijakan yang tegas, selalu mengedepankan pihak aparat KEPOLISIAN dan TNI. Penanganan perang suku yang dilakukannya selalu mengedepankan adat dan budaya terhadap suku-suku yang terlibat perang sehingga, untuk mengambil tindakan secara hukum yang berlaku sangat sulut dan rasanya melanggar aturan adat dan memiliki dampak yang besar kalau tidak diselesaikan secara adat, Akan ada musibah karena, sebelum melakukan perang suku sering dilakukan ritual secara adat dan memanggil arwah nenek moyang untuk membantu mereka dalam perang suku. Hal semacam inilah yang terjadi sehingga, hukum positif tidak ada fungsinya di daerah tersebut.
The war occured among tribes ethnic and group in New Mimika District was one of serious problem encountered by the tribes existing in the area were; Dani Tribe, Damal Tribe, Amungme Tribe, Nduga Tribe, Moni Tribe and Me Tribe. The consequence of war among the tribe and group was tens people died, many people becomes injuried victims since of arrow and loss in property. The handling efforts conducted by District Government, Society Autonomous Institution and Church party did not produce good result, but the handling conducted are most focused on tribe tradition and culture that often quarreled, so that did not solve the problem in total and permanently and therefore each year the war occurred among the tribes and group in Mimika district. The purpose of research was to know how the role of district government apparatus, the existing society autonomous institution as the Church party on handling the war case among the tribes and group occurred in Mimika district, particularly in the New Mimika Distric t.. This research was about handling the war among the tribes with analysis descriptive. Data collection that performed was documentary instrument, list of questionnaires and interview was opened to informant from the existing elements, District Government, church and religion figures, tradition figure, youth and LSM and newcomer existing in that district. Data analysis technique used was analysis data with the qualitative data analysis model. The handling of war among the tribes was one efforts to overcome and terminate the tribe war occurred. In the efforts to overcome and terminate the war among tribes and groups was certaily did not as easy as imagined, since the war of tribes was occurred almost each year and involved the existing tribes. The war among tribes and groups occurred were most close related with social problem encountered by the tribes. Moreover the war of tribes have been taken by the ancestor until today, so that to wipe off and eliminate it needs for long time. The handling of war among tribes which conducted by District Government, Society Autonomous Institution (LSM) and Church party did not produce good result, but it was performed temporarily, non permanent and not standard and just to avoid conflict or the war only. Because there is no cooperation, the church party take it since its congregation were killing one another and that is contradicted with the Book. The society autonomous institution or LSM did not take action and often avoiding the case and the district government was not responsive, its action was late, did not make standard regulation, did not take resolute policy, and always forwarding the police and TNI apparatus. The handling of war that they have performed was always forwarding the tribes tradition and culture that ha ve quarreled so that to take apersisted legal measures was most hard and apparently contravening with the tradition law and has wide impact if not solved in tradition. There will be a calamity since, before making the war of tribes there is often ritual in tradition and will call their ancestor spirit to help them. It was the case that make criminal law has no function in the district.
Kata Kunci : Konflik Antar Etnik,Perang Suku, War, Tribes and Groups, Tradition and handling