The AMbiguity of religion :: A Study of Ambon conflict, 1999-2001

TAHUN, Marthen, Prof.Dr. J.B. Banawiratma

2007 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama

Penelitian in bertujuan untuk memahami faktor-faktor utama yang memberikan kontribusi terhadap konflik Ambon, 1999-2001, pengaruh agama terhadap eskalasi konflik, dan kontribusi agama terhadap proses resolusi konflik. Konflik Ambon yang berawal pada tanggal 19 Januari 1999 merupakan sebuah tragedi kemanusiaan yang terj adi setelah dua peristiwa besar yang menimpa Indonesia, antara lain krisis moneter yang memuncak pada tahun 1997 dan kej atuhan resim Suharto pada tahun 1998 yang mengguncang stabilitas politik nasional. Konflik dimulai tepat pada saat Idul Fitry, 19 Januari 1999 dan beberapa waktu setelah itu ribuan orang BBM (Bugis Buton Makasar) harus mengungsi secara besar-besaran keluar dari Ambon. Peristiwa ini berhubungan dengan rumor bahwa orang-orang asli Ambon akan “menghabisi” para pendatang BBM di Ambon yang selama ini menguasai perekonomian. Isu utama saat itu ialah konflik ethrzo-religz'ous dan separatism. Isu alum-religious tampak pada pengungsian orang BBM secara besar-besaran dari Ambon. Hal ini dipahami sebagai konflik antara orang Ambon Kristen melawan non-Ambon M uslim y ang s ebagian besarnya adalah orang BBM. Isu ini kemudian berkembang dari persoalan etnis ke persoalan identitas agama yang bisa digambarkan dari munculnya label kelompok “Putih” Islam melawan kelompok “Merah” Kristen. Isu separatis RMS secara perlahan tapi pasti juga mulai muncul ke permukaan. Kemudian ribuan anggota Laskar Jihad diberangkatkan ke Ambon dengan tujuan untuk melindungi orang Islam di Ambon dari serangan orang Kristen. Anggota Laskar Jihad menuduh RMS berada dibalik konflik tersebut, oleh karena itu, kehadiran Laskar Jihad di Ambon juga dalam rangka memerangi RMS. Pada kenyataannya, kehadiran Laskar Jihad di Ambon justru semakin memperburuk suasana dan menimbulkan lebih banyak kekerasan lain. Penelitian ini juga memperhatikan hubungan isu agama dan berbagai factor berpengaruh pada konflik Ambon, yaitu krisis ekonomi, tarik-menarik berbagai kepentingan elit politik di tingkat lokal maupun nasional serta kepentingan militer dalam konflik tersebut. Kata Kunci: Konflik Ambon, Agama dan Kekerasan, Resolusi Konflik, Laskar Jihad, Republik Maluku Selatan, Forum Kedaulatan Maluku.

The aim of this thesis is to understand the major contributing factors of the Ambon conflict from 1999-2001, the influence of religion on the conflict escalation, and the contribution of religion to the process of conflict resolution. The Ambon conflict that started on January 19, 1999 is recorded as one of the great human tragedies in Indonesia, happened after the economic crisis that hit Indonesia in 1997 and after the leadership transition from the Soeharto regime to the more democratic reformation era. The conflict started on the Islamic holy day when the Muslims in Ambon were supposed to celebrate the day of Idul Fitri peacefully. Only a few days after the conflict eruption, thousands of BBM (Bugis Buton Makasar) people leave Ambon in a massive exodus as response to rumors that the Ambonese indigenous would attack and destroy the BBM who for a long time took control over the trading sectors in Ambon city and the seashore areas. That exodus created more nervousness in the city while the uncontrolled mass of Muslim and Christian groups in amok attacking the facilities related to religious symbols. Thousands of peoples had to flee from their houses and lived as refugees in schools, the military or the police bases. The issue of religious conflict between Muslim and Christian in Ambon was amplified in a short period creating more religious segregation in that city. The discourse of this religious conflict was strong in Ambon. Many people outside of Ambon also perceived the Ambon conflict as a religious conflict between Muslim and Christian, especially when the Laskar Jihad from Java finally came to Maluku. The religious issue then empowered to be a separatist issue based on the assumption that RMS was behind that conflict. This issue was stronger at the declaration of the FKM (Forum Kedaulatan Maluku) There is a mix of issues such as ethnicity, religion, and separatism in the Ambon conflict. In the midst of all this background, this writing critically adopted the thought of three scholars: Scott Appleby, Charles Kimbal and Charles

Kata Kunci : Agama dan Kekerasan,Konflik Ambon,Resolusi Konflik, Ambon Conflict, Laskar Jihad, Conflict Resolution, Religion and Violence.