Laporkan Masalah

Gizi kurang sebagai faktor risiko Hepatitis Drug Induced karena obat anti tuberkulosis

RUSMAWATI, dr. Roni Naning, Sp.AK.,M.Kes

2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Kesehatan Anak

Latar belakang: beberapa obat anti tuberkulosis (OAT) digunakan dalam bentuk kombinasi untuk pcngobatan tubcrkulosis. Obat-obat itu disamping mempunyai efek terapi yang baik juga mempunyai efek hepatotoksik. Penelitian terdahulu menduga bahwa malnutrisi merupakan faktor risiko Hepatitis drug Induced (HDI). Tujuan: untuk mengetahui apakah gizi kurang merupakan faktor risiko tetjadinya HDI pada anak-anak yang diterapi dengan OAT Metoda: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan desain kasus- kontrol. Data diambil dari rckam medik pasien anak-anak yang mendapat OAT di instalasi rawat jalan maupun rawat inap di enam Rumah Sakit (RS) antara bulan Januari 2001 sampai Nopember 2006. Pasien yang didiagnosis scbagai HDI dimasukkan dalam penelitian. HDI ditentukan bila terdapat pcningkatan transaminase serum lebih 5 kali dari batas normal, peningkatan bilirubin lebih dari 1,5 mg/dl, atau peningkatan transaminase berapapun yang disertai gejala kuning setelah anak minum OAT. Pasien yang memenuhi kriteria eksklusi dikeluarkan dari penelitian. Kontrol diambil secara acak scbanyak 5 kali jumlah kasus dan semua sampel kemudian dinilai secara rctrospcktif bagaimana status gizinya ketika awa1 terapi. Rasio Odds (RO) ditentukan dengan uji chi square untuk menilai apakah gizi kurang merupakan faktor risiko HDI. Hasil: terdapat 31 anak dengan diagnosis HDI, 2 dieksklusi karena penggunaan obat fenitoin dan karbamazepin. Tidak ada perbedaan bermakna antara usia, jenis kelamin, dan status gizi kurang terhadap kejadian HDI. Hanya status gizi buruk yang mempunyai nilai bermakna dengan RO 3,2 (95% 1K 1,13 - 9,2; p= 0,023). Simpulan: gizi kurang bukan merupakan faktor risiko HDI, tetapi gizi buruk merupakan faktor risiko terjadinya HDI pada anak-anak yang diterapi dengan OAT.

Latar belakang: beberapa obat anti tuberkulosis (OAT) digunakan dalam bentuk kombinasi untuk pcngobatan tubcrkulosis. Obat-obat itu disamping mempunyai efek terapi yang baik juga mempunyai efek hepatotoksik. Penelitian terdahulu menduga bahwa malnutrisi merupakan faktor risiko Hepatitis drug Induced (HDI). Tujuan: untuk mengetahui apakah gizi kurang merupakan faktor risiko tetjadinya HDI pada anak-anak yang diterapi dengan OAT Metoda: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan desain kasus- kontrol. Data diambil dari rckam medik pasien anak-anak yang mendapat OAT di instalasi rawat jalan maupun rawat inap di enam Rumah Sakit (RS) antara bulan Januari 2001 sampai Nopember 2006. Pasien yang didiagnosis scbagai HDI dimasukkan dalam penelitian. HDI ditentukan bila terdapat pcningkatan transaminase serum lebih 5 kali dari batas normal, peningkatan bilirubin lebih dari 1,5 mg/dl, atau peningkatan transaminase berapapun yang disertai gejala kuning setelah anak minum OAT. Pasien yang memenuhi kriteria eksklusi dikeluarkan dari penelitian. Kontrol diambil secara acak scbanyak 5 kali jumlah kasus dan semua sampel kemudian dinilai secara rctrospcktif bagaimana status gizinya ketika awa1 terapi. Rasio Odds (RO) ditentukan dengan uji chi square untuk menilai apakah gizi kurang merupakan faktor risiko HDI. Hasil: terdapat 31 anak dengan diagnosis HDI, 2 dieksklusi karena penggunaan obat fenitoin dan karbamazepin. Tidak ada perbedaan bermakna antara usia, jenis kelamin, dan status gizi kurang terhadap kejadian HDI. Hanya status gizi buruk yang mempunyai nilai bermakna dengan RO 3,2 (95% 1K 1,13 - 9,2; p= 0,023). Simpulan: gizi kurang bukan merupakan faktor risiko HDI, tetapi gizi buruk merupakan faktor risiko terjadinya HDI pada anak-anak yang diterapi dengan OAT.

Kata Kunci : Obat Anti Tuberkulosis,Hepatitis Drug Induced,Malnutrisi, drug-induced hepatitis, hepatotoxicity, anti tuberculosis drug, malnutrition


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.