Faktor-faktor penentu dalam mengestimasikan Equity Risk Premium pada perusahaan-perusahaan yang terdapat di pasar modal Indonesia
RAEDAWATI, Ratih, Drs. Anis Baridwan, M.Sc
2006 | Tesis | Magister ManajemenKetidakpastian seorang investor dalam memperoleh return merupakan risiko yang hams dihadapi. Semakin besar ketidakpastian tersebut maka semakin besar puia risikonya. Risiko bisa diukur dengan cara menghitung selisih return antara dua jenis sekuritas. Alat ukur risiko dengan metode ini dikenal dengan istilah Equity Risk Premium. Metode ini mengacu pada model Bond Plus Risk Premium, dimana Required rate of return {Ks) atas saham dihitung melalui CAPM. Kegagalan dalam kinerja manajemen serta pembahan yang terjadi pada industri mempakan falrtor-faktor yang bisa menentukan besaraya risiko yang dihadapi investor atas sekuritas yang dimiliki. Baik tidaknya kinerja manajemen suatu pemsahaan dapat dinilai dari peringkat obligasi yang diberikan PEFD^O kepada obligasi korporasi yang diterbitkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah klasifikasi industri dan peringkat obligasi yang berlaku di pasar modal Indonesia dapat menjelaskan besarnya Equity Risk Premium yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif bempa beta pemsahaan, indeks pasar (IHSG), Yield obligasi korporasi, serta suku bunga SBI yang kesemuanya dihitung secara bulanan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47 pemsahaan. Jumlah sampel tersebut dikelompokkan menumt sektor industri dan peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa klasifikasi industri dan peringkat obligasi tidak memiliki pengamh signifikan terhadap Equity Risk Premium yang diharapkan. Dengan kata lain, untuk pemsahaan-pemsahaan di pasar modal Indonesia kedua variabel bebas tersebut tidak bisa menjadi penjelas atas besarnya Equity Risk Premium.
The Uncertainty in receiving return is a risk that must be face by investor. The more high the uncertainty the more high the risk. Risk can measure by calculate the difference between the return on any two classes of securities. The measurement of risk is known as Equity Risk Premium. This method is to aim at Bond Plus Risk Premium, where ERP is calculated by subtracting that Yield To Maturity for the PEFINDO bond rating class to which a company's bonds belonged from the CAPM-based required rate of return on equity of the same company's own common stock. The objective of this research is to knowing whether there are significant relationship between the industry classification and bond rating of a company and the expected Equity Risk Premium. This research use quantitative data, the data are monthly beta, market index, yield of corporate bond, and monthly interest rate of SBI. Sum of samples in this research are 47 companies. Those samples are classified into groups of industry classification and bond rating. The result of this research shows that there are no significant relationship between the industry classification and bond rating of a company and the expected Equity Risk Premium. In other words, Equity Risk Premium can not be explained by industry classification and bond rating at Indonesian Capital Market.
Kata Kunci : Manajemen Investasi,Equity Risk Premium,Pasar Modal