Laporkan Masalah

Kajian sifat inderawi dan aktivitas antioksidan seduhan campuran bubuk kopi (Coffea canephora var. Robusta) dengan Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)

CAHYO W., A. Teguh, Dr.Ir. Sri Anggrahini, MS

2006 | Tesis | S2 Teknologi Hasil Perkebunan

Pasak bumi merupakan tumbuhan yang secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit dan memiliki senyawa kimia yang berpotensi sebagai anti toksin, anti hipertensi, anti kanker, anti malaria dan komponen yang berpotensi sebagai anti HIV. Pasak bumi telah digunakan sebagai campuran dalam produk minuman kopi, tetapi secara ilmiah belum ada penelitian yang mendukungnya sehingga perlu untuk dikaji. Pada penelitian ini dilakukan penambahkan bubuk pasak bumi, yaitu bagian akar dan batang pada bubuk kopi. Proporsi campuran bubuk kopi dengan bubuk Pasak bumi adalah 10 g : 0,1 g, 10 g : 0,15 g dan 10 g : 0,2 g. Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada masing-masing bahan serta campurannya, uji cita rasa dan profil aroma hanya dilakukan pada seduhan bubuk kopi dan campuran dengan Pasak bumi. Berdasarkan pengujian dengan RSA dan FTC, bubuk kopi memiliki nilai RSA dan FTC lebih tinggi (92,56% dan 64,08%) dari pada bubuk akar (51,45% dan 37,74%) maupun bubuk batang Pasak bumi (55,78% dan 50,16%). Penambahan bubuk Pasak bumi baik akar maupun batang memberikan sinergisme negatif. Uji cita rasa yang dilakukan oleh panelis terlatih tidak menunjukkan perbedaan antara seduhan bubuk kopi dan seduhan campuran bubuk kopi dengan bubuk akar maupun batang Pasak bumi. Meskipun bubuk Pasak bumi yang ditambahkan dalam jumlah kecil ternyata memberikan kontribusi aroma dan terdapat 6 senyawa dari bubuk Pasak bumi yang mempunyai luas area sebesar 14,07%.

Pasak Bumi is a kind of herb traditionally exploited to cure various diseases. The herb contains potential chemical compounds of anti-toxin, antihypertension, anti-cancer, anti-malaria, and some potential components as anti- HIV. Pasak Bumi has been applied as additional mixture in coffee brew; however, no supporting scientific research has been available. Research in this field, therefore, is necessary to conduct. In this research, Pasak Bumi powders, i.e. parts of roots and stalks, were introduced into coffee powders. Blending proportions of coffee and Pasak Bumi powders were 10 g : 0.1 g; 10 g : 0.15 g, and 10 g : 0.2 g. Antioxidant activity testing was carried out for individual ingredient and the blending, while flavor and aromatic profile testing were only conducted for the brew of blended of coffee and Pasak Bumi powders. Based on RSA- and FTC-based testing, coffee powder had higher RSA and FTC values (92.56% and 64.08%, respectively) compared to root powders (51.45% and 37.74%, respectively) and Pasak Bumi stalk (55.78% and 50.16%, respectively). Introduction of Pasak Bumi roots and stalks resulted in negative synergy. Organoleptic testing carried out by trained panelists did not show any difference between the brew of coffee powder and the blended of coffee and Pasak Bumi root and stalk powders. Although only small amount of Pasak Bumi powders was introduced, it was found that it provided greater aromatic contribution; and there were 6 volatile compounds of Pasak Bumi powders with area width of 14.07% were still detected on the blended of coffee and Pasak bumi powder.

Kata Kunci : Kopi Bubuk dan Pasak Bumi,Antioksidan,Cita Rasa, coffee powder, Pasak Bumi, Antioxidant, flavor, aromatic profile


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.