Hena Hetu dan modal sosial masyarakat dalam penyelesaian konflik :: Studi kasus di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah
SUITELA, Jacob Markus, Drs. Josef Riwu Kaho, MPA
2006 | Tesis | S2 Ilmu Politik (Politik Lokal dan Otonomi Daerah)Kehidupan masyarakat Salahutu yang dulunya hidup secara berdampingan dengan rasa damai, aman dan tentram, serta integrasi sosial yang terbangun secara kekeluargaan tanpa memandang suku, Entis dan Agama antara sesama masyarakat di Kecamatan Salahutu. Namun keharmonisan dan kebersamaan tersebut mulai terkoyakkan akibat dari konflik sosial yang melanda Daerah ini, Penelitian ini untuk mengetahui peran organisasi Hena Hetu dalam penyelesaian konflik di Salahutu. Metode yang digunakan dalam penelitan yaitu dengan mempergunakan pendekatan deskripsi analisis yang merupakan prosedur atau cara memcahkan masalah dan memaparkan keadaan yang objektif. Dengan sasaran kepada seseorang, Lemabaga, masyrakat dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengtahui perenan Organisasi Hena Hetu dan sodal Sosial masyarakat dalam menyelasaiakan konflik. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara mendalam mengapa konflik diantara masyarakat Salahutu terjadi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor yang sangat dominan yang melahirkan konflik di masyarakat salahutu, adalah imbas dari konflik di Kota Ambon, issue konflik agama yang berkembang di masyarakat, rasa dendam masyarakat yang pada akhirnya sangat mempengaruhi sudut pandang masyarakat. Hal tersebut, bila dikelola dengan baik maka sudah tentu akan dapat menimbulkan pertentang dan permusuhan sehingga melahirkan konflik. Peranan Organisasi Hena Hetu selama ini dalam melakukan dan mengelola konflik dengan mempergunakan cara-cara antara lain : 1).Melakukan upaya perdamaian dengan pendekatan adat yang melibatkan peran Upu Latu (Raja) dan seluruh komponen masyarakat termasuk di dalamnya tokoh-tokoh agama. 2.) Pengambil keputusan perdamaian dilakukan oleh Upu Latu (Raja) yang diberi tanggung jawab oleh masyarakat, dalam musyawarah adat yang dilakukan oleh Hena Hetu dan disaksikan oleh masyarakat dan pemerintah setempat.3).Hena Hetu melukakan fungsi perlindungan terhadap masyarakat yang meliputi, menejemen konflik, resolusi konflik,mentranformasikan konflik, dalam bentuk musyawarah adat. Kesimpulan penelitian ini adalah, faktor yang sangat dominan yang menyebabkan konflik adalah faktor kegagalan komunikasi antarar masyarakat dan faktor tindakan dan perilaku yang sangat mempengaruhi masyarakat di Kecamatan Salahutu. Dengan demikian rekomendasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah daerah terdiri dari : 1).Pemerintah daerah harus menjadikan organisasi Hena Hetu sebagi mitra kerja dalam rangka mengelola potensi konflik di masyarakat.2) Masyarakat perlu untuk menjadikan Hena Hetu sebagai bagian integral masyarakat. Dengan demikan penyelesaian konflik merupakan tanggung jawab bersama sebagai warga masyarakat yang ingin hidup damai.
Formerly, Sahalutu society had lived as an entity peacefully and safely in which a social integration could be really built based on family bonds, regardless ethnicity and religion, among the social elements in Sahalutu, Central Maluku. But as a social conflict has befallen the region, the harmonious situation gets ripped. Based on the fact, this study is conducted to find out the role of Hena Hetu, as one of civil society organizations, at the settlement of conflict in Salahutu. The study uses a descriptive method to explain and solve problems in real situation objectively with focus on individual, institution, society, and others. The purpose is to find out the role of Hena Hetu and the social capital of society at the settlement of conflict. It focuses on profoundly explaining and analyzing why the social conflict among the various elements in the society occurred. The result of the study indicates that the most dominant factor resulting in the social conflict in Sahalutu is the adverse side effect of conflicts occurred in Ambon, religious conflict issues that evolved in the society and the resentment of social elements each other that in turn affected the viewpoint of society. If the situation was not managed well, it would surely result in controversy and hostility and eventually cause a highly violent conflict. The role of Hena Hetu in term of conducting and managing the settlement of conflict is enforced by the following ways. 1) Seeking peace by a customary approach involving the role of Upu Latu (King) and all the components of society, including religious leaders. 2) Decision making in all peace-related matters are conducted by Upu Latu (King), to whom society gave a responsibility, established in customary deliberation that is hold by Hena Hetu and witnessed by both society and local government. And, 3) Hena Hetu enforces the function of protecting the society, i.e. in conflict management, conflict resolution, conflict transformation, in a form of customary deliberation. The study concludes that the most dominant factors really resulting in the conflict are that of communication failed among elements of society and that of behaviors affecting society in Salahutu. Based on the fact, it can be recommended to government that: 1) Local Government should make Hena Hetu as work partner in managing all conflict potentials in society; and 2) society is necessary to make Hena Hetu as an integral part of society. Thus, the settlement of conflict actually becomes a collective responsibility as citizens that want to live in peace.
Kata Kunci : Konflik Masyarakat,Modal Sosial,Organisasi Hena Hetu, Hena Hetu, Social Capital, the Settlement of Conflict v