Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang akibat Bubu terhadap hasil penangkapan ikan oleh nelayan secara tradisional di Pulau Pura Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

OLIDELA, Mathias, Dr. H. Hartono, DEA.,DESS

2007 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan Lingkunga

Penelitian ini bertujuan untuk : (a) mengetahui tingkat kerusakan ekosistem terumbu karang (kualitas terumbu karang), (b) mengkaji faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi sikap dan persepsi (perilaku) masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang dan (c) mengkaji pengaruh kerusakan ekosistem terumbu karang terhadap hasil penamgkapan ikan oleh nelayan secara tradisional di Pulau Pura Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur. Data yang diteliti meliputi sifat fisik-kimia air laut, persentase tutupan karang, kemelimpahan ikan karang, indeks keanekaragaman dan variabel sosial ekonomi masyarakat yang dapat mempengaruhi kerusakan terhadap ekosistem terumbu karang. Metode yang digunakan dalam pengamatan Terumbu karang dilakukan dengan menggunakan metode garis transek dan pengamatan ikan karang dengan melakukan sensus visual. Data sosial ekonomi dapat dikumpulkan dari hasil pengamatan langsung di lapangan, hasil wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi terumbu karang di perairan desa Pura Barat sebagai lokasi penelitian termasuk dalam kategori rusak buruk hingga rusak sedang dengan persentase tutupan karang hidup/karang keras (hard coral) sebesar 11.63 % samapi 30.25 %. Lokasi pembanding desa Maru dapat dikategorikan rusak sedang hingga baik dengan persentase tutupan karang hidup/karang keras (hard coral) sebesar 31.45 % hingga 50.81 %. Kerusakan ekosistem terumbu karang pada lokasi penelitian desa Pura Barat disebabkan oleh aktivitas manusia terutama penangkapan ikan dengan menggunakan bubu. Kegiatan lain yang dapat merusak ekosistem terumbu karang dengan menggunakan jala troll, penambangan karang, serta jangkar perahu tidak terlalu dominan pada lokasi penelitian. Dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan ekosistem terumbu karang sangat berpengaruh terhadap hasil penangkapan ikan oleh nelayan tradisional yaitu adanya kecenderungan menurunnya hasil tangkapan pada lima tahun terakhir yakni 4.30 ton (25.95 %) pada tahun 2001 dan 2.47 ton (14.91 %) pada tahun 2005. Hal ini dapat didukung oleh hasil kuesioner, bahwa 100 responden menyatakan hasil tangkapan ikan menurun baik pada musim ikan maupun pada musim paceklik. Faktor sosial ekonomi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kesempatan kerja lain berkorelasi positif terhadap sikap dan presepsi (perilaku) masyarakat terhadap ekosistem terubu karang. Yang paling besar pengaruhnya adalah tingkat pendidikan yaitu 53.33 % sampai 68.57 % masyarakat berpendidikan rendah berpresepsi negatif terhadap ekosistem terumbu karang.

This study was intended to find out : (a) extent of damage on the coral reef ecosystem (the quality of coral reef), (b) examined social economic factors that influenced people attitudes and perceptions towards coral reef ecosystem, and (c) examined the impacts of the damaged coral reef ecosystem on the fishery production among the fishermen in Pura island, Alor District, East Nusa Tenggara Province. The data obseved under this study were physical-chemical characteristics of seawater, percentage of cover life, abundance of coral fish, coral variety index, and social economic variables of the people that minght influence the damage of coral reef ecosystem. The observations on the coral reef were carried out using transect line and visual census methods. Social economic data were collected from field observations, interviews, and questionnaires. The results indicated that the condition of coral reef in the coastal water of Pura Barat vilage, the site where the study was conducted, was severely to moderately damaged, with the percentage of cover live/hard coral range from 11.63% to 30.25%. The comparison site was a coastal water in Maru village, which could be categorized as moderately damaged to good condition with the percentage of cover life from 31.45% to 50.81%. The damage of coral reef ecosystem at the studied site of Pura Barat vilage was caused by destructive human activities, especially the use of a poisonous chemical known locally as bubu. Other activities causing the damage were the use of troll fishing net and coral mining. The damage was caused by boat anchors was less dominant in htis site. The impact was caused by such an ecosystem damage was significant to fishery production among traditional fishermen that tend to decline during the last five years from 4.30 tons (25.95%) in 2001 to 2.47 tons (14.91%) in 2005. This fact was supported by questionnaire responses in which 100 percent respondents confirmed the declining fishery production during the seasons of fish abundance and fish scarcity. The social economic factors, educational level, income level and other employment opportunities were positively correlated with the attitudes and perceptions of the people towards coral reef ecosystem. The most influencing factor was educational level, in which case 53.33% to 68.57% of the peole with lower educational level had negative perceptions towards the coral reef.

Kata Kunci : Ekosistem Terumbu Karang,Penangkapan Ikan, coral reef damage, fishery, traditional fishermen