Laporkan Masalah

Pelaksanaan kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS) di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

WAHIDAH, Nor, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. Pe

Pendahuluan: Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 menunjukkan AKI di Indonesia menempati kedudukan tertinggi di antara negara ASEAN yakni 343 setiap 100.000 kelahiran dan AKB sebesar 52,2 per 1000 kelahiran hidup walaupun Program Safe Motherhood telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan keterlibatan aktif dari berbagai sektor pemerintah, organisasi non-pemerintah dan masyarakat, serta dengan dukungan dari berbagai badan internasional. Keadan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir sebagai upaya prioritas dalam bidang kesehatan. Dengan mengadapatasi strategi bari WHO, pemerintah Indonesia tahun 2000 mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan program KIA di Puskesmas Astambul dengan pendekatan MPS sebagai role model pelaksanaan MPS di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Metode: studi kasus, unit analisisnya adalah Puskesmas Astambul; dengan objek penelitian manajemen persalinan, sedangkan subjek penelitian ini kepala Puskesmas, Pengelola Program, Bidan desa. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustakan/data sekunder, penyebaran kuesioner, pengisian cek list dan wawancara terstruktur. Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan cara menyajikan data secara jelas dan terstruktur sehingga mudah dipahami untuk kemudian dianalisis, direduksi, dan diambil kesimpulan serta verifikasi. Hasil: Priogram KIA di Puskesmas Astambul sudah melampaui target sasaran yang ditetapkan secara kuantitas. Aksesbilitas pelayanan persalinan sudah naik meski distribusi tenaga kesehatan belum merata dan kepercayaan masyarakat dan faktor sosial ekonomi membuat masih ada yang mencari pertolongan persalinan ke dukun. Untungnya sudah terjalin antara bidan dengan dukun dan pengelola KIA, serta kemitraan pengelola program, bidan, dukun, keluarga, tokoh masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Namun, secara kualitas masih terdapat beberapa kelemahan antara lain kualitas sdm yang masih kurang, karena minimnya pelatihan yang diikuti, peralatan yang kurang lengkap, dan sedikitnya perhatian maupun supervisi berkala dari dinas kesehatan. Kesimpulan: Hanya satu indikator MPS yang terpenuhi, yakni cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (93%) secara kuantitas. Tetapi, secara kualitas masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal pelayanan, aktif dan upaya KIE serta revitalisasi pencatatan dan pelaporan. Dinas Kesehatan sebaiknya lebih meningkatkan kapasitas manajemen pengelolaan program termasuk kendali mutu, pengembangan SDM yang lebih berkualitas melalui pelatihan, melengkapi peralatan standar, peralatan kegawatdaruratan dan mengembangkan Puskesmas Astambul sebagai PONED, pemberian perhatian dan motivasi agar bidan mampu berperan lebih aktif dan KIE sesuai kondisi masyarakat, serta lebih menggalang kemitraan dengan pemerintah pusat dan sektor swasta.

Background: Indonesia placed the top rank of Maternal Mortality among other South East Asia countries that was 343 of 100 000 live birth in 1997. There had been some obstacles in implementation of Safe Motherhood Programs since 1988. Thus, adapted WHO strategy “Making Pregnancy Safer Initiative” that stated in 2000, this study tried to evaluate the implementation of Maternal Perinatal Health Program of Astambul Puskesmas within MPS strategic approaches. Methods: A case study with various methods of data collection, including references study, questionnaires and interviews with dukun, village midwives, program manager of Astambul Public Health Center, and local heath district. The unit of analysis were program and Astambul Public Health Center as the management point of the program. Qualitative data analysis consists of coding and classification to identify core category which then was evaluated within the approaches of MPS initiative strategy. Results: The study showed that implementation of Maternal and Perinatal health Program in Astambul Public Health Service quantity had achieved targets of indicators determined. There had been adequate obstetric accessibilities, good partnership between dukun, village midwives, and Astambul Public Health Center, and full support of the family, community leaders, and private sectors. However, the quality of some sectors were still low that there were inadequate human resources training, incomplete facilities, and still no good enough attention and supervision from the Health District. Conclusions: the only MPS indicator have been met, there is delivery aids range by health workers (93%) quantitatively. Therefore, its qualitatively had to improved especially in active service, and KIE effort and administration revitalization anda reporting. Health Agency best to improving the capacity of program management included quality control, resources development more ;qualitatively through a training, completity standard equipments, and developing Astambul Public Health service as PONED, improve the capacity management, actively health attendants, and upgrading the Counseling, Information, and Education efforts within full support of local and national government, community leader, and private sectors.

Kata Kunci : Manajemen Kesehatan,Program MPS, Decreasing AKI and AKB effort, maternal and perinatal health service quality


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.