Strategi perencanaan pembangunan hutan pada lahan bekas tambang batubara :: Studi kasus di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
FAUZI, Hamdani, Prof.Dr.Ir. H. Hasanu Simon
2006 | Tesis | S2 Ilmu KehutananPenelitian ini bertujuan merumuskan perencanaan pembangunan hutan untuk ikut memecahkan permasalahan pembangunan wilayah akibat penambangan batubara dengan menerapkan paradigma social foresrty melalui pendekatan Forest Resource Management dan Forest Ecosystem Management. Penelitian dilaksanakan pada 5 (lima) satuan wilayah pengelolaan (SWP) kawasan bekas tambang batubara di Kabupaten Tapin yaitu SWP I (Desa Pantai Cabe), SWP II (Desa Sidomukti, Binuang, Rantau Bujur), SWP III (Desa Tarungin), SWP IV (Desa Bitahan Baru) dan SWP V (Desa Pulau Pinang). Metode yang digunakan dalam penelitian berdasarkan pada pendekatan analisis sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi sistem pembangunan wilayah sebagai akibat kegiatan penambangan batubara adalah (a) terjadinya kerusakan lingkungan pada kawasan lindung dan kawasan produksi seluas 1.071 ha; dan (b) potensi meningkatnya pengangguran, hilangnya kesempatan berusaha dan pendapatan daerah karena perusahaan pertambangan akan berhenti beroperasi seiring dengan habisnya ijin pertambangan hingga tahun 2030; dan (3) tidak adanya perencanaan pembangunan hutan pada kawasan tersebut. Model pembangunan hutan yang direkomendasikan adalah perlunya perencanaan pemantapan kawasan yang diakui para pihak, perencanaan organisasi wilayah yang mengelola dan memantau pembangunan hutan lahan bekas tambang batubara dengan melibatkan seluruh stakeholders terkait (Instansi Bappeda, Kehutanan, Perkebunan, Pertambangan, Perguruan Tinggi, LSM, Pengusaha Tambang dan Masyarakat), rehabilitasi lahan sebelum revegetasi melalui konservasi sipil teknis, dan rekayasa pembangunan tanaman melalui penerapan Management Regime (MR) V untuk kawasan lindung dengan jenis tanaman unggulan kemiri, MR I untuk kawasan hutan produksi dan hutan rakyat dengan jenis tanaman unggulan sungkai dan gaharu, dan MR II untuk kawasan budidaya pertanian dengan jenis tanaman unggulan karet dan pisang.
This research aimed to formulate the planning of forest development to follow to solve the regional development problems because of coal mining by applying paradigm of social foresrty through approach of Forest Resource Management and Forest Ecosystem Management. This research was executed at 5 ( five) set of management region area at excoal- mine in Regency Tapin that is SWP I (Pantai Cabe Village), SWP II (Sidomukti, Binuang, Rantau Bujur Village), SWP III (Tarungin Village), SWP IV (Bitahan Baru Village) and SWP V (Pulau Pinang Village). The Method that used in research was pursuant within approach of systems analysis dynamic. Result of research indicated that the problems faced by the regional development system as effect of activity of coal mining was (a) the happening of environmental damage at protection area and production area for the width of 1,071 ha; and ( b) potency of the increasing of unemployment, loss of opportunity try and area earnings of because mining company will desist to operate along with ending of mining concession till year 2030; and (c) inexistence of planning of forest development at the area. Model the forest development recommended was the importance of planning of area stabilization confessed by every stakeholders, organizational planning of region managing and watching for forest development at ex coal mined by entangling relevant stakeholders (Bappeda, forestry, plantation, mining, college, NGO, mining company and community), land rehabilitation before of revegetation through technical civil conservation, and strategy of plant development passing applying of Management Regime (MR) V for the protected area with the pre-eminent crop type of (Peronema canescens) and gaharu (Aquilaria malacensis), and MR II for the agriculture area with the pre-eminent crop type of rubber (Hevea brasiliensis) and banana (Mimosa spp).
Kata Kunci : Perencanaan pembangunan hutan, lahan bekas tambang batubara, social forestry, Forest planning development, ex coal mined area