Laporkan Masalah

Hubungan pertumbuhan bibit dengan hasil pucuk beberapa klon teh

ASBUR, Yenni, Prof.Dr.Ir. Didik Indradewa, Dip.Agr.St

2006 | Tesis | S2 Agronomi

Peningkatan hasil pucuk teh dapat dicapai melalui penanaman klon-klon unggul. Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang hasil pucuknya baru dapat dipetik pada saat tanaman berumur ± 5 tahun, sehingga supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan bibit yang akan ditanam, perlu dilakukan penelitian mengenai penciri bibit yang bagaimana nantinya akan mempunyai hasil pucuk yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan pertumbuhan bibit dilihat dari pertumbuhan tajuk dan perkembangan sistem perakarannya dengan hasil dari beberapa klon teh. Penelitian dilaksanakan di Perkebunan teh PT. Pagilaran, Kabupaten Batang dari bulan Juni 2005 dan berakhir bulan Maret 2006. Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan percobaan lapangan yang menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan dan 12 klon teh sebagai perlakuan, yaitu Klon TRI 2025 (kontrol), GMB 1, GMB 2, GMB 3, GMB 4, GMB 5, GMB 6, GMB 7, GMB 8, GMB 9, GMB 10, dan GMB 11, sedangkan data sekunder merupakan data hasil beberapa klon teh selama empat tahun (1997-2000). Parameter yang diamati pada data primer adalah pertumbuhan bibit saat 6 dan 9 bulan, meliputi tinggi bibit, luas daun, luas per daun, jumlah daun, panjang akar, luas permukaan akar, distribusi sistem perakaran, bobot kering akar, tajuk dan bibit, nisbah akar-tajuk, laju pertumbuhan nisbi akar dan tajuk serta laju asimilasi bersih. Pada data sekunder, data yang diambil merupakan data komponen hasil pucuk teh tanaman menghasilkan yang meliputi bobot total pucuk teh, bobot segar pucuk peco dan pucuk burung, jumlah total pucuk teh, jumlah pucuk peco dan pucuk burung, serta bobot per total pucuk teh, bobot per pucuk peco dan per pucuk burung. data dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, apabila ada beda nyata dilanjutkan dengan uji beda berjarak Duncan (DMRT) pada taraf beda nyata 5%. Untuk melihat bentuk hubungan sederhana antar variabel pengamatan dan antara komponen pertumbuhan bibit dengan komponen hasil pucuk tanaman teh menghasilkan dilakukan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri-ciri bibit yang diprediksi mempunyai hasil pucuk tinggi adalah bibit dengan bobot kering akar berkisar antara 1,88 gram – 3,95 gram, panjang akar berkisar antara 16,30 m - 23,77 m, luas permukaan akar berkisar antara 3,42 m2 - 5,28 m2, bobot kering bibit berkisar antara 3,77 g – 5,59 g, tinggi bibit berkisar antara 27,82 cm – 36,02 cm dan jumlah daun berkisar antara 7 sampai 9 daun, sedangkan luas daun dan luas per daun bibit tidak dapat digunakan untuk memprediksi bibit yang nantinya mempunyai hasil pucuk tinggi.

Increasing shoot yield of tea could reach through pre-eminent clones planting. Tea is annual plant which its shoot yield can be plucked after 3 years, so that don’t happened mistake in election of seedling were planted, require were conducted research about seedling predicted will have higher shoot yield. The research aimed to study the relationship seedling growth, seen from growth of shoot and its root system, with yield of some tea clones. The research was done at Pagilaran tea plantation, Batang district from June 2005 to March 2006. The research used two types of data, that were primer and seconder data. Primer data represent field experiments that arranged in the RCBD (Randomized Complete Block Design) with 3 replications of 12 tea clones as treatment i.e.: clones TRI 2025 (control), GMB 1, GMB 2, GMB 3, GMB 4, GMB 5, GMB 6, GMB 7, GMB 8, GMB 9, GMB 10, and GMB 11, while seconder data represent data yield of some tea clones during 4 years (1997 – 2000). Parameters observed were seedling high, leaf area, leaf per area, leaf number, root length, root surface area, root distribution system, root, shoot and seedling dry weight, root-shoot ratio, root and shoot growth rate relative and net assimilation rate. Yield components were total, peco and burung shoot fresh weight, total, peco and burung shoot number, total shoot per fresh weight, peco shoot per fresh weight and burung shoot per fresh weight. Data were analyzed by variance analysis methods, and the means of parameters were separated by using DMRT with 5% level of difference. Correlation and regression coefficients were examined to determine the relationship between each parameter and with yield components. The result showed that seedling predicted will have higher shoot yield were those have root dry weight ranged from 2,32 gram to 3,32 gram, root length ranged from 16,30 m to 23,77 m and root surface area ranged from 4,01 m2 to 5,01 m2, seedling dry weight ranged from 3,77 g to 5,59 g, high seedling ranged from 27,82 cm to 36,02 cm and number of leaves ranged from 7 to 9 leaves, while leaf area and leaf per area couldn’t used to prediction.

Kata Kunci : Tanaman Teh,Pertumbuhan Bibit,Hasil Pucuk, clones tea, seedling growth, shoot yield


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.