Evaluasi analisis semen Pascaoperasi Palomo pada pasien varikokel

BARAJA, Sakinah, dr. H. Prawito Singodimedjo, SpB,SpU

2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar Belakakang: Infertilitas adalah suatu keadaan tidak mampu terjadi kehamilan selama satu tahun pada pasangan suami istri yang berhubungan seksual aktif tanpa memakai alat kontrasepsi ( WHO, 1995). Penyebab terbanyak infertilita laki-laki adalah varikokel yaitu sebanyak 35%. Varikokel adalah pelebaran dan berkelok-keloknya vena testikularis pada plexus pampiniformis. Didapatnya peningkatan suhu testis pada penderita dengan varikokel mengakibatka perubahan kualitas analisis semen. Operasi Palomo adalah ligasi tinggi vena spermatika interna yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas analisis sperma. Bahan dan cara : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif pada 36 kasus varikokel yang dilakukan ligasi tinggi vena spermatika interna yang dilakukan di RS. Sardjito antara Januari 2000 sampai Maret 2005. Analisis semen dilakukan seebelum operasi dan minimal 3 bulan setelah operasi. Data dianalisis dengan memakai t-test untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah intervensi, dengan standar korelasi p< 0,05. Hasil : Terbanyak usia pasien antara 25 dan 52 tahun. Kasus terbanyak varikokel derajat dua (55,56%) dan varikokel sinistra ( 72,22%). Didapatkan perbaikan pada 15 (41,,67%) pasien dengan oligoastenoteratospermia preoperasi menjadi 2 (5,56%) pasien dengan oligoastenoteratospermia pascaoperasi, 14 (38,89%) pasien dengan oligoastenospermia preoperasi menjadi 11 (30,55%) pasien pascaoperasi, dengan rincian 8(22,22%) pasien dari oligoastenoteratospermia dan 3 (8,33%) pasien dari oligoastenospermia. Pasien dengan astenoteratospermia 1 (2,27%) pasien preoperasi menjadi 5 (13,87%) pasien pascaoperasi dengan rincian 1 (2,27%) pasien oligoastenoteratospermia, 2 (5,56%) pasien oligoastenospermia, 1 (2,27%) pasien astenospermia dan 1 (2,27%) pasien normospermia. Pasien dengan oligospermia 1 (2,27%) pasien pada pascaoperasi sebelumnya mengalami oligoastenospermia. Pasien dengan astenospermia 4(1,11%) pasien preoperasi menjadi 15(41,67%) setelah operasi pascaoperasi yang tadinya mengalami oligoastenoteratospermia 3 (8,33%) pasien, oligoastenospermia 7 (19,44%), 4(1,11%) pasien astenospermia dan 1 (2,27%) pasien normospermia. Pasien dengan normospermia 2 (5,56%) pada pascaoperasi sebelumnya mengalami oligoastenoteratospermia 1(2,27%) pasien dan oligoastenospermia 1(2,27%) pasien. Perbaikan pada konsentrasi spermatozoa 86,86%, secara statistik bermakna dengan p=0,001. Perbaikan motilitas spermatozoa 19,02%, yang secara statistik tidak bermakna dengan p =0,073. Sedang perbaikan pada morfologi spermatozoa 59,44% dengan p=0,002, secara statistik bermakna. Kesimpulan : Ada perbaikan yang bermakna pada konsentrasi dan morfologi spermatozoa. Sedang pada motilitas tidak menunjukkan perbaikan yang bermakna.

Objevtives: Infertility is inability of sexual active, non contracepting couple to achieve pregnancy in one year (WHO,1995). Thirty five persent of male infertility was caused by vaicoclele. A varicocele is defined as dilatated and tortuorus veins with in the pampiniform plexus. Exchange of heat in the testicular of varicocle patient would made exchange in sperm analyse. Palomo procedure is high ligation of internal spermatic vein in varicocele patients and the aim is to make normal sperm analyse. Patient and methods: This study is a descpriptive retrospective study with 36 varicocele patiens who underwent high vasoligation in Sardjito Hospital between January 2000 and March 2005. Semen analysis was made before surgery and minimal 3 mounths post surgery. Data were analysed using t-test to know the difference before and after intervention, with correlation test p< 0,05. Result : Patients were between 25 and 52 years of age. Most of cases was second degree (55,56%) and left sided varicocele ( 72,22%). And most patient evaluate sperm analyse in 3 – 6 mounths after surgery. There were 15(41,67%) patients with oligoastenoteratospermia before surgery become 2(5,56%) with oligoastenoteratospermia after surgery, 14(38,89%) patients with oligoastenospermia before surgery become 11 (30,55%) patients, 8(22,22%) patients from oligoastenoteratospermia and 3 (8,33%) patients from oligoastenospermia. Group with astenoteratospermia 1 (2,78%) patient before surgery and 5 (13,89%) after surgery from group with oligoastenoteratospermia 1(2,78%), 2(5,56%) oligoastenospermia, 1(2,78%) astenospermia, 1(2,78%) patient normospermia. Group with oligoastenospermia 1(2,78%) patient from oligoastenospermia before surgery. Group with astenospermia 4(11,,11%) patients before surgery and 15 (41,67%) after surgery from oligoastenoteratospermia 3(8,33%), oligoastenospermia 7(19,44%), 4(11,,11%) patients astenospermia and 1(2,77%) patient normospermia. Group with normospermia 2(5,56%) patients after surgery from oligoastenoteratospermia, oligoastenospermia. Increase in spermatozoa concentration was in 86,86%, it was statistically significant with p=0,001. Increase spermatozoa motility was 19,02%, it was statistically not significant p=0,073. And increase normal morphology spermatozoa was 59,44% with p=0,002, statistically significant. Conclusion : After surgery, there were significant increase in sperm concentration and normal morphology spermatozoa. Spermatozoa motility did not show a significant increase.

Kata Kunci : Operasi Palomo, Analisis Semen, Varikokel, Varicocele, Palomo procedure, semen analysis.