Laporkan Masalah

Model konsepsual pengelolaan air kotor (Sewage) di pemukiman padat wilayah perkotaan Kartamantul dari aspek kelestarian lingkungan :: Studi kasus di Kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta

SOMAD, Muhammad Ridwan, Prof.Ir. A. Djunaedi, MUP.,PhD

2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Buangan air kotor atau limbah domestik rumah tangga (sewage) di pemukiman padat perkotaan wilayah Kartamantul khususnya yang berada di Kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedongtengen ditangani dengan menggunakan saluran asseinering (sistem jaringan terpusat/off-site sanitary system), di mana proses pembuangan, pengolahan dan pemanfaatan limbah dilakukan di luar sumbernya dengan menggunakan jaringan perpipaan (sewer) dan diolah dalam satu sistem IPAL. Berdasarkan sumbernya, limbah domestik tersebut diklasifikasikan menjadi black water (buangan limbah dari WC/toilet) dan gray water (buangan limbah dari kamar mandi/dapur), dan secara teknis dialirkan ke dalam satu saluran yang sama (tidak terpisah) menuju sistem IPAL. Dalam sistem pengelolaan sanitasi lingkungan, ada dua macam sistem, yaitu sistem jaringan terpusat (off-site sanitary system) dan sistem setempat (on-site sanitary system; di mana proses pembuangan, pengolahan dan pemanfaatan dilakukan di sekitar sumber limbah). Permasalahan limbah di Kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedongtengen merupakan proses pembelajaran sos ial (social learning ) bagi masyarakat setempat khususnya dan umumnya bagi warga Kecamatan Gedongtengen sekitarnya. Untuk mewujudkan perilaku yang artifisial dalam rangka membangun paradigma baru dapat dilakukan melalui pembelajaran sosial dari pengelolaan buangan air kotor (sewage) sebagai sumberdaya yang berbasis pada konsep kelestarian lingkungan. Proposed model (model untuk kawasan kota pemukiman padat, kawasan pusat perda gangan dan jasa, kawasan sempadan sungai/pantai yang telah beralih fungsi, kawasan lahan yang memadai, dan kawasan lahan pertanian) yang ditawarkan dalam penelitian ini, merupakan suatu solusi terhadap permasalahan lingkungan dan usaha pemanfaatan limbah domestik dari perspektif perencanaan (rekayasa teknis dan rekayasa sosial) serta penyederhanaan kerangka berpikir (persepsi dan konsepsi) bagi masyarakat untuk memahami arti penting air kotor sebagai sumberdaya . Hal ini dibelatarbelakangi oleh kondisi yang berbeda antara teoritis (literatur) yang menyatakan limbah domestik sebagai sumberdaya dan empiris (masyarakat) menyatakan sebagai sesuatu yang kotor/jijik/septic, dan sumber masalah.

Domestic sewage in densely inhabited settlements in Kartamantul urban areas especially in Sosromenduran village, Gedongtengen sub-district is managed by applying asseinering (off site sanitary) system, in which the processes of disposing, processing, and utilizating sewage take place outside the source chanelled through sewer network, and processed under one water treatment plant system. According to its source, domestic sewage is classified into black water (disposal from toilet) and grey water (disposal from washing/kitchen) which are flowed into one sewerage (channel) ending at an water treatment plant system. There are two systems under the system of sanitary process, namely off-site sanitary system and on-site sanitary system (where the processes of disposing, processing, and utilizing sewage take place around the source. Sewage-related problems in Sosromenduran village, Gedongtengen sub-district serves as a social learning for local community in particular and Gedongtengen subdistrict society in general. In order to create artificial behaviors with the purpose of building a new paradigm, the efforts may be accomplished through social learning of managing sewage as a resource based on the environment conservation concept. The conceptual model (for urban area with densely inhabited settlement, service and commercial center, changing function of embankment, adequate cultivation zone, and agriculture zone) proposed in the research is a solution for environmental problem and effort of domestic sewage utilization from the planning perspective (technical engineering and social engineering) and simplification of thinking framework (perception and conception) for the society in order that they understand the important value of dirty water as resource. The underlying bacground is the different perspective between the theory (literature) that regards domestic sewage as resource and the empirical fact (society) that regards it as septic and source of problems.

Kata Kunci : Pemukiman Padat,Pengelolaan Air Kotor,Kelestarian Lingkungan, sewage, black water, grey water, resources, conceptual model


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.