Pengelolaan lingkungan pantai peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) sebagai objek ekowisata di Suaka Margasatwa Jamursba Medi Distrik Sausapar Kabupaten Sorong
BONEPAI, Harun, Dr. Sunarto, MS
2006 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan LingkungaSalah satu kebiasaan masyarakat berburu dan mengambil telur penyu belimbing (Dermochelys coriacea), berdampak pada populasinya semakin berkurang. Oleh karenanya, penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap kerusakan habitat, pengurangan populasi penyu belimbing (Dermochelys coriacea), kebiasaan masyarakat setempat, dan responnya terhadap keberadaan habitat dan penyu. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung upaya pengelolaan lingkungan tersebut dan sebagai salah satu dasar perencanaan objek ekowisata. Penelitian dilakukan di pantai Jamursba Medi, Distrik Sausapor, Kabupaten Sorong. Pengumpulan data primer menggunakan metode survei, dengan teknik wawancara terhadap responden, yakni seluruh kepala keluarga (55 KK) yang ditentukan secara sensus di dua Kampung Saubeba dan Warmamedi. Disamping itu data primer dikumpulkan secara observasi langsung di lapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait. Analisis data menggunakan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis secara deskriptif hubungan antara ciri sosial ekonomi, dengan persepsi masyarakat terhadap keberadaan habitat dan perilaku penyu belimbing. Analisis deskriptif untuk menjelaskan keterkaitan antara lingkungan biofisik dan budaya masyarakat dengan pengelolaan potensi ekowisata. Dari hasil penelitian ini dapat ditunjukkan, bahwa sebagian habitat penyu belimbing (Dermochelys coriacea) telah rusak dan terancam kerusakan. Hal itu disebabkan dekatnya habitat dengan perkampungan, dan pemanfaatan sebagian pantai berpasir untuk aktifitas HPH. Populasi penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang mendarat dan bertelur di pantai ini menurun drastis. Penurunan jumlah penyu belimbing dari antara 100-150 ekor (tahun 1980) menjadi 30-50 ekor per malam pada musim penyu bertelur (tahun 2005). Penurunan populasi penyu disamping akibat habitat terganggu, juga diakibatkan oleh penangkapan penyu dan pengambilan telur penyu tidak terkendali, akibat penangkapan ikan di sepanjang pantai, serangan predator terhadap telur penyu dan tukik, dan pemasangan peneng (tag) punggung penyu dan alat transfometer. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat, masih sangat sederhana (tradisional). Namun pengetahuan masyarakat tentang habitat dan penyu belimbing sangat tinggi, akibat pengalaman dari kebiasaan penangkapan penyu dan pengambilan telurnya secara illegal. Meskipun penangkapan penyu dan pengambilan telur saat ini dilarang, masyarakat berpendapat bahwa penyu belimbing (Dermochelys coriacea) tetap akan menguntungkan; selama mereka memperoleh kompensasi kegiatan (pekerjaan) yang sebanding dengan keuntungan jika memanfaatkan penyu dan telurnya. Kondisi habitat, populasi penyu dan perilaku bertelur, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya, berpotensi besar untuk dasar pengelolaan ekowisata di Kawasan Pantai Jamursba Medi.
The decreasing of Dermochelys coriacea population usually is an impact of people activities such as its hunting and taking away of its egg. Therefore, a research has conducted to reveal the number of Dermochelys coriacea population and it’s habitat degradation, the local people habit and response to its existence. The research aim are to support the environment management as a basic ecotourism object planning. This research carried out in Jamursba Medi Coastal Area, Sausapor District, Sorong Regency. Survey method employed in this research. Primary data was collected from 55 respondents are the whole of household heads who live in the Saubeba and Warmamedi villages. The measurement of local people knowledges and people responses on the Dermochelys coriacea habitat are performed through interview technique. Biophysical of habitat and Dermochelys coriacea behaviour data was collected by direct observation in the field. Data analysis makes use of frequency and cross tabulation, besides qualitative description technique. The result of research shows that several most of Dermochelys coriacea habitat is degradation and threatened with deterioration especially by logging activity. Because of that, the landing and egg laying of Dermochelys coriacea population at the shore are drastically decreasing. The landing and egg laying of Dermochelys coriacea population every night on egg season in 1980 was about 100-150 turtles. However, in 2005 the landing and egg laying of Dermochelys coriacea population are only about 30-50 every night on egg season. Decreasing of those Dermochelys coriacea population, besides as an impact of the habitat degradation is also influenced by several factors especially uncontrolled of turtle hunting and egg robbing by people and predators, and the impact of fishing. This research is also finding out that the most of the socioeconomic of local people is still quiet traditional. However, the local people knowledge about the habitat and the turtle behaviour is too high, as a result of their experiences on illegal turtle hunting and egg turtle robbing. Though thoes activities is forbiden for regulating and coservation nowadays, however their be of a certain opinion that Dermochelys coriacea is exceptionally beneficial to the local people, as long as they are given compensation such as occupation. The habitat, population, and the behaviour of Dermochelys coriacea, and the socio economic and traditional culture of local people in the arround of habitat, are high potential for planning of basic environmental management ecotourism object in Jamursba Medi Coastal Area.
Kata Kunci : Pengelolaan Lingkungan,Suaka Margasatwa,Peneluran Penyu Belimbing,Ekowisata, Habitat and Decreasing of Dermochelys Coriacea Population, Socioeconomic of Local People, and Environmental Management of Ecotourism Object