Adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan permukiman akibat aktivitas industri logam rumah tangga di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal
ADAM, Juli Iqbal, Prof.Dr. H. Hadi Sabari Yunus, MA
2006 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganLokasi penelitian adaptasi masyarakat ini berada di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan konsep adaptasi untuk menjelaskan karakteristik perilaku masyarakat yang bertempat tinggal di lingkungan permukiman yang tidak sehat akibat aktivitas industri logam rumah tangga. Desa Penelitian dibagi menjadi 5 Sampling Area untuk mempermudah memahami tata ruangnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan perubahan sosial dan pola adaptasi; (2) mengkaji faktor-faktor yang menentukan pola adaptasi dan; (3) mengkaji sejauhmana proses adaptasi masyarakat. Adaptasi berkaitan dengan respon, oleh karena itu perspektif persepsi dan perilaku adalah penyusun kerangka adaptasi ini. Metode penelitian adalah kombinasi kualitatif dan kuantitatif dengan prinsip trianggulasi dan menggunakan pendekatan ekologi manusia. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan metode survai dan menggunakan alat kuesioner. Metode Penyebaran kuesioner adalah propotional random sampling. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 100 orang, 12 orang diantaranya dilakukan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keberhasilan adaptasi ekonomi masyarakat dalam membentuk satuan permukiman industri dan perdagangan. Aktivitas industri logam rumah tangga ini menimbulkan pencemaran dan polusi yang menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan permukiman. Berdasarkan pembahasan perspektif persepsi diperoleh bahwa sebagian besar responden (92%) mengaku mendapat manfaat ekonomi dari keberadaan industri logam rumah tangga, dan sebagian besar responden (82%) merasa terganggu. Fenomena ini dapat menjelaskan bahwa faktor vested interest adalah berpengaruh sehingga sebagian besar (61%) tidak setuju terhadap rencana relokasi semua industri logam rumah tangga. Perilaku masyarakat (sistem kognisi) dalam penanganan limbah/sampah dan buang hajat makin memperburuk kualitas lingkungan hunian. Faktor pengetahuan masyarakat adalah rendah ditunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi masyarakat pada pertemuan desa. Berdasarkan pembahasan mengenai pola adaptasi, perilaku “coping†makin intensif dan menghasilkan 6 bentuk coping yang berhasil diidentifikasi. Pola kedua adalah adjustment, didapatkan bahwa pengorganisasian masyarakat untuk menata lingkungan permukimannya masih lemah, namun terdapat potensi untuk meningkatkan daya adaptasi terutama pada organisasi keagamaan dan lembaga informal lainnya. Pola adjustment ini juga dapat dipakai untuk mengelola konflik masyarakat jika resistensi masyarakat terhadap aktivitas industri logam rumah tangga makin meningkat. Analisis statistik regresi linear (regresi ganda) pada akhirnya makin memperkuat hipotesis tentang faktor-faktor determinan yang bekerja pada proses-proses lingkungan sosial permukiman di Desa Pesarean. Faktor-faktor tersebut adalah: sistem kognisi, pengetahuan dan kepentingan.
The research was located in Pesarean village, Adiwerna district of Tegal regency. It employed a concept adaptation to account for the characteristics of people behaviour living in the unhealthy settlements’ environment as a result of home metal industry activities. The area of research was divided into 5 zones to facilitate understanding the spaces. The objective of the research was (1) to describe the social change and adaptation patterns; (2) examine the factors which determine the patterns; and (3) study how far the adaptation process goes. Since adaptation was related to response, perception and behaviour perspective were the supporting elements of adaptation frame. The research methods combined qualitative and quantitative using triangulation principle and human ecology approach. Data collection for quantitative method was conducted by survey method and questionnaire. The questionnaire were distributed using was 100, 12 of whom were given indepth interview. The result of this research showed the success of economic adaptation of people in forming unit of industrial settlements and trade. The activities of home metal industry brought about corruption and pollution which caused negative impacts on the environment of the settlement. Based on the discussion on perception perspective, it was revealed that most respondents (92%) admitted gaining economic advantages out of the industry while other respondents (82%) felt distracted. The fact explained that vested interest was influential so that most (61%) disagreed the planning for relocation of all industry. People’s behaviour, especially their cognitive system in handling sewage and excretion worsened the quality of the environment. People’s knowledge was also meager indicated by the lower level of education and participatory level of people in the village meeting. Based on the discussion regarding adaptation patterns, coping behaviour was more intensive and produced 8 types coping being identified. The second pattern was adjustment. It was discovered that people organization to plan their environment was weak. However, there was a potential to develop adaptation power, especially in religious and other informal organizations. Adjustment pattern was also employed in managing people conflicts when people’s resistance againts metal industry increased. Multi regression statistic analysis eventually strengthened hypothesis regarding determinant factors which operated in the adaptation power. They were cognitive system, knowledge and vested interest
Kata Kunci : Lingkungan Hidup,Industri Logam,Adaptasi Masyarakat,social changes, home metal industry activities, patterns adaptation, power adaptation